Pengaruh Kasih dan Disiplin
Orang-orang dewasa, yang mendambakan anak-anak memiliki model yang positif akan sikap dan pemahaman mereka tentang Allah, harus memberikan perhatian khusus terhadap dua hal yang menyangkut hubungan mereka dengan anak, yaitu kasih dan disiplin. Bagaimana kedua kebutuhan vital bagi anak ini dipenuhi.
Kasih
Mayoritas orang dewasa yang terjun dalam pelayanan anak-anak mengklaim bahwa mereka mengasihi anak-anak. Namun, penganiayaan dan penelantaran anak jarang, jika ada, yang dilakukan oleh orang yang mengatakan mereka membenci anak-anak. Trauma penganiayaan yang paling buruk bukanlah luka fisik, tetapi pengkhianatan orang yang seharusnya menjadi pemelihara dan pelindung anak.
Masalahnya bukanlah pengakuan kasih orang dewasa, melainkan apakah anak merasa sungguh-sungguh dikasihi? Kasih bagi anak bersifat fisik. Pelukan dan belaian merupakan hal penting, baik bagi anak laki-laki maupun perempuan, sehingga perlakuan seksual terhadap anak-anak adalah sangat jahat karena tindakan ini mengkhianati kebutuhan anak yang paling dalam. Kasih berarti adanya perhatian dari orang dewasa dan peran serta mereka dalam hal-hal yang disukai anak. Kasih juga membutuhkan ungkapan verbal. Kata-kata perlu disertai pelukan, belaian, dan senyuman yang meneguhkan nilai serta penghargaan dari orang dewasa.
Ekspresi kasih tidak boleh dibatasi oleh suasana hati orang dewasa atau perilaku anak. Untuk menerima kasih, anak tidak boleh tergantung pada usaha-usahanya untuk memerolehnya karena kasih sangat rapuh. Jika kasih dapat diusahakan untuk diperoleh, kasih juga dapat hilang. Rasa takut kehilangan kasih dari seseorang akan menciptakan ketegangan, bukannya jaminan yang pasti.
Disiplin
Disiplin, yang mencakup lebih dari sekadar hukuman, merupakan proses
pembentukan sikap dan perilaku dengan cara yang hati-hati dan penuh
kasih. Metode yang keras dan tidak konsisten, bahkan dengan maksud
yang paling baik sekalipun, hanya menimbulkan keputusasaan dan
kemarahan -- seperti yang Paulus peringatkan untuk tidak dilakukan
oleh para orang tua: "Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan
amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam
ajaran dan nasihat Tuhan." (
Sebaliknya, jika orang dewasa menawarkan petunjuk yang masuk akal dan logis, anak mengembangkan kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan yang bijaksana. Juga, pandangan anak akan orang dewasa sebagai pembimbing dan penolong semakin dimantapkan.
Kata "disiplin" tidak berarti hukuman. Disiplin berarti "pengajaran" atau "instruksi" -- dan ada perbedaan besar antara keduanya. Orang dewasa yang bereaksi atas perilaku yang salah dengan menunjukkan kemarahan dan keputusasaan mungkin berhasil membuat anak itu berhenti melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, tetapi hanya untuk sementara waktu. Namun, orang dewasa yang menanggapinya dengan penuh kesabaran dan berpendirian teguh menuntun anak untuk mengoreksi perilaku yang salah dan menggantikannya dengan tindakan-tindakan yang positif. Ini membantu anak untuk mempelajari cara hidup yang benar.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK