MENGAPA MENGAJUKAN PERTANYAAN
Untuk menghargai nilai pertanyaan yang baik, guru harus mengerti tujuannya. Pertanyaan dapat merangsang pikiran murid dan memberi manfaat untuk banyak tujuan.
Untuk Membangkitkan Minat
Guru harus mengadakan hubungan dengan murid agar minat belajar murid bisa dibangkitkan. Sebuah pertanyaan yang kata-katanya disusun secara hati-hati agar bisa menyentuh pikiran, bagaikan umpan seorang nelayan. Pertanyaan itu akan memancing perhatian dan mendapatkan tanggapan yang cepat serta merangsang pemikiran murid dan memusatkan perhatiannya kepada pelajaran.
Untuk Mengarahkan Pikiran
Setiap pertanyaan hendaknya menuju kepada sasaran guru. Setelah digairahkan oleh pertanyaan yang mempunyai kesatuan dan tujuan, para pelajar dapat diarahkan dari satu bidang pemikiran kepada bidang lainnya.
Untuk Mempercepat Partisipasi
Apabila pikiran murid sedang menyimpang, pikiran tersebut bisa dikembalikan oleh suatu pertanyaan. Dalam suasana yang membosankan, pemikiran mereka akan menjadi lesu. Serangkaian pertanyaan yang mengena akan memberikan semangat baru kepada murid-murid. Pertanyaan yang hidup dan bersemangat bisa menjamin kemajuan yang memuaskan.
Untuk Menanamkan Kebenaran
Murid-murid bisa membicarakan kebenaran Alkitab tanpa
menghubungkannya dengan diri mereka. Sebuah pertanyaan yang baik
akan memimpin mereka untuk menerapkan kebenaran itu pada hidup
mereka sendiri. Kristus melukiskan hal ini ketika Dia bertanya
kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Ketika mereka menjawab, dengan cepat Dia menerapkan pikiran mereka
dengan pertanyaan yang bersifat pribadi, "Tetapi, apakah katamu,
siapakah Aku ini?" (
MENYIAPKAN PERTANYAAN
Guru-guru yang baik tentunya akan menyiapkan pertanyaan mereka terlebih dahulu. Beberapa macam pertanyaan harus dipelajari dan dipergunakan.
Pertanyaan yang Mengadakan Hubungan
Perhatian dan minat bisa dibangkitkan jika guru memulai pelajaran dengan sebuah pertanyaan tepat, yang berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan. Ungkapan Yesus yang sering kali dikemukakan dan paling terkenal ialah, "Apakah pendapatmu?" Percakapan dimulai dengan pertanyaan seperti, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?", "Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu?", dan "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
Pertanyaan Retorik
Pendeta dan guru sering kali mengajukan pertanyaan tanpa mengharapkan jawaban. Pertanyaan demikian itu ditanyakan untuk efeknya saja dan bukan untuk memperoleh jawaban. Pertanyaan demikian menyebabkan orang heran dan memberi tantangan yang penting; juga mendorong aktivitas mental.
Pelajarilah pertanyaan-pertanyaan dalam Khotbah di Bukit di
Pertanyaan Berdasarkan Fakta
Pertanyaan termudah adalah pertanyaan yang dapat dijawab berdasar keterangan yang telah diberikan sebelumnya. Jawabannya ditentukan oleh pikiran akan pelajaran yang telah ditanamkan sebelumnya. Pekerjaan guru itu belum lengkap kalau belum diuji. Pertanyaan berdasarkan fakta akan menunjukkan berapa banyak dari pengajaran yang mampu mencapai sasarannya. Seorang guru yang baik tentunya ingin agar murid-muridnya mempunyai banyak kesempatan untuk mengungkapkan kembali pelajaran yang telah dipelajarinya.
Pertanyaan yang Merangsang Pikiran
Pertanyaan bukan sekadar menguji pengetahuan murid saja. Pertanyaan itu juga harus menolong murid untuk menyusun dan menerapkan pengetahuannya. Pertanyaan harus bisa mendorong murid untuk belajar lebih banyak dan berpikir sendiri.
Untuk mendorong anak didiknya, seorang guru yang bijaksana akan mempergunakan pertanyaan bukan saja untuk mengarahkan pikiran, melainkan juga untuk merangsang pikiran. Dia akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan perangsang pikiran yang meliputi tujuan, pendapat, dan penerapan.
CARA MENANYAKAN PERTANYAAN
Pemakaian pertanyaan yang berhasil sangat bergantung kepada cara mengajukannya. Pengamatan prinsip-prinsip berikut ini akan memperkaya guru sekaligus menjadikan pelajarannya lebih efektif, serta mendorong anggota kelasnya.
Biasanya, guru mengajukan pertanyaan untuk mengukur luasnya pengetahuan murid. Sebaliknya, murid mengajukan pertanyaan karena mereka menghadapi kesulitan dan menginginkan penjelasan. Prosedur mengajar yang efektif ialah menyajikan sebuah masalah dan memberi tantangan kepada kelas dalam bentuk pertanyaan yang meminta jawaban. Tindakan ini lebih baik daripada sekadar menyajikan pemecahannya dan kemudian memeriksa apakah murid-murid memahaminya. Seorang guru yang bijaksana senantiasa mendorong semangat bertanya. Dia tidak memberitahukan sesuatu yang dapat ditemukan sendiri oleh murid- muridnya. Untuk menolong mereka melakukan hal ini, ia akan mendorong mereka agar mengajukan pertanyaan dan sering menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK