Pengajaran Kristen (Sekolah Minggu) yang berhasil dimulai dari diri guru sendiri. Hal ini meliputi bakat, pribadi, persiapan dan hubungannya yang benar dengan Allah.
Teknik dan peralatan juga penting. Seorang guru yang baik mengetahui cara menggunakannya. Tetapi guru sendirilah yang menjadi kunci bagi keefektifannya dalam menyampaikan kebenaran rohani.
Guru akan banyak memberi kesempatan untuk menolong dan mempengaruhi kehidupan orang lain. Bagi guru, nilai-nilai kekal tercakup dalam pelayanannya dan gaya hidupnya yang akan terjalin dalam proses pengajaran yang diberikannya. Oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa untuk menjadi guru yang berhasil, guru harus memiliki panggilan dan kehidupan yang menunjang bagi tugas-tugasnya.
PANGGILAN GURU
Panggilan dan sasaran guru terdapat dalam kata-kata Kristus,
"Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu ... dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu ...."
(
Sasaran pendidikan ialah agar mereka diajar dapat "melakukan segala sesuatu" atau mempraktekkan apa yang diajarkan. Hal itu lebih dari pada mendengarkan saja dan meminta lebih banyak daripada menghafal beberapa kebenaran tertentu saja. Guru mengajar agar tercipta akibat-akibat tertentu dalam kehidupan para murid. Kristus sendiri tidak sekedar menanamkan pengetahuan saja dalam diri para pendengar-Nya. Pengajaran-Nya mengubah aktivitas-aktivitas mereka yang diajar-Nya. Maka di sinilah terdapat surat penetapan seorang guru yang diperoleh dari Tuhannya. Pelayanan mengajar ialah panggilan yang suci.
Kristus adalah teladan guru yang berhasil. Ada sesuatu yang telah diajarkan-Nya. Dia mengajar dengan penuh semangat dan wibawa. Dia memiliki keinginan dan sasaran seorang guru dan Dia telah mengilhami orang-orang Kristen dalam setiap generasi untuk mengajar orang lain.
KEHIDUPAN GURU
Setiap guru Kristen yang ingin dipakai oleh Allah menghadapi tiga pertanyaan penting:
Dalam pengajaran yang berhasil ada empat faktor penting yang secara langsung berkaitan dengan guru. Faktor-faktor tersebut meliputi pengalamannya sebagai orang Kristen, pengabdian kepribadiannya kepada Kristus, teladan gaya hidupnya, dan hubungannya dengan mereka yang diajar.
A. Pengalaman sebagai orang Kristen
Dalam arti yang paling sederhana dapat dikatakan bahwa mengajar ialah membagikan dengan orang-orang lain apa yang telah dialaminya. Untuk menyampaikan Kristus dan berita-Nya, guru harus mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya.
Ketika seorang pedagang terkenal diminta untuk menunjukkan beberapa tokoh pedagang, dia menyebutkan nama Paulus, Luther, Wesley, Whitefield, Spurgeon, dan Moody. "Orang-orang ini berhasil sekali sebagai pedagang," katanya, "karena mereka menaruh kepercayaan penuh pada perusahaan yang diwakilinya dan yakin sungguh bahwa barang-barangnya dibutuhkan. Hal ini menimbulkan keberanian dan semangat di dalam diri mereka, sehingga meminta dan memikat perhatian. Akibatnya mereka sibuk terus melayani pesanan."
Guru Kristen dewasa ini mewakili Kristus yang sama. Manusia masih membutuhkan Firman Allah. Demikian pula, keberhasilannya bergantung pada semangat guru untuk melaksanakan tugasnya, dan semangatnya itu akan sepadan dengan imannya.
B. Kepribadian
Seseorang yang menyerahkan dirinya kepada Allah menguatkan
kepribadiannya sendiri. Bakat dan kemampuannya diperkaya oleh Tuhan
dan Pencipta kehidupan. Kehidupan Paulus menjadi berguna dan efektif
karena penyerahannya kepada Yesus. Karena ia sendiri telah mengalami
kenyataan Injil itu, ia menjadi lebih terbuka tentang
kebutuhan-kebutuhan hidupnya sendiri (
C. Teladan
Teladan yang diberikan oleh seorang guru bisa bertentangan, atau menegaskan apa yang diajarkannya. Sikap guru dan hal-hal yang dikatakan dan dibuatnya -- meskipun tidak direncanakan -- sangat berkesan pada hati murid-muridnya. Inilah yang kadang-kadang dinamakan mengajar secara kebetulan, namun itu sangat penting.
Guru mungkin menekankan pentingnya Firman Allah, tetapi jika dia senantiasa mengajar dari buku pelajaran saja dan tidak membuka Firman Allah, maka dia menentang apa yang dikatakannya. Ia boleh mengajarkan bahwa memberi persembahan termasuk tindakan ibadah, tetapi jika ia dengan tergesa-gesa mengakhiri acara memberi persembahan, maka ia membatalkan ajarannya. Guru bisa berbicara mengenai cinta, tetapi jika ia bersikap tidak ramah terhadap rekan guru atau keluarganya sendiri ia tidak bisa mengharapkan hasil-hasil yang positif dari pengajarannya. Teladan guru merupakan bagian penting dari proses mengajar.
D. Hubungan
Faktor yang juga menentukan keberhasilan seorang guru ialah hubungan seorang guru dengan anak didiknya. Mengajar meliputi hubungan pribadi dan persahabatan yang akrab antara pengajar dan muridnya. Kasih seorang guru masih dikenang setelah fakta-fakta yang diajarkannya lama berlalu. Seorang guru tidak bisa berpura-pura menaruh perhatian terhadap kesejahteraan para muridnya, demikian juga kurangnya perhatian dari guru pasti akan ketahuan. Pemimpin muda yang kaya, yang menolak ajaran Kristus, masih membawa sertanya kepastian tentang kasih Kristus.
PENGETAHUAN GURU
Seorang guru yang baik menyadari pentingnya jabatan guru dan ia akan berusaha memenuhi persyaratan untuk jabatannya itu. Mereka yang menghargai kedudukan guru juga mengerti perlunya persiapan.
Orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari bidangnya serta menerapkannya. Seorang dokter tidak mungkin punya waktu untuk "membaca bukunya" dulu sementara nadi pasien terpotong dan darahnya, yaitu sumber hidupnya, mengalir keluar. Dokter itu harus mengetahui apa yang harus dilakukannya, kalau tidak akan melayanglah nyawa pasiennya. Satu kesalahan saja bisa mengakibatkan kematian. Demikianlah halnya, apabila seorang guru memberi bimbingan tentang kebenaran rohaniah.
Masa pengajarannya terlalu singkat. Setiap menit harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hanya guru yang terlatih dapat memanfaatkan saat-saat yang indah itu dengan sebaik-baiknya. Karena alasan inilah, setiap guru perlu mempunyai persiapan yang cukup dalam tiap-tiap bidang berikut ini.
A. Alkitab
Untuk bisa mengajarkan Alkitab secara efektif seorang guru harus memiliki pengetahuan yang praktis akan ke-66 kitab di Alkitab. Ia harus mengetahui semuanya, terutama apabila kitab-kitab itu berkaitan dengan Kristus. Dalam pengajarannya, Paulus seringkali menunjukkan Kristus sebagai teladan yang patut dicontoh. Dia tidak puas dengan mengemukakan prinsip-prinsip saja. Dia memberi contoh-contoh yang sederhana dari kehidupan Kristus untuk mendorong kehidupan Kristen.
Dewasa ini guru harus mengajarkan berita Firman Allah dengan setia
dan, sebagaimana halnya Paulus, harus mengajar dalam kuasa Roh. Dia
tidak terpanggil untuk mengajarkan sebagian dari berita Alkitab,
tetapi seluruh berita Alkitab. Hanya dengan cara beginilah ia bisa
mengubah hidup orang lain (
B. Pokok-pokok yang bertalian
Di samping pengetahuan Alkitab, seorang guru harus mengetahui pokok-pokok lain yang bertalian seperti ilmu bumi, sejarah, dan kebudayaan kuno Alkitab.
Guru harus mengenal sifat manusia pada umumnya dan khususnya sifat anak didiknya sendiri. Hanya dengan demikianlah ia dapat menemukan jalan masuk kepada kehidupan murid-muridnya. Seorang pendidik mengatakan, "Pikiran anak bagaikan sebuah benteng yang tak dapat direbut baik secara sembunyi-sembunyi maupun dengan kekerasan; tetapi selalu akan ada jalan pendekatan yang wajar dan sebuah gerbang masuk yang mudah, yang selalu terbuka bagi orang yang tahu cara menemukannya."
Dalam usaha untuk bisa mengerti anak didiknya, seorang guru harus peka terhadap kebutuhan kelasnya. Dia harus siap untuk menangani masalah-masalah disiplin yang diakibatkan oleh pimpinannya dan juga suasana rumah tangga yang tidak beres. Guru memerlukan kecakapan untuk berurusan dengan orang lain dan mengerti dengan betul masalah sosial yang luas yang dihadapi anggota kelasnya.
Guru harus mengambil manfaat dari setiap kesempatan untuk mengerti latar belakang dan keperluan murid-murid yang dididiknya. Buku-buku mengenai ilmu jiwa Kristen dapat memberikan pengetahuan dasar yang baik tentang ciri-ciri khas berbagai kelompok usia. Kemudian guru membangun atas pengertiannya yang luas ini dengan mengenal masing-masing muridnya melalui buku-buku catatan yang dimiliki atau melalui kunjungan ke rumah-rumah murid.
Penyelidikan yang luas membuktikan bahwa guru bisa lebih efektif dan mempunyai hubungan yang lebih baik dengan murid-murid, jika para guru tersebut mempunyai pengetahuan mengenai muridnya dalam lima bidang berikut ini: kesehatan, ketrampilan, ambisi, masalah-masalah khusus, dan lingkungan keluarga.
D. Teknik Mengajar
Buku pelajaran dan buku pedoman merupakan pertolongan yang sangat berharga, tetapi semuanya itu tidak bisa menggantikan seorang guru yang terlatih. Alat-alat peraga sangat efektif untuk memberikan keterangan, tetapi alat-alat peraga tidak akan berarti dibanding kecakapan seorang guru. Setiap pendeta akan bergembira menerima bantuan guru-guru Alkitab yang penuh pengabdian. Tetapi pengabdian dan pengetahuan Alkitab (walaupun sangat diperlukan) masih diperlukan hal ketiga, yaitu ketrampilan mengajar untuk membangkitkan dan memikat minat murid-muridnya.
E. Kondisi Dewasa Ini
Mengajar dilakukan dalam lingkup dunia tempat kita hidup; sosial, politik, ekonomi, agama, dan perorangan. Semua hubungan ini harus dimengerti oleh guru SM. Berita Alkitab harus dikaitkan dengan lingkungan di mana kita hidup sekarang ini. Soal-soal yang sedang terjadi sangat penting dan tak bisa dihindari atau diabaikan.
TANGGUNG JAWAB GURU
Tanggung jawab seorang guru dapat merupakan pekerjaan yang menyenangkan atau membosankan. Prosedur persiapan yang sistematis akan memperkaya seluruh pengalaman mengajar. Bila ketiga langkah berikut ini dilaksanakan, maka keefektifan persiapan dan pengajaran guru SM akan meningkat.
A. Sikap yang benar
Sikap guru dan tanggungjawabnya akan menentukan keberhasilannya. Ia menerima tugas mengajar bukan karena ada kebutuhan saja, tetapi karena Allah telah memanggilnya. Dalam mempraktekkan bakat mengajarnya dia melihat kemungkinan terjadinya perubahan dalam kehidupan orang-orang lain. Allah akan bekerja melaluinya untuk menyelesaikan misi gereja.
B. Persiapan Diri Sendiri
Jika fisik seorang guru baik, mentalnya sehat, kerohaniannya hidup, dan pandai bergaul, maka dia akan menemukan bahwa tugas itu menyenangkan dan memuaskan.
1. Waktu-waktu Tertentu Untuk Belajar
Setiap guru harus meluangkan waktu tertentu untuk mempersiapkan pelajaran. Mengajar itu begitu penting sehingga persiapan hendaknya jangan dilakukan kalau ada waktu luang saja.
2. Program Khusus Untuk Belajar
Seorang guru akan menghemat waktu dan bisa menyelesaikan lebih banyak hal apabila dia menetapkan pola belajar yang teratur dan jelas. Penelaahan Alkitab membuka banyak kesempatan yang menarik. Guru harus meneliti hal-hal penting yang berhubungan secara langsung dengan bahan pelajaran. Rencana prosedur yang teratur akan memungkinkan guru merampungkan lebih banyak hal dalam waktu yang telah ditentukan.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK