Pendidikan tentang Doa


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Sewaktu "Doa Bapa Kami" diucapkan, adakah anak mengerti akan maknanya atau hanya sekadar dihafal begitu saja? Atau dapatkan anak menjadi pandai berdoa dengan mengulangi terus doa tersebut? Tidaklah cukup hanya dengan memberitahukan bahwa anak-anak harus berdoa, tetapi perlu mengajar mereka supaya tahu BAGAIMANA BERDOA. Untuk membantu pertumbuhan kehidupan berdoa anak, perhatikanlah beberapa pembahasan di bawah ini:

ISI DARI DOA

  1. Ibadah: Merasa hormat dan kagum terhadap kasih, kebaikan, kuasa, dan hikmat Allah.
  2. Pengakuan Dosa: Mengaku segala kesalahan yang telah dilakukan dan memohon pengampunan dari Allah.
  3. Pengucapan Syukur: Selalu mengucap syukur untuk segala sesuatu yang telah dikaruniakan Tuhan.
  4. Permohonan: Belajar berdoa kepada Allah, dalam nama-Nya untuk meminta hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah.
  5. Syafaat: Belajar melalui doa memperhatikan orang lain, juga berdoa untuk kebutuhan orang lain.

KELEMAHAN DALAM DOA

  1. Waktu terlalu panjang.
  2. Telah menjadi suatu kebiasaan.
  3. Penggunan bahasa terlalu dalam/tinggi.
  4. Doa dipakai sebagai suatu khotbah.
  5. Mematikan suasana dengan menghafal doa yang sudah dikarang.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

  1. Pendek/Singkat: Kondisi anak penuh energi sehingga tidak dapat berkonsentrasi cukup lama. Doa yang panjang hanya membuat mereka lelah.
  2. Jelas: Dalam mengucapkan doa, gunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti anak.
  3. Konkret: Dalam memimpin doa, hindari kata-kata yang abstrak, seperti "Suci, Allah Mahatinggi" agar anak bisa meresapi doanya.
  4. Tepat: Gunakan kalimat yang tepat untuk menyatakan hormat kepada Allah.
  5. Anak Ikut Berdoa: Usahakan mengikutsertakan anak agar mereka dapat belajar berdoa. Jangan selalu mengulang menghafal Doa Bapa Kami, doronglah mereka merasakan kehadiran Allah.

CARA BERDOA

  1. Dipimpin:
    Pemimpin berdoa dengan bahasa yang sederhana, ingat untuk mengurangi sebutan orang ketiga (dia, engkau), tetapi banyak gunakan sebutan orang pertama (saya, kita). Jangan berdoa, "Tuhan tolonglah mereka untuk dapat tenang mendengarkan firman-Mu," tetapi "Tuhan tolonglah saya/kami untuk dapat mendengarkan firman-Mu.
  2. Diulangi:
    Anak yang baru berdoa, boleh mengikuti dan mengulangi doa yang diucapkan guru, tetapi jangan menjadi rutin dan hindarilah kemunafikan yang dapat menghilangkan ketulusan doa.
  3. Anak Memimpin:
    Jika jumlah yang hadir dalam kebaktian tidak terlalu banyak didalam kelas, anak dapat didorong untuk memimpin doa. Sebelumnya guru memberikan usulan dan pokok doa yang sederhana agar mereka dapat dengan bebas memimpin doa. Apabila tidak dapat meneruskan doa, ia harus dibantu agar jangan sampai mereka ditertawakan oleh teman.
  4. Doa Bersama:
    Guru menyebutkan pokok doa dan meminta anak-anak membuka suara untuk berdoa bersama-sama.
  5. Doa Pendek:
    Membantu anak berdoa dengan satu atau dua kalimat saja. Usahakan semua dapat giliran dan terakhir ditutup oleh guru, serta bersama-sama mengucapkan, "Dalam nama Tuhan Yesus. Amin."
  6. Membaca Mazmur:
    Meminta anak yang agak besar untuk membacakan satu atau dua ayat dari Mazmur sebagai doa atau pujian mereka kepada Allah.
  7. Menyanyikan Doa Pujian:
    Bila ada lagu yang berisikan tentang doa, ajak semua menyanyi dengan sikap doa sebagai permohonan mereka.
  8. Doa Teduh:
    Dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan mereka, pemimpin meminta agar anak memikirkannya dalam saat teduh, namun tetap jangan menggunakan waktu yang panjang.
  9. Doa Jari:
    Ibu jari, mengingatkan mereka berdoa bagi keluarga dan teman. Telunjuk, mengingatkan mereka berdoa bagi para utusan Injil pendeta, guru. Jari tengah, mengingatkan mereka berdoa untuk para pemimpin, presiden, dan lain-lain. jari manis, mengingatkan mereka berdoa bagi orang yang lemah dan miskin. Jari kelingking, mengingatkan mereka berdoa untuk diri sendiri.

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Buku: 
Menerobos Dunia Anak
Pengarang: 
Dr. Mary Go Setiawani
Halaman: 
182 - 185
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup
Kota: 
Bandung
Tahun: 
2000

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar