Aplikasi Komik Kitab Suci sangat cocok untuk anak-anak remaja karena cara penyajiannya yang lucu dan segar karena menggunakan bahasa yang sederhana dan gaul.
Ice Breaker ini digunakan untuk memecahkan kebekuan/kecanggungan
suasana antara anak-anak Sekolah Minggu dan anak-anak lain
(pengunjung baru yang datang ke PEKAN ANAK) sehingga mereka dapat
saling mengenal dan mau berteman.
Beberapa permainan yang dapat digunakan untuk memecahkan kebekuan
suasana ini antara lain:
Cari Pasanganmu
Lagu:
Hati yang gembira adalah obat -
sperti obat hati yang senang
Namun semangat yang patah -
keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang
Dalam lagu tersebut terdapat 2 pasang kalimat:
"Hati yang gembira" dengan "hati yang senang"
"Semangat yang patah" dengan "keringkan tulang"
Buatlah kartu-kartu kecil sejumlah anak yang hadir dan bagikanlah
kepada setiap anak, setiap kartu bertuliskan salah satu kalimat:
"hati yang gembira", "hati yang senang", "semangat yang patah"
dan "keringkan tulang".
Keempat macam kartu dibagikan secara acak kepada setiap anak,
(setiap anak mendapat satu kartu). Setelah menyanyikan 1-2 kali,
anak diminta mencari pasangannya sesuai bunyi kalimat di dalam
kartunya. Misalnya, pemegang kartu "hati yang gembira" harus
mencari pasangannya yang memiliki kartu "hati yang senang",
dan pemegang kartu "semangat yang patah" mencari "keringkan
tulang". Tentu saja anak harus diberi sedikit waktu untuk mencari
pasangannya, misalnya dalam satu lagu. Simulasi ini dapat diulang
dengan mengumpulkan dan membagikan kartu-kartu yang ada secara
acak, dan mintalah mereka duduk dekat dengan pasangannya.
Acara ini dapat dipakai pada awal kegiatan dalam PEKAN ANAK supaya
anak-anak tidak duduk dengan teman dekatnya, namun dapat duduk
dengan pengunjung yang baru dan berkenalan dengan pengunjung yang
baru, sehingga pengunjung yang baru dapat merasa diperhatikan
dan tidak merasa terasing.
Permainan Suku-suku
Bagilah anak menjadi beberapa kelompok besar (masing-masing
kelompok minimal berjumlah 10 orang). Mintalah anak untuk memilih
seorang kepala suku bagi setiap kelompok, dan memberi nama suku
pada kelompok mereka sendiri. Misalnya: Kelompok 1 "Suku Mata
Satu", kelompok 2 "Suku Kepang Dua", kelompok 3 "Suku Tali Tiga",
dan seterusnya.
Berilah waktu agar anak-anak dalam setiap kelompok dapat saling
mengenal (misal: nama, kelas, hobi).
Setelah itu, Pembawa Acara meminta setiap kepala suku untuk
memperhatikan perintah yang akan disampaikannya, dan setiap
anggota harus melaksanakan perintah tersebut sesuai dengan
keputusan kepala sukunya.
Misalnya:
Pembawa Acara: "Kepala Suku 'Mata Satu' mengirimkan 3 orang
anggota sukunya untuk mengadakan kunjungan persahabatan ke Suku
'Tali Tiga'."
Maka Kepala Suku 'Mata Satu' harus menentukan 3 orang anggotanya
untuk pergi ke kelompok Suku 'Tali Tiga'. Dan di sana, mereka
(3 orang utusan dan seluruh anggota suku) harus saling
berkenalan.
Sementara proses di atas berlangsung, Pembawa Acara dapat segera
melanjutkan dengan perintah selanjutnya.
Pembawa Acara: "Kepala Suku 'Kepang Dua' sedang mengadakan pesta,
oleh karena itu, semua suku diminta mengirimkan 2 orang wakilnya."
Dan seterusnya.
Dengan demikian semua peserta mendapat kesempatan untuk saling
berkenalan dengan anggota yang lain sebanyak-banyaknya. Baik
mereka yang mendapat kesempatan "pindah" ke kelompok/suku lain
maupun mereka yang "menerima" kedatangan anggota kelompok/suku
lain.