Refleksi untuk Orang Tua/Guru
Sejak kecil kita diajar bahwa janji adalah sesuatu yang suci. "Jangan berjanji bila kamu tidak dapat menepatinya" adalah nasihat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Mengapa? Tidak menepati janji dapat membuat kita kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang mengandalkan kita. Kita cenderung untuk tidak memercayai kata-kata seseorang yang tidak dapat atau tidak mau mewujudkan kata-kata dalam tindakan.
Namun, kita dapat berbicara dengan penuh keyakinan tentang Sang Pencipta yang selalu menepati janji-Nya. Salah satu karakter Allah yang paling menonjol adalah bahwa Dia senantiasa teguh memegang janji. Kitab Mazmur banyak berbicara tentang "kesetiaan" Allah kepada kita. Janji-janji Allah senantiasa lebih mulia dan agung dibandingkan dengan apa yang kita inginkan atau harapkan. Orang timpang dalam Alkitab ingin agar ia dapat berjalan. Namun, Yesus memberinya lebih: Dia mengampuni dosa-dosanya dan ia dapat berjalan sambil membawa tilamnya.
Ada hal-hal tertentu yang tidak pernah Allah janjikan. Allah tidak berjanji akan membebaskan kita dari hal-hal yang merupakan bagian kehidupan, seperti kekecewaan, ketakutan, kegagalan, pergumulan, penderitaan, kepedihan, iri hati, ketidakadilan, dan pencobaan. Lalu hal-hal itu dipadukan dengan sukacita, damai sejahtera, kepuasan, kasih, kesukaan, dan kemenangan sehingga terbentuklah kisah hidup manusia. Bila Anda menyelidiki karakter Allah yang senantiasa setia pada janji-Nya dan kedalaman janji-janji itu, Anda akan menemukan bahwa janji-janji Allah bagaikan batu karang teguh yang mampu menghadapi tantangan hidup ini.
Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga/Kelas
Berjanji adalah sesuatu yang serius sebab orang memercayai kita saat kita berjanji. Terkadang Tuhan menepati janji-janji itu, meski dengan cara yang tidak kita pikirkan. Terkadang kita punya alasan yang tepat mengapa kita tidak dapat menepatinya dan terkadang pula kita tidak punya alasan sama sekali. Kita sering merasa jengkel bila seseorang tidak dapat menepati janjinya, apalagi tanpa alasan yang tepat.
Janji-janji Allah sangat berbeda dengan janji-janji manusia. Bagi Allah, janji adalah sesuatu yang serius; Allah tidak pernah memberi janji yang tidak akan ditepati-Nya. Allah tidak berjanji kepada kita bahwa hidup ini akan berjalan mulus atau segala sesuatu akan selalu adil, tetapi janji-janji Allah membantu kita untuk menjalani hidup sebaik mungkin dan untuk menemukan kebahagiaan dalam menjalaninya!
Pelajaran
Abraham memperoleh janji Allah mendapat seorang anak
(
Abraham telah membuktikan bahwa ia adalah seorang hamba yang taat kepada Allah melalui sebuah peristiwa yang berkaitan dengan Raja Sodom.
Janji tentang Firdaus (
Yesus difitnah dan dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Menjelang akhir hidup-Nya, Dia digantung di antara dua orang yang dikenal sebagai penjahat.
Pikirkanlah bagaimana penjahat yang digantung di sebelah Yesus memiliki keberanian untuk mengajukan permohonan. Apakah permohonan yang kamu ajukan kepada Allah hari ini?
Janji Roh Kudus (
Yesus sudah disalibkan dan dibangkitkan. Dia telah menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sebelum ini, dan mengadakan percakapan penting dengan dua orang murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus.
Janji untuk seluruh keluarga (
Roh kudus telah turun ke atas orang-orang yang berkumpul di Yerusalem pada hari Pentakosta. Petrus diberi keberanian untuk tidak lagi bersembunyi dan berkhotbah tentang ketuhanan Yesus Kristus.
Janji bagi mereka yang bertahan dalam ujian (
Mahkota dari rangkaian daun atau bunga dikenakan oleh orang-orang Yahudi sebagai lambang sukacita dan penghormatan pada pesta-pesta dan pernikahan.
Janji yang mulia. (
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK