Salah satu unsur terpenting yang menentukan apakah seseorang itu akan berhasil dan mendapatkan segalanya adalah komitmen. Komitmen lebih daripada sekadar percaya pada sesuatu.
MENEPATI APA YANG ANDA KATAKAN (KONSISTEN)
Dapat dipahami bahwa orang lain tergantung pada komitmen Anda. Di gereja, adalah penting bila orang yang Anda layani dapat memercayai Anda. Dalam dunia bisnis, penting pula bila karyawan, pengguna/konsumen, dan rekan kerja Anda tahu bahwa Anda berkomitmen pada tujuan-tujuan kelompok. Dalam keluarga, sangatlah penting bagi suami dan istri untuk memiliki suatu komitmen atas pernikahan mereka dan atas pasangan mereka. Setiap orang harus menjaga janji mereka sebagai suatu ikatan suci. Dalam setiap bidang, komitmen sangat diperlukan.
Dalam hidup, setiap orang yang berhubungan dengan Anda, tanpa terkecuali, perlu tahu bahwa Anda adalah orang yang konsisten. Bila Anda mengatakan akan melakukan sesuatu, Anda harus melakukannya. Anda harus tepat waktu saat Anda mengatakan akan datang ke suatu tempat. Keterlambatan yang terus-menerus menandakan suatu kelemahan. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf atau memberikan alasan mengapa Anda gagal. Sebenarnya, tidak seorang pun, termasuk Anda, yang menginginkan alasan. Bila Anda mengatakan akan melakukan sesuatu, Anda harus melakukannya. Anda tidak berhak melalaikan orang lain hanya karena Anda merasa tidak nyaman atau karena Anda sedang mengalami masalah lainnya. Anda harus memegang komitmen Anda. Sekali Anda mengingkari komitmen Anda, orang lain bisa jadi tidak mau mendengar alasan Anda. Hal yang sama juga bisa berlaku pada komitmen Anda kepada gereja dan orang-orang yang percaya pada komitmen Anda. Bila Anda mengatakan akan melakukan sesuatu, lakukanlah! Lakukan itu, tidak peduli pada saat itu Anda merasa baik-baik saja, atau memang menginginkannya, atau sibuk, atau tertekan, atau bahkan bila Anda tidak peduli. Lakukanlah!
Di setiap gereja, orang-orang yang telah menerima tanggung jawab dan melakukan tanggung jawab itu bisa mengatasi segala rintangan yang ada dengan komitmen. Lihatlah ke dalam gereja Anda dan dapatkan berbagai contoh tentang komitmen. Walaupun mengalami luka fisik, luka hati, depresi, dan sebagainya, mereka tetap konsisten dengan komitmen mereka. Tidak peduli di mana Anda berada, komitmen adalah kekonsistenan Anda. Bila Anda melihat orang-orang yang berhasil, Anda akan mendapati bahwa mereka konsisten terhadap komitmennya. Komitmen dan kepercayaan saling berkaitan. Anda tidak bisa hanya memiliki salah satunya saja.
MENGAMBIL RISIKO
Komitmen berarti menerima tanggung jawab untuk mengemban suatu tugas tertentu, meskipun pada saat itu Anda merasa tidak dilengkapi untuk melakukannya. Contoh di gereja, Anda mungkin tidak merasa nyaman dan tidak memiliki karunia untuk melayani di bidang tertentu, namun Anda tahu bahwa tugas ini harus dilakukan. Ini bisa saja benar dan bisa saja salah. Tergantung pada apa yang dikatakan Alkitab. Contohnya, salah satu kebutuhan terbesar di setiap gereja adalah pelayanan anak. Pada kenyataannya, Anda mungkin melihat pelayanan anak sebagai sesuatu yang sudah seharusnya diberikan kepada anak Anda, tetapi Anda tidak pernah memikirkan bahwa pelayanan ini adalah salah satu tanggung jawab Anda. Anda mungkin lebih senang menghindarinya dengan alasan bahwa Anda tidak memiliki karunia untuk melayani anak-anak. Kebenaran alkitabiahnya adalah Anda memiliki suatu karunia. Pada saat Anda menerima tanggung jawab untuk melahirkan seorang anak, karunia untuk mendidik anak tersebut juga muncul. Alkitab dalam Ulangan 6:6-7 mengatakan bahwa kita harus mengajar tentang Allah secara berulang-ulang. Saat kita memutuskan untuk menjadi orang tua bagi seorang anak, kita telah membuat keputusan untuk menjadi seorang guru. Ini adalah tanggung jawab Anda kepada Allah, kepada orang lain, dan kepada anak Anda. Anda tidak bisa terus-menerus melimpahkan tanggung jawab mengajar anak-anak Anda kepada sekolah-sekolah negeri, swasta, gereja, atau pun yang lainnya. Ini adalah tanggung jawab Anda. Kebenaran yang sama juga ada dalam hal-hal lain dalam hidup ini.
Ada cara-cara lain yang bisa digunakan untuk membagikan kasih Anda kepada orang lain. Membuat penyegaran, menyapu halaman parkir, dan membersihkan gereja adalah cara yang baik untuk membagikan tanggung jawab. Setiap orang harus melakukan sesuatu. Anda harus menemukan sesuatu yang bisa Anda lakukan di gereja. Membuang sampah pada hari Minggu, membersihkan altar pada hari Sabtu, menyapu halaman parkir pada hari Selasa, atau merapikan taman pada hari Rabu adalah contoh-contoh yang baik. Temukan sesuatu yang bisa Anda kerjakan, beri tahukan kepada pendeta Anda bahwa kegiatan itu akan menjadi tanggung jawab Anda; lalu kerjakanlah. Kerjakanlah dengan sebaik-baiknya dan lakukan itu untuk Tuhan. Jangan hiraukan perasaan Anda, jangan pedulikan apa yang terjadi di sekeliling Anda, tetaplah kerjakan komitmen Anda dan kerjakan bagian Anda. Hidup bukanlah untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan, melainkan untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Hidup lebih daripada sekadar merasa nyaman; hidup adalah melakukan apa yang perlu dan benar. Saat kita gagal dalam melakukan komitmen, kita juga menggagalkan orang lain. Lebih parahnya lagi, kita menggagalkan diri sendiri. Kita harus meninggalkan pikiran lama bahwa gereja hanyalah suatu bangunan. Kita tidak hanya pergi ke gereja; kita adalah gereja itu. Bila kita gagal untuk menghidupkan komitmen kita, kita menempatkan beban yang lebih besar kepada orang lain. Tugas atau pelayanan itu akan dilakukan, tetapi sayangnya tugas atau pelayanan ini akhirnya dibebankan kepada orang lain yang telah berkomitmen, yang juga telah menjalankan pelayanannya. Kini mereka harus mengerjakan dua tugas karena beban yang diberikan kepada mereka. Tuhan mengatakan bahwa bila kita tidak setia pada hal-hal kecil, kita tidak akan diberikan hal-hal yang lebih besar. Kita kehilangan banyak berkat saat kita gagal menjalankan komitmen kita.
KOMITMEN YANG BERDASARKAN KASIH
Sering kali kita merasa bahwa kita tidak diperlengkapi karena kita percaya kita harus meniru orang lain supaya bisa efektif. Namun, ini adalah tugas, pekerjaan, atau pelayanan yang muncul dari hati kita, dan ini sangatlah penting. Keterampilan dan talenta akan muncul seiring dengan kasih yang kita kerjakan. Bila kita menunggu talenta atau keterampilan itu muncul sebelum kita membagikan talenta kita, kita tidak akan pernah melayani dan kita akan kehilangan suatu kesempatan yang unik. Sangatlah mudah untuk terjebak pada perasaan. Kita bangun dan merasa tidak suka melakukan sesuatu. Maka kita tidak melakukannya. Ini menjadi tugas yang mudah bagi setan untuk mencuri sukacita dan kontribusi kita terhadap hidup orang lain. Kita perlu belajar untuk hidup dengan komitmen. Kita tidak bisa bangun dan merasa tidak ingin berangkat kerja, kita tetap harus bekerja karena kita telah berkomitmen pada diri sendiri untuk bekerja. Saat pagi mulai beranjak, kita mulai merasa lebih baik dan saat makan siang kita sudah merasa nyaman di kantor. Hal yang sama juga terjadi dalam pelayanan. Kita bisa saja tidak bersemangat mengerjakan tugas ini, tetapi kita mengerjakannya karena komitmen kita didasarkan pada kasih. Dua jam kemudian, kita memberkati seseorang dan seseorang memberkati kita. Kita harus belajar untuk menjalani kehidupan sesuai komitmen yang didasarkan atas kasih. Bila kita berusaha untuk menghidupkan hidup hanya bila kita merasa senang, kita tidak akan pernah tahu apa itu sukacita. Sukacita sejati muncul saat kita menjalankan kehendak Allah untuk hidup kita dan mengatasi halangan-halangan dan perasaan-perasaan kita.
Anda akan terkejut bila mendapati bahwa Anda bisa belajar merasakan sukacita di tengah-tengah berbagai keadaan. Bekerjalah dengan berdasarkan kasih dan kasih akan menghasilkan sukacita dalam hidup Anda. (t/Ratri)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK