FUNGSI DARI ROTAN ATAU TONGKAT TEGURAN
Apakah manfaat dari tongkat teguran (pemakaian rotan untuk
mendisiplin) bagi anak tersebut? Bagaimanakah cara kerjanya? Dalam
Kaitan antara pendisiplinan menggunakan rotan dengan hikmat adalah sangat penting. Anak yang tidak mau tunduk pada kekuasaan orangtua sedang bertindak bodoh. Itu berarti, dia sedang menolak kekuasaan untuk menghakimi yang berasal dari Allah. Dia sedang menjalani kehidupan untuk kesenangan sementara dari berbagai keinginan dan hasratnya. Akhirnya, dengan menolak peraturan Allah berarti memilih melakukan peraturannya sendiri yang membawanya kepada maut. Itu adalah puncak dari kebebalan.
Tongkat teguran mendatangkan hikmat bagi anak tersebut. Disiplin mendemonstrasikan secara langsung rasa sakit akibat kebodohan dari tindakan pendurhakaan. Tindakan pendisiplinan yang dilakukan secara tepat merendahkan hati seorang anak, membuat dia tunduk pada ajaran orangtua. Disiplin yang berupa hukuman menciptakan suasana dimana nasihat dapat diberikan. Hukuman berupa pukulan di pantat mengubah anak tersebut menjadi patuh dan siap untuk menerima perkataan- perkataan yang menghidupkan.
Kendati pun pendisiplinan berupa pukulan yang menyakitkan, namun juga menghasilkan kebenaran dan damai sejahtera. Anak yang orangtuanya menggunakan rotan sebagai hukuman pada saat yang tepat serta dengan cara yang benar, mengerti apa artinya tunduk kepada kekuasaan atau otoritas.
Tidakkah semua anak akhirnya belajar untuk patuh? Menurut Amsal
tidak demikian. "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi
anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya ... Didiklah anakmu, maka
ia akan memberikan ketentraman kepadamu, mendatangkan sukacita
kepadamu" (
Allah telah memerintahkan kita untuk menggunakan rotan dalam mendisiplin serta menegur anak-anak. Itu bukan satu-satunya hal yang Saudara lakukan, melainkan sesuatu yang harus digunakan. Allah telah memberitahu Saudara, bahwa ada kebutuhan dalam diri anak-anak Saudara yang menuntut penggunaan rotan. Jika Saudara mau menyelamatkan anak-anak Saudara dari maut, jika Saudara mau mencabut kebebalan yang melekat dalam hati mereka, jika Saudara mau menanamkan hikmat kepada mereka, maka Saudara harus menggunakan rotan sebagai hukuman.
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ROTAN?
Rotan tersebut adalah orangtua, yang dengan iman kepada Allah serta mengasihi anak-anaknya, mengambil tanggung jawab untuk menggunakan hukuman fisik secara hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan pengendalian diri dengan tujuan menanamkan betapa pentingnya taat kepada Allah, sehingga menyelamatkan anak tersebut dari kebebalannya yang berkepanjangan yang bisa membawa maut.
Tugas Orangtua
Marilah kita melihat unsur-unsur dari definisi ini. Menurut definisi, rotan tersebut adalah tugas orangtua. Semua ayat yang menekankan penggunaan rotan menempatkan ayat tersebut dalam konteks hubungan orangtua dan anak yang bersifat melindungi. Perintahnya ialah "didiklah anakmu". Alkitab tidak memberikan izin kepada semua orang untuk terlibat dalam memberikan hukuman badani kepada semua anak. Hak itu hanya diberikan kepada setiap orang yang memiliki tanggung jawab mengasuh -- yaitu orangtua. Jadi ada kaitannya. Ini adalah salah satu masalah yang berkaitan dengan memberikan hukuman kepada anak-anak di sekolah yang berupa pukulan. Ketika seorang guru memberikan hukuman dengan pukulan, maka proses pemberian hukuman dengan pukulan tersebut berubah dari konteksnya berdasarkan hubungan orangtua dan anak. Ayah dan ibu yang sama, yang menghibur anak tersebut ketika sakit, yang membawa dia ke taman hiburan, yang mengingat hari ulang tahunnya, patut memberikan hukuman berupa pukulan. Memberikan hukuman dengan pukulan adalah sangat berbeda jika dilakukan oleh seseorang yang bukan orangtua.
Suatu Tindakan Iman
Hukuman dengan menggunakan rotan adalah suatu tindakan iman. Allah telah memberikan amanat untuk menggunakannya. Orangtua menaati bukan karena dia memahami secara sempurna bagaimana dia bekerja, tetapi karena Allah telah memerintahkannya. Penggunaan rotan adalah ekspresi yang sangat mendalam tentang keyakinan pada hikmat Allah dan kesempurnaan nasihat-Nya.
Perbuatan yang Setia
Penggunaan rotan merupakan suatu perbuatan yang setia kepada anak- anak. Karena orangtua mengakui bahwa dalam tindakan mendisiplin, ada harapan dan tidak mau anaknya mengalami maut, maka dia melakukan tugas tersebut. Ia merupakan ekspresi dari kasih dan komitmen orangtua.
Dalam banyak kejadian, anak-anak menyaksikan saya mencucurkan air mata ketika menghukum mereka dengan pukulan. Hati saya tidak ingin melakukannya. Hanya karena rasa kasih saya kepada anak-anak membawa saya untuk melakukan tugas itu. Saya mengetahui bahwa kegagalan memberi hukuman dengan pukulan tentu merupakan ketidaksetiaan terhadap jiwa mereka.
Sebuah Tanggung Jawab
Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah tanggung jawab. Bukan orangtua yang menentukan untuk memberikan hukuman. Tetapi orangtua yang menentukan untuk menaati. Orangtua, sebagai wakil Allah, melaksanakan bagi Allah apa yang Dia perintahkan untuk dia lakukan. Orangtua tidak bertindak atas kemauannya sendiri, tetapi memenuhi kemauan Allah.
Hukuman Fisik
Penggunaan rotan adalah hukuman fisik yang dilakukan secara hati-hati, tepat waktu, dengan benar, dan terkendali. Menghukum dengan menggunakan rotan tidak pernah merupakan pelampiasan kemarahan orangtua. Itu bukan yang dilakukan orangtua ketika dia kecewa. Itu bukan respon terhadap perasaan yang telah ditimbulkan anaknya yang menyulitkan dia. Tetapi selalu dilakukan dengan benar dan terkendali. Orangtua mengetahui ukuran yang pantas mengenai kekerasan hukuman untuk anak tertentu pada waktu tertentu. Anak-anak tahu berapa pukulan yang mampu mereka tanggung.
Misi Penyelamatan
Menghukum dengan menggunakan rotan adalah sebuah misi penyelamatan. Anak yang perlu dihukum dengan rotan merupakan sikap disiplin yang diberikan oleh orangtua karena ketidaktaatan. Hukuman dengan rotan itu direncanakan untuk menyelamatkan anak tersebut dari berlanjutnya kebebalannya sendiri. Jika dia terus dalam kebebalannya, maka kebinasaannya sudah pasti. Sebab itu, bila orangtua terdorong oleh kasih kepada anaknya, maka ia harus menggunakan rotan sebagai hukuman.
Penggunaan rotan sebagai hukuman menegaskan pentingnya ketaatan kepada Allah. Ingat, persoalannya tidak pernah, "Kamu telah gagal menaati Saya." Satu-satunya alasan bagi seorang anak untuk menaati ibu dan ayah ialah sebab Allah memerintahkannya. Karena itu, kegagalan menaati ibu dan ayah berarti gagal menaati Allah. Inilah persoalannya. Anak tersebut telah gagal untuk taat kepada Allah. Anak tersebut telah gagal melakukan apa yang telah diamanatkan Allah. Untuk tetap bertahan (dalam ketidaktaatan) berarti menempatkan anak tersebut ke dalam bahaya besar.
HASIL DARI PENDISIPLIN DENGAN MENGGUNAKAN ROTAN
Pendisiplinan dengan menggunakan rotan mengajarkan bahwa perilaku mempunyai akibat-akibat. Pendisiplinan yang konsisten dengan menggunakan rotan akan mengajar anak-anak Saudara menyadari bahwa perilaku mendatangkan akibat-akibat yang tidak dapat dihindarkan. Anak-anak yang masih belia harus belajar untuk taat. Pada saat ketidaktaatan diperhadapkan dengan akibat-akibat yang menyakitkan, maka mereka mengerti bahwa Allah telah meletakkan prinsip tentang akan menabur dan menuai dalam dunia mereka.
Pendisiplinan dengan menggunakan rotan menyatakan kekuasaan Allah atas ibu dan ayah. Orangtua yang taat akan melakukan pendisiplinan dengan menggunakan rotan sedang menjadi contoh ketundukan kepada otoritas atau kekuasaan tersebut. Salah satu alasan mengapa anak- anak mengalami kesulitan dengan kekuasaan tersebut ialah bahwa mereka tidak melihat contohnya dalam budaya kita.
Pendisiplinan dengan menggunakan rotan melatih anak untuk tunduk pada kekuasaan atau otoritas. Bukan hal yang mengherankan bila ketidaktaatan akan mempunyai akibat-akibat, sehingga perlu mengajarkan tentang pentingnya ketaatan. Selagi anak masih belia, dia balajar bahwa Allah telah menempatkan setiap orang di bawah suatu otoritas atau kekuasaan, dan otoritas tersebut adalah suatu berkat.
Pendisiplinan dengan rotan mendemonstrasikan kasih dan komitmen dari orangtua. Ibrani 12 menjelaskan bahwa pendisiplinan dengan rotan merupakan ekspresi dari kasih. Dalam ayat 5 ditulis bahwa didikan merupakan tanda seseorang mempunyai status sebagai anak. Orangtua yang mendisiplin anaknya membuktikan bahwa dia mengasihi anaknya. Ini menandakan bahwa orangtua sangat peduli. Juga berarti bahwa orangtua tidak plin-plan. Orangtua aktif terlibat. Komitmennya hidup dan cukup dalam, sehingga dia melibatkan dirinya sendiri dalam tindakan pendisiplinan yang hati-hati.
Pendisiplinan dengan rotan menghasilkan panen ketentraman dan
kebenaran. Kita membaca dalam
Tindakan pendisiplinan dengan rotan menghasilkan buah yang mengagumkan. Sebagai seorang ayah dari anak-anak yang sudah dewasa, saya selalu bersyukur atas kemurahan Allah kepada keluarga kami. Kami menemukan ide yang dikemukakan dalam bab ini ketika kami baru mempunyai seorang anak. Dia berumur 18 bulan tetapi sukar dikendalikan, dia tengah menuju usia dua tahun yang merepotkan! Prinsip-prinsip ini memberi kami satu cara untuk menghadapi anak kami. Prinsip-prinsip tersebut membuat dia dapat mengendalikan diri. Mereka membantu dia untuk menghormati dan mengasihi ibu dan ayah.
Pendisiplinan dengan rotan, mengembalikan anak-anak pada tempat berkat. Jika anak dibiarkan berbuat sesukanya, dia pasti akan hidup terus dikendalikan oleh nafsunya. Dia pasti terus mencari kesenangan dan tanpa sadar menjadi budak nafsu dan perasaan takutnya. Tongkat teguran membuat dia kembali tunduk kepada orangtua dalam hal dimana Allah telah menjanjikan berkat.
Pendisiplinan dengan rotan meningkatkan suasana keakraban dan keterbukaan antara orangtua dan anak. Orangtua yang mau melibatkan anak, namun tidak mengabaikan hal-hal yang menyangkut integritas hubungan mereka akan mengalami keintiman dengan anaknya. Jika anak dibiarkan cemberut dan tidak patuh, maka itu akan membuat jarak antara orangtua dengan anak. Orangtua yang tidak mau membiarkan kerenggangan hubungan tersebut akan menikmati hubungan yang akrab dan terbuka.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK