Sesudah mengikuti pelajaran dan guru memberikan undangan bagi anak
untuk menerima Yesus sebagai Juru selamat, dan anak menunjukkan
keinginan untuk menjawab undangan tsb. lalu bagaimana?
Anjuran-anjuran berikut ini akan membantu guru membimbing anak menerima
Kristus:
Berbicaralah dengan anak itu sendiri, jika mungkin.
Kalau ia berasal dari sebuah keluarga Kristen, maka latar belakang
dan pengertiannya akan berbeda dari seorang anak dari lingkungan
bukan Kristen. Bahkan anak-anak dari keluarga yang sama akan
mengalami pengalaman yang berbeda. Jadi berbicaralah secara pribadi
dengan anak tsb. supaya memberi kesempatan kepada guru untuk
mengajukan pertanyaan, atau membiarkan anak mengajukan pertanyaan.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.
Misalnya: Pernahkah engkau berbicara dengan seseorang sebelumnya
mengenai menerima Yesus sebagai Juruselamatmu? Apakah dosa itu?
Mengapa Yesus mati? Apa yang perlu engkau lakukan untuk menjadi
seorang Kristen? Bagaimana bunyi ayat ini? Apa artinya? Tentu saja,
pertanyaan-pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebutuhan. Beberapa
di antara pertanyaan-pertanyaan itu mungkin tidak perlu dipakai
sama sekali. Penggunaan pertanyaan menolong kelangsungan percakapan
antara guru dan anak. Pertanyaan membuat anak memperhatikan apa yang
sedang dialami. Selain itu, pertanyaan menolong guru mengetahui
apakah si anak memahami kebenaran atau tidak.
Luangkan waktu dan jangan tergesa-gesa.
Diperlukan waktu untuk berbicara dengan anak itu, mendengarkan apa
yang hendak dikatakannya, mengajukan pertanyaan kepadanya, dan
menjawab pertanyaannya. Seorang guru boleh saja meminta seorang anak
untuk mengulangi doa yang diucapkannya kata demi kata dan kemudian
memberitahu anak tersebut bahwa ia telah menjadi seorang Kristen.
Selama beberapa waktu anak tersebut anak berpikir bahwa itulah
pengalaman keselamatannya. Akan tetapi maksud utama bukanlah supaya
anak itu melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi untuk menolong
dia mengerti arti kematian Kristus baginya, dan untuk menolong dia
benar-benar menerima Kristus sebagai Juruselamat.
Gunakan Alkitab.
Jika anak itu memiliki sebuah Alkitab, sebaliknya Alkitab itu yang
dipakai. Biarkan anak membaca ayat-ayat itu sendiri. Jika anak tidak
bisa membaca, guru dapat membacakannya untuk dia. Ayat-ayat harus
dibaca dan diterangkan satu demi satu. Kalau Alkitab yang dibawa
oleh anak itu adalah miliknya sendiri, maka ayat-ayat dapat
digaris-bawahi atau dicatat di halaman depan. Cara lain ialah meletakkan
potongan kertas pada halaman di mana ayat-ayat itu terdapat. Hal ini
akan menolong anak itu menemukan kembali ayat-ayat tersebut. Gunakan
ayat secukupnya saja. Jika terlalu banyak ayat dipakai, anak akan
bingung. Ada ayat-ayat yang dapat digunakan antara lain: Kis 16:31;
Roma 10:9-10. Guru harus mengetahui ayat- ayat tsb. agar dapat
memilih ayat mana yang paling cocok untuk anak itu.
Mintalah anak itu berdoa.
Jangan heran jika ia berkata, "Saya tidak tahu apa yang harus saya
katakan." Bicarakan hal itu dengan dia, mungkin dengan menggunakan
lagi pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah engkau akan memberitahu
Yesus bahwa engkau menyesal akan dosa-dosamu? Apakah engkau ingin
memohon agar Dia mengampunimu? Apakah engkau ingin mengatakan
kepada-Nya bahwa engkau percaya bahwa kematian-Nya di kayu salib
adalah bagimu? Setelah beberapa pertanyaan, anak itu mungkin siap
untuk berdoa. kalau tidak, ia boleh mengulangi doa guru, kata demi
kata. Jika ia dan gurunya telah membicarakan semuanya, ia akan
mengerti dengan lebih baik apa yang sedang diucapkannya. Banyak kali
setelah pembicaraan pendek dengan guru, maka anak akan merasa lebih
tenang dan akan bisa berdoa sendiri.
Berbicara lebih lanjut dengan dia.
Ajukan pertanyaan lain kepadanya: Apa yang baru saja engkau lakukan?
Apakah Yesus mengampuni dosa-dosamu? Bagaimana engkau tahu? Jika
seseorang bertanya kepadamu apakah engkau seorang Kristen, bagaimana
jawabmu? Bagaimana engkau tahu? Sarankan anak itu untuk menggunakan
Alkitabnya ketika ia menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, karena
penting bagi anak untuk dapat menjawab pada waktu gurunya tidak
mendampingi.
Ingatlah anak itu.
Apabila seorang anak menerima Kristus sebagai Juruselamatnya,
pekerjaan guru belum selesai. Suatu pekerjaan besar baru saja
dimulai. Anak tersebut perlu diberi pelajaran. Ia harus dikunjungi.
ia perlu belajar dan diberi pelajaran. ia harus dikunjungi. Ia perlu
belajar berdoa, membaca Alkitabnya, dan menjalani kehidupan yang
berkenan pada Allah. Banyak anak yang menerima Kristus disuruh pergi
dengan kata-kata begini "Sekarang engkau adalah seorang Kristen.
Engkau harus berdoa dan membaca Alkitabmu setiap hari." Hanya itulah
bimbingan lanjutan yang ia peroleh dari orang yang menuntun dia
kepad Kristus. Hal itu kurang tepat. Rasul Paulus bahkan tidak
memperlakukan orang dewasa dengan begitu enteng. Rasul Paulus
menulis kepada mereka; ia berdoa bagi mereka ia mengajar mereka;
ia mengutus orang-orang lain mengunjungi mereka; ia sendiri pergi
mengunjungi mereka.