Ada empat unsur pendidikan Kristen yang penting sebagaimana tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, dan semuanya harus ada dalam program pendidikan Kristen di gereja saat ini.
Pengarahan
Pengarahan, lewat khotbah dan pengajaran, terutama berhubungan
dengan kecerdasan dan melibatkan penyampaian informasi, doktrin,
serta kebenaran Alkitab. Proses ini juga meliputi pelatihan,
seperti pengembangan ketrampilan mengajar atau kepemimpinan.
Karena mengajar dan berkhotbah praktis berhubungan dengan proses
melatih dan mengembangkan kecerdasan, maka pengarahan akan
memberikan dasar (yang juga meliputi pengajaran kabar baik
tentang keselamatan) dalam pertumbuhan menuju kedewasaan dalam
Kristus sebagai manusia yang bertumbuh dalam pengetahuan akan Dia
dan Firman-Nya.
Penyembahan
Penyembahan artinya mengekspresikan pikiran kita tentang Tuhan
kepada Tuhan. Penyembahan dalam bahasa Inggris kuno berasal dari
kata "worthship" yang menunjuk pada kelayakan seseorang dalam
menerima pujian dan hormat. Sikap yang benar dimana kita mengakui
siapa Tuhan itu serta hak-Nya untuk menerima pujian dan
kekaguman kita adalah unsur penting dalam penyembahan. Walau
penyembahan atau ekspresi hati terutama melibatkan perasaan emosi
seseorang, hal itu harus dilakukan berdasar pengenalannya akan
Tuhan. Lois E. LeBar mengatakan, "Penyembahan adalah pemujaan
kepada Tuhan saja, bersyukur pada Dia untuk segala kebaikan-
Nya bagi kita, dan menyerahkan segala keinginan kita menjadi
kehendak-Nya dalam hadirat-Nya. Ketika pengarahan berhubungan
dengan akal, maka penyembahan menantang perasaan dan keinginan
kita. Dan dengan dasar yang Alkitabiah, tingkah laku kita akan
dibentuk menurut kesukaan-Nya."
Persekutuan
Unsur ketiga yang harus menjadi bagian penting dalam program
pendidikan Kristen di gereja adalah persekutuan. Seorang percaya
tidak hanya merindukan persekutuan dengan Juruselamat dan
Tuhannya, namun ia juga mencari pendidikan moral lewat gereja
selaku tubuh Kristus (Efesus 4:15-16, 1Yohanes 1:3). Persekutuan
yang benar tentu lebih dari sekedar aktivitas sosialisasi atau
rekreasi atau sebatas sebagai kegiatan kumpul-kumpul yang membuat
anggotanya merasa nyaman berada dalam kelompok, namun juga
sebagai sarana saling membangun satu sama lain lewat perhatian,
doa, sharing, pemanfaatan talenta dan kemampuan serta
pengembangan pertemanan Kristen yang hangat. Persekutuan semacam
ini dapat dilakukan oleh berbagai kelompok umur. Bahkan anak-anak
juga dapat membangun atmosfer komunitas lewat kegiatan yang
menawarkan kerjasama daripada persaingan. Dalam konteks pelayanan
dewasa, LeBar mengatakan, "Kedalaman persekutuan mereka dengan
Tuhan dan sesamanya akan memunculkan kualitas penyembahan dan
penginjilan dalam gereja."
Pelayanan Nyata
Unsur keempat yakni pelayanan nyata, berfokus pada kewajiban tiap
pribadi orang percaya untuk bertindak berdasarkan pengetahuan dan
imannya. Hal ini dapat dilakukan dalam berbagai cara. Ia dapat
berbicara mengenai imannya, mengajar, melakukan kunjungan,
melayani sebagai diaken, membantu dalam bidang administrasi
gereja lokal, melatih orang lain, menunjukkan keramahan dan kasih
bagi mereka yang sedang sakit dalam perkumpulan, doa atau
memimpin pelajaran Alkitab. Pelayanan macam ini tidak hanya
memungkinkan untuk dilakukan oleh beberapa orang saja, namun juga
oleh berbagai kelompok umur, anak-anak, pemuda, dan orang dewasa
juga dapat dilibatkan.
Selain empat unsur di atas, satu aspek penting lagi yang perlu ada dalam program pendidikan Kristen di gereja adalah PENGINJILAN.
Penginjilan atau pemaparan tentang Injil adalah tujuan utama dalam pendidikan Kristen sebagaimana diperintahkan oleh Alkitab. Hal ini tidak dimasukkan sebagai salah satu bagian dari keempat unsur sebelumnya, namun meresap kedalamnya. Pengarahan, penyembahan, persekutuan dan pelayanan nyata, semuanya dapat dipakai oleh gereja sebagai alat penginjilan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus. Sebagai contoh, dalam sebuah kegiatan camp (yang meliputi empat unsur tersebut), seorang murid SMU dapat menerima Yesus sebagai Juruselamatnya lewat berbagai macam aktivitas. Dia mungkin dapat mendengar dan menanggapinya ketika mendengar khotbah (pengarahan), ketika malam perenungan api unggun (penyembahan), atau lewat bimbingan rekan sekamarnya (persekutuan, pelayanan nyata). Gereja lokal harus bertanya pada diri sendiri, apakah orang-orang yang terlibat dalam berbagai program dan pelayanan kita benar-benar menampakkan pernyataan bahwa Kristus adalah Juruselamat sehingga mereka yang belum bertobat dapat dan akan menanggapinya? Apakah ada penekanan akan keselamatan dalam pertumbuhan dan pelayanan?
Penilaian yang dilakukan secara berhati-hati terhadap program- program pendidikan Kristen bagi kelompok umur tertentu mungkin akan menunjukkan adanya penekanan berlebihan atau yang kurang atas salah satu dari keempat unsur di atas. Tiap departemen harus bekerja secara baik untuk membuat daftar urutan semua rencana program yang akan dilakukan selama setahun (Sekolah Minggu, program Minggu malam, camp, sekolah Alkitab liburan, persekutuan kelompok mingguan) dan mengetahui unsur mana yang memerlukan penekanan khusus dalam setiap detail program. Ketika sebuah departemen mampu mengembangkan daftar urutan tersebut, pertanyaan selanjutnya yang perlu ditanyakan adalah: Unsur mana yang paling sering ditekankan? Unsur mana yang seringkali hilang atau kurang mendapat cukup penekanan? (t/Ary)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK