Dalam usaha mengadakan penginjilan untuk anak-anak, sebaiknya para
pekerja-pekerja SM mengadakan rapat terlebih dahulu, untuk membahas
visi maupun misi dalam mengadakan penginjilan tersebut. Rapat ini
penting bagi semua yang melayani di Sekolah Minggu, tidak saja bagi
mereka yang bekerja dalam kelas anak-anak. Kesempatan untuk
penginjilan anak-anak terdapat di mana saja, di gereja, di rumah,
dan dalam masyarakat.
Pertanyaan:
Kegiatan-kegiatan apakah yang memberi kesempatan untuk penginjilan
anak?
Sekolah Minggu, kebaktian anak-anak, Pekan Pendidikan Anak-anak,
kamp anak-anak, penyelidikan Alkitab secara berkelompok, K.K.R.
Sekolah Minggu, kebaktian-kebaktian yang tetap di gereja, di rumah,
sewaktu berkumpul tanpa disengaja, dan sebagainya.
MASALAH-MASALAH DALAM PENGINJILAN ANAK-ANAK
Pertanyaan:
Masalah-masalah apakah yang biasa dihadapi dalam menginjili dan
membimbing anak-anak menerima Kristus?
Keinginan untuk bergerak atau untuk kegiatan.
Kadang-kadang anak-anak itu menanggapi suatu undangan hanya
karena mereka sudah lelah duduk atau hanya karena ingin melakukan
kegiatan lainnya.
Karena pengaruh keadaan.
Ada murid yang mengangkat tangannya atau maju ke depan hanya
karena orang lain melakukannya, atau karena mereka ingin
menyenangkan yang memimpin.
Ketakutan yang sangat.
Perasaan anak-anak mudah sekali terangsang dan mungkin mereka
maju ke depan karena takut dihukum.
Perbedaan dalam pengertian dan latar belakang Alkitab.
Murid-murid dari suatu kelas menunjukkan bermacam-macam taraf
kedewasaan rohani dan pengertian, serta bermacam-macam tingkatan
pengetahuan Alkitab. Ada anak yang menyadari kebutuhannya akan
keselamatan pada umur yang muda sekali, sedangkan yang lain hanya
memiliki sedikit pengertian rohani. Banyak anak yang mengetahui
Alkitab dengan baik sekali, sedangkan yang lain sama sekali tidak
mengerti pelajaran Alkitab, meskipun yang termudah.
Kesukaran dengan istilah-istilah simbolis dan abstrak.
Anak-anak tidak berpikir dalam perlambangan atau istilah abstrak
seperti halnya orang dewasa. Banyak kali mereka tidak mengerti
apa yang dimaksud dengan perkataan "pembenaran, penebusan, iman,
dll." Bahkan kadang-kadang perkataan, "Biarlah Yesus masuk ke
dalam hatimu" dapat disalah-mengerti.
Pengalaman bertobat yang berulang kali.
Ada anak yang menanggapi setiap ajakan untuk menerima Yesus tanpa
mengerti apa yang mereka lakukan atau mengapa? Lainnya lagi
merasa bahwa mereka perlu diselamatkan kembali, setiap kali
mereka berbuat salah.
PRINSIP-PRINSIP UNTUK MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH INI
Bicarakan bersama-sama dengan para guru SM yang ada dan bicarakan
masalahnya satu persatu.
Meminta tindakan yang bertentangan dengan biasanya.
Jangan minta mereka yang ingin menerima Kristus maju ke depan,
tetapi sebagai gantinya mintalah mereka yang ingin menerima
Kristus tetap tinggal di tempat duduknya, sementara yang lain
diperbolehkan pulang. Tidak begitu banyak yang akan menanggapi
cara penyampaian seperti itu. Mereka yang menanggapi penyampaian
ini biasanya bersungguh-sungguh dalam hal menerima Yesus.
Berilah waktu luang.
Prinsip ini sama dengan prinsip di atas. Dengan memberi sedikit
waktu berlalu antara undangan maju ke depan dengan tanggapan,
anak-anak tidak akan maju ke depan karena anak-anak lain berbuat
begitu atau karena mereka ingin menyenangkan guru. Untuk
menerapkan dua prinsip ini Saudara harus mempunyai kegiatan lain
bagi mereka yang tidak menanggapi panggilan sehingga ada
kesempatan untuk menenangkan keadaan dan memberi waktu untuk
menghadapi anak-anak yang memberi tanggapan.
Tekankanlah kasih Allah.
Biasanya dalam menghadapi anak-anak kita menghindari pernyataan
emosi yang berlebih-lebihan pada waktu mengajak mereka untuk
menerima Kristus. Mereka harus mengerti bahwa Allah mengasihi
mereka dan ingin supaya menjadi anak-anak-Nya.
Hadapilah anak-anak itu secara perorangan.
Penginjilan secara masal bukanlah cara yang baik untuk anak-
anak, sebab pengertian dan pengetahuan mereka sangat berbeda.
Bagi tiap anak yang menanggapi ajakan untuk menerima Yesus itu
harus ada seorang pekerja yang dapat berbicara secara pribadi
dengannya. Setiap guru harus mengusahakan agar berbicara di bawah
empat mata dengan setiap muridnya untuk menetapkan kebutuhan dan
pengertian mereka akan keselamatan.
Buatlah sesederhana mungkin.
Hindarilah simbol-simbol dan istilah abstrak yang mungkin tidak
bisa dimengerti. Sedapat mungkin uraian itu harus konkrit dan
berdasarkan kenyataan. Biasanya memakai satu lukisan dan satu
atau dua ayat saja dalam menginjil kepada anak-anak sudah cukup.
Pakailah pertanyaan-pertanyaan.
Dengan jalan pertanyaan-pertanyaan tentukanlah mengapa murid itu
menanggapi dan apa pengertiannya akan keselamatan. Terangkan
perbedaan antara diselamatkan dan minta pengampunan karena
berbuat salah. Tekankanlah bahwa keselamatan itu berdasarkan apa
yang dikatakan Alkitab dan bukan perasaan.
PENDEKATAN SESUAI DENGAN TINGKAT UMUR
Kelas Batita.
Anak dalam Kelas Batita mungkin belum dapat mengerti keselamatan.
Tetapi jangan lupa orang tuanya. Mungkin mereka akan terbuka
sekali kepada Injil sewaktu menyadari keperluan mereka untuk
menjadi orangtua yang lebih baik.
Kelas Kanak-kanak/Balita.
Ada anak yang bertobat sebelum umur enam, tetapi itu tidak
selalu. Dalam menghadapi anak-anak dalam umur ini Saudara perlu
meletakkan dasar untuk pengalaman pertobatan di waktu yang akan
datang. Anak-anak harus mengetahui bahwa Allah mencintai mereka,
bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa Ia datang untuk
menyelamatkan manusia dan bahwa dosa-dosa kita dapat diampuni.
Pratama dan Madya.
Tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan metode yang dipakai
untuk menghadapi anak-anak pratama dan madya:
PRATAMA MADYA
Tekankanlah kasih Allah. Tekankanlah kebenaran dan
keadilan Allah.
Menjadi anggota keluarga Allah. Membuat keputusan yang paling
penting dalam kehidupan ini.
Lukisan domba yang hilang. Lukisan tentang berjuang dalam
barisan Allah.
Istilah-istilah yang gampang. Lebih banyak perlambangan dan
simbol.
BIMBINGAN DAN TINDAK LANJUT
Bentuklah hubungan yang akrab dengan anak. Ketahuilah nama kecil
nama panggilan akrab anak itu. Tersenyumlah jika bertemu.
Bantulah anak itu untuk mengerti dasar-dasar keselamatan: Allah
mengasihi; saya berdosa; Kristus mati; Allah mengampuni; saya
percaya; saya hidup.
Tekankanlah kebutuhan untuk doa pribadi. Sedapat mungkin
hindarilah doa yang diucapkan bersama guru.
Pakailah pertanyaan-pertanyaan untuk menentukan apakah anak itu
benar-benar menerima Kristus. Terangkan kembali arti keselamatan
jika anak itu masih belum yakin. Dasarkanlah imannya pada
Alkitab.
Berdoalah sesudah anak itu berdoa, berterimakasihlah kepada
Allah karena sudah menyelamatkan dia.
Catatlah tanggal anak itu mengambil keputusan, jika mungkin
dalam halaman depan yang kosong di Alkitabnya.
Terangkanlah perlunya mengakui Kristus sebagai Juruselamat
dengan mulut kita dan secepat mungkin sediakanlah bagi anak itu
kesempatan untuk bersaksi kepada orang lain. Orang ini mungkin
gurunya sendiri, pemimpin Sekolah Minggu, orangtua, pendeta,
atau teman.
Terangkanlah perlunya doa harian, pembacaan Alkitab, bersaksi,
dan pengampunan setiap hari (1Yohanes 1:9). Tandailah beberapa
ayat dalam Alkitabnya. Sarankan kepadanya untuk memulai membaca
Injil Markus.
Tekankanlah pelayanan kepada Allah dengan memberi mereka
pekerjaan khusus untuk dilakukan dalam gereja atau Sekolah
Minggu.
Rencanakanlah untuk bercakap-cakap dengan orangtua si murid
secepatnya. Jika mereka belum diselamatkan, jangan melalaikan
kesempatan untuk memimpin mereka kepada Kristus juga.
Selenggarakanlah waktu untuk anak-anak yang baru bertobat dengan
mengadakan kelas penyelidikan Alkitab sebagai tindak lanjut.