Sudah seyogyanya jika dalam diri anak ditanamkan satu kepercayaan
pada kemampuannya untuk membuat suatu keputusan sendiri dan untuk
melakukan pilihan sendiri. Di samping itu anak haruslah diberi
kesempatan untuk menempuh sesuatu resiko. Dengan demikian si anak
akan berkembang dengan baik.
Anak pada umumnya dapat dengan mudah dipimpin dan diarahkan jika
ia sendiri mempunyai kepercayaan terhadap orang-orang disekitarnya
(keluarganya, gurunya, atau pun teman-temannya), dan jika orang-
orang tersebut menunjukkan bahwa mereka menghormatinya dan
menghargai kesanggupannya.
Berdiri di atas kaki sendiri dapat diartikan sebagai keinginan untuk
menguasai dan mengendalikan tindakan-tindakan sendiri, serta bebas
dari pengendalian luar. Sebenarnya tujuan dari berdiri sendiri hanya
bisa dicapai jika anak itu diberi banyak kesempatan untuk mencoba
dan menjelajahi berbagai kesukaran dan resiko, namun tentunya masih
dalam batas-batas tertentu. Guru yang bijaksana tidak akan terlalu
banyak membantu atau melakukan sesuatu bagi murid-muridnya, selama
sesuatu itu dapat dilakukan oleh anak itu sendiri.
Suatu keseimbangan yang layak antara kebebasan pribadi pembatasan
dalam kehidupan seorang anak adalah menjadi hakekat dari
pendisiplinan dan merupakan suatu pertanda dari orangtua dan guru
yang baik. Umumnya suatu kesukaran yang dihadapi dalam hal ini,
bahwa orangtua maupun guru biasanya tidak menyadari kematangan atau
kesediaan seorang anak untuk tingkat perkembangan berikutnya yang
lebih tinggi. Sebagai suatu akibat, kita cenderung untuk menjadi
terlalu lambat dalam memberi suatu kebebasan.
Adalah sangat bijaksana apabila kita sebagai orangtua dan guru dapat
bersifat realistik dalam menghadapi pengalaman baru yang akan
dihadapi seorang anak. Seperti juga halnya yang dilakukan oleh
seorang ayah dan seorang ibu yang sedang menunggu keberangkatan
putrinya yang berusia sepuluh tahun, menuju ke sekolahnya.
Perjalanan ini sebenarnya cukup jauh bagi seorang anak, namun dengan
naik kendaraan umum, jarak yang dua puluh lima kilometer itu hanya
ditempuh tidak lebih dari tiga puluh menit. Bagi anak tersebut,
perjalanan ini adalah untuk pertama kalinya dilakukan seorang diri,
namun dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri seperti orang yang
sudah biasa bepergian, anak itu segera mencari tempat duduknya,
duduk dengan tenang sambil membuka majalah anak-anak yang dibawanya.
Secara resmi ia telah memulai perjalanannya sendiri.
Seiring dengan pertambahan usia, rasa ingin tahu seorang anak,
terhadap dunia sekelilingnya, akan semakin bertambah pula. Semua
ini ditunjang oleh perkembangan ketrampilan dan perkembangan yang
dialaminya. Perasaan ingin tahu akan mendorong seorang anak untuk
melakukan penjelajahan terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya,
walaupun terkadang penjelajahan ini menempuh suatu resiko yang amat
berat.
Dalam melakukan penjelajahan, si anak tentu berharap, agar ia
memperoleh suatu hasil yang dapat memuaskan rasa ingin tahunya.
Tetapi karena kemampuannya masih sangat terbatas, terkadang ia
menjadi begitu kesal, karena tidak semua keinginannya dapat
terlaksana. Keinginan anak melakukan sendiri hal-hal yang belum ia
ketahui, sebenarnya merupakan awal dari keinginan untuk berdiri
sendiri. Jadi perhatikanlah bila anak mencoba atau berusaha
melakukan sesuatu. Bantulah ia bila perlu. Tetapi harus pula kita
ingat, bahwa cara memberi bantuan yang paling baik adalah dengan
membiarkan anak untuk berusaha sendiri. Perhatiannya terhadap
sesuatu mungkin hilang atau timbul, akan tetapi bagaimana pun juga
orangtua akan tetap merasa bangga bila sudah tiba saatnya seorang
anak mampu melakukan sendiri, dan lebih lagi bila kemampuannya itu
menjadi kebiasaannya setiap hari.
Suatu cara pendekatan yang lebih layak ialah dengan memperbesar
tingkat sifat berdiri sendiri anak-anak dengan bertahap, dengan
secara tetap memberi anak-anak itu kebebasan serta ketidak-
bergantungan yang lebih besar. Biarlah anak-anak untuk mengambil
suatu keputusan, jika mereka itu dapat meramalkan atau
memperhitungkan dan menaksir berbagai resiko yang mungkin timbul
dari perbuatan akibat keputusan itu.
Memberikan bantuan dengan petunjuk-petunjuk yang terlalu lengkap,
tidak akan dapat mendukung perkembangan seorang anak. Seorang guru
dapat lebih mempertebal percaya diri muridnya dengan memberinya
semangat. Misalnya: "Ya, tinggal sedikit lagi, ayo coba terus!",
"Wah, bagus sekali rumah-rumahannya", "Beben memang anak pintar!"
Dengan contoh di atas, maksudnya anak dibiarkan berusaha sendiri
sampai ia berhasil. Semua ini akan memperkuat rasa kepercayaannya
pada dirinya sendiri. Rasa ingin tahunya juga tetap menyala-nyala,
sehingga ia lebih bergairah lagi dalam mencari dan menemukan
pengalaman-pengalaman baru. Dan jika seandainya dalam penjelajahan
itu anak dihadang oleh berbagai masalah atau tantangan, ia tidak
akan gentar ataupun takut, ia akan berusaha menghadapi dan
mengatasinya dengan segala daya upaya.