Penginjilan dan Anak


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Kira-kira 50% orang-orang Kristen menerima Kristus pada saat mereka berusia dua belas tahun. Hal ini berarti bahwa kita harus meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk melakukan kontak/mendampingi anak kita sebelum mereka menginjak masa-masa remaja. Bagaimana kita bisa menolong anak menerima keselamatan dan jaminan keselamatan?

KONSELING KESELAMATAN (SALVATION COUNSELING)

Pertanyaan "Kapan seorang anak siap menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka?" merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan. Jawabannya tidak mungkin sederhana. Seorang pelayan anak harus selalu siap menyampaikan tawaran keselamatan dari Allah kepada semua anak dengan pertolongan Roh Kudus. Jangan pernah mengambil kesimpulan bahwa anak-anak masih terlalu muda atau tidak mampu memahami keselamatan. Sebaliknya, kita harus berhati-hati dalam mengambil kesimpulan bahwa semua anak siap menerima Yesus, pelayan anak harus terus menanam benih dan berserah kepada Roh Kudus supaya memimpin anak kepada pertobatan sekaligus memberi hikmat bijaksana bagi kita untuk tahu kapan harus memimpin anak mengalami pertobatan.

Anak-anak tidak bisa memahami konsep-konsep yang abstrak atau kata-kata kiasan. Seorang anak akan bingung bila mendengar ungkapan, "Mintalah Yesus masuk ke dalam hatimu". Tetapi ungkapan yang menyatakan supaya mereka menjadikan Yesus sebagai sahabat yang akan selalu ada bersamanya, justru akan lebih mudah mereka pahami. Anak-anak juga akan lebih memahami konsep "menjadi milik Kristus" karena ada benda-benda yang menjadi miliknya dan mereka tahu apa artinya itu. Pastikan ungkapan-ungkapan yang digunakan mudah dipahami oleh anak. Bahkan kata singkat seperti "dosa" perlu dijelaskan atau diganti dengan "perbuatan salah". Anak-anak merespons kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang digunakan sehari-hari, misalnya Tuhan sebagai Bapa dan Yesus sebagai anak-Nya; ditangkap karena melakukan kesalahan; dihukum oleh orang tua; dan sebagainya.

  1. Hal-hal yang harus dihindari saat membawa anak datang kepada Yesus.

    1. Memotivasi dengan menakut-nakuti.

      Memang benar bahwa mereka yang tidak menerima Yesus sebagai Juru Selamat akan abadi di dalam neraka (Why. 20:15). Namun, ini bukanlah cara terbaik untuk memotivasi anak supaya memberi respons. Bila anak bisa menghilangkan ketakutan mereka, ada kemungkinan mereka akan lebih keras lagi menentang kabar baik.

    2. Mengundang secara berkelompok.

      Pada saat mengundang anak secara berkelompok, akan terlalu mudah bagi anak-anak untuk merespons dan sering kali respons itu adalah untuk alasan yang salah, misalnya untuk mendapatkan pengakuan dari pelayan/gurunya, atau karena orang lain melakukannya. Bila Roh Kudus bekerja pada anak itu, anak itu akan melakukan hal-hal yang sulit, misalnya tetap tinggal untuk menemui atau mendekati pelayan/gurunya secara pribadi.

    3. Memberi hadiah kepada anak yang merespons.

      Beberapa orang memberi Alkitab atau buku kepada anak-anak yang mau menerima Yesus. Bila hal ini dilakukan di depan anak-anak lainnya, anak-anak lain itu mungkin akan memberi respons yang sama, tetapi hanya untuk mendapatkan hadiah untuk dirinya sendiri.

    4. "Steam-rolling children".

      Anak harus dibimbing agar tidak terburu-buru dalam melakukan empat tahap menuju keselamatan. Pastikan bahwa mereka mengerti dan mengikuti. Mintalah mereka menyampaikan kembali pesan yang diterima dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.

  2. Hal-hal yang harus dilakukan saat memimpin seorang anak kepada Kristus.

    1. Melakukan pesan yang disampaikan.

      Meskipun pesan yang disampaikan kepada anak merupakan pesan terbaik yang bersumber dari Alkitab dan menggunakan metode yang tepat, pesan ini tidak akan menjadi efektif bila pelayan anak tidak melakukannya.

    2. Ajaklah anak untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa.

      Ajakan itu bisa berupa berdiri atau mengangkat tangan saat anak-anak lain menutup mata.

    3. Pastikan anak-anak datang atas kemauan mereka sendiri.

      Untuk bisa mengetahui apa yang dipikirkan oleh anak, Anda bisa bertanya, "Tim, mengapa kamu berdiri? Adakah yang ingin kamu katakan?" Pertanyaan ramah seperti ini membantu menunjukkan tingkat pemahaman mereka dan mengapa mereka meresponi.

    4. Luangkan waktu secukupnya untuk bersama-sama dengan anak.

      Jangan khawatir bila anak melewatkan beberapa kegiatan. Jangan menyampaikan firman Tuhan dengan terburu-buru karena anak tidak akan benar-benar memahami kebenaran yang disampaikan.

    5. Gunakan Alkitab tetapi batasi ayat-ayatnya.

      Jangan mengutip sejumlah ayat karena akan membingungkan anak. Lebih baik gunakan satu atau dua ayat kunci yang dapat benar-benar dipahami dan diingat oleh anak.

  3. Yang harus dikatakan saat memimpin anak kepada Yesus.

    Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk memimpin anak datang kepada Yesus. Berikut adalah kebenaran-kebenaran dan ayat-ayat penting yang harus dipahami.

    1. Allah sangat mengasihi manusia (Yoh. 3:16a).

    2. Semua orang melakukan kesalahan (Roma 3:23).

    3. Allah mengasihi semua orang -- Ia mengutus Yesus supaya mati untuk semua orang (Yoh. 3:16b).

    4. Ada hal-hal yang harus dilakukan oleh manusia:

      • percaya (Yoh. 1:12);
      • menyesal dan minta pengampunan (1Yoh. 1:9);
      • mengucap syukur, dan
      • melakukan perintah Tuhan (Yoh. 14:15).
    5. Mereka harus yakin bahwa mereka adalah anak Allah (Rom. 8:15-16).

  4. Membantu anak memahami "Iman".

    Meskipun kata iman merupakan konsep yang asing bagi anak, ada kemungkinan untuk menjelaskan artinya dengan menggunakan tiga kata berikut ini.

    1. Iman berarti "believing". Anak-anak perlu percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia untuk mati menebus dosa manusia. Mereka harus percaya dan menerima Injil sebagai fakta, bukan fantasi.

    2. Iman berarti "trusting". Keselamatan berasal dari kepercayaan seseorang kepada Yesus. Sama halnya dengan anak-anak yang percaya bahwa ibu mereka akan memberi mereka makan dan selalu ada bagi mereka, jadi mereka harus yakin bahwa Yesus adalah nyata dan ingin menjadi sahabat mereka.

    3. Iman berarti melakukan. Anak-anak perlu memulai cara hidup yang baru. Yak. 2:14-17 mengatakan bahwa iman ditunjukkan dalam perbuatan-perbuatan baik. Kita tidak melakukan perbuatan baik untuk mendapatkan nilai di hadapan Allah tetapi kita melakukan perbuatan baik sebagai respons atas apa yang sudah Allah lakukan dalam hidup kita. Perbuatan baik kita ini merupakan ungkapan terima kasih kita kepada Allah.

  5. Contoh pengalaman konseling.

    1. Materi disampaikan dan beberapa bentuk respons diajarkan.
    2. Respons anak bisa dengan berdiri atau mengangkat tangan, dan sebagainya.
    3. Hampiri anak dan tanyakan nama mereka bila Anda belum mengetahui nama mereka.
    4. Tanyakan kepada anak -- dengan menyebut nama mereka -- mengapa mereka maju ke depan atau mengangkat tangan.
    5. Bagikan berita Injil kepada mereka.
    6. Berdoalah bersama anak bila mereka sudah siap menerima Yesus sebagai Juru Selamat.
    7. Yakinkan anak bahwa mereka sekarang menjadi bagian dari keluarga Allah.
    8. Tulislah nama dan alamat anak, lalu berikan kepada pemimpin kelompok (team leader).
    9. Teruslah melakukan kontak dengan anak, misalnya melalui surat, kunjungan, obrolan, dan lain-lain.
  6. Kenali, doronglah, dan responi kesiapannya.

    1. Bagaimana mengenali kesiapan anak?

      Ada tanda-tanda yang bisa digunakan guru untuk menentukan apakah anak-anak siap untuk menerima Yesus sebagai Juru Selamat.

      1. Anak menanyakan karya keselamatan Yesus.
      2. Anak menunjukkan penyesalan atas dosa dalam hidupnya.
      3. Anak minta menerima Yesus dalam hidup mereka.
      4. Terjadi perubahan watak dalam diri anak -- pemikiran yang serius, benar-benar memikirkan dosa, dan lain-lain.
      5. Anak menunjukkan perkembangan konsep pemahaman, misalnya iman, pertobatan, pengakuan, dan lain-lain.
    2. Bagaimana mendorong anak supaya siap?

      Ada banyak hal yang bisa menolong guru untuk mengenalinya.

      1. Berdoalah supaya Allah sendiri yang akan menarik mereka.
      2. Kenalkan mereka pada kasih dan kebaikan Allah.
      3. Biarkan mereka melihat kehidupan kekristenan Anda.
    3. Bagaimana merespons kesiapan anak?

      Berikut adalah prinsip-prinsip umumnya:

      1. Doakan mereka dan carilah kesempatan untuk membagikan berita Injil kepada mereka.
      2. Ketahuilah keadaan mereka dengan menanyakannya.
      3. Sampaikan berita Injil dan perhatikan respons mereka.
      4. Mintalah mereka untuk membaca Alkitab.
      5. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menyelidiki apakah mereka sudah memahami Injil.
      6. Pimpinlah mereka dalam doa untuk menerima keselamatan -- pengakuan dosa, percaya pada kematian dan kebangkitan Yesus, dan minta pertolongan Tuhan supaya dapat hidup dalam kebenaran.
      7. Bersukacitalah bersama mereka, tinjau ulang komitmen mereka dan tegaskan lagi apa yang sudah terjadi.

Petunjuk khusus

  1. Jelaskan dengan spesifik segala sesuatunya sehingga anak bisa menghargai pentingnya kematian Kristus. Konsep intinya adalah Allah mengasihimu, kamu telah berdosa, Kristus mati untuk menebus dosamu, kamu harus mengaku kepada-Nya bahwa kamu adalah orang berdosa dan meminta Dia untuk mengampuni. Kamu adalah bagian dari keluarga Allah dan memiliki hidup kekal.

  2. Dalam menyampaikan Firman Tuhan, gunakan beberapa ayat dalam Alkitab. Bila anak sudah bisa membaca, mintalah untuk membacanya dan personifikasikan pesan yang ada dengan menempatkan nama mereka dalam ayat tersebut. Contoh: Yoh. 3:16,36; Rm. 3:23; Rm. 6:23; Yoh. 1:14; 1Yoh. 1:9.

  3. Bergantunglah kepada Roh Kudus dalam mendapatkan respons anak.
  4. Berikan pertanyaan dan doronglah anak supaya bertanya.
  5. Beri mereka kesempatan untuk merespons Injil.

    1. Mintalah anak untuk memberi respons kepada diri mereka sendiri sebelum memberi respons keluar. Guru bisa bertanya, "Jika kamu ingin Yesus menjadi Juru Selamatmu, katakan kepada diri sendiri, `Ya Yesus, aku ingin Engkau menjadi Juru Selamatku`."

    2. Berikan undangan yang jelas. Pikiran anak mudah melantur. Tanyakan kepadanya, "Bisakah kamu menjelaskan mengapa kamu ingin mengobrol dengan saya?"

    3. Buatlah suasana santai untuk berbicara tentang menerima Yesus. Saat anak bertanya, "Bisakah aku menerima Yesus?", itulah saatnya untuk berhenti. Selanjutnya, pimpinlah anak kepada Kristus. Cara lain yang sederhana dan efektif adalah dengan mengundang anak untuk tetap di kelas bila mereka ingin menerima Kristus.

    4. Hindari undangan yang sangat mudah, yang bisa mengakibatkan penerimaan mereka akan Yesus tidak benar-benar murni. Diperlukan beberapa respons manusiawi. Pengakuan terbuka atau tanda-tanda bahwa mereka ingin menerima Kristus sering kali menentukan keputusan yang ada dalam pikiran anak.

    5. Hindari pengambilan keputusan secara bersama-sama. Bila guru mau menghadapi anak secara individu dan pribadi, hasil yang diperoleh pada saat pengambilan keputusan akan lebih baik. Menghadapi anak satu per satu akan menghindari bahaya:

      • manipulasi,
      • pahlawan penyembahan,
      • emosional,
      • eksternal (mereka mungkin bingung apa arti mengangkat tangan dengan pertobatan yang sesungguhnya dari dalam diri mereka), dan
      • respons kelompok (mereka memberi respons untuk menyenangkan teman-teman di kelompoknya).

KONSELING UNTUK MENYAKINKAN

  1. Yakinlah pada pengertian keselamatan.

    Yakinlah bahwa:

    1. Allah mengasihiku dan tidak akan meninggalkanku;
    2. Ia ada bersamaku dalam menghadapi setiap masalah;
    3. Ia mengampuniku bila aku gagal melakukan perintah-Nya;
    4. Ia menyiapkan rumah bagiku di surga.
  2. Sebab-sebab ketidakpastian.

    1. Suasana rumah yang tidak menentu.

      Anak-anak yang memiliki hubungan buruk dengan ayahnya lebih sulit memberi diri untuk memercayai Bapa di surga.

    2. Menjadikan dosa sebagai sesuatu yang tidak menantang.

      Bila tidak ada perubahan gaya hidup yang besar atau penting, yang biasanya terjadi pada anak "yang baik" dari keluarga Kristen, itu berarti mereka ragu-ragu.

    3. Kepastian berdasarkan perintah.

      Anak-anak yang memutuskan bahwa mereka adalah orang Kristen berdasarkan perbuatan yang mereka lakukan akan ragu-ragu apakah mereka diselamatkan. Kebutuhan kepastian harus didasarkan pada Firman Allah.

    4. Pengalaman pertobatan di masa lalu.

      Anak-anak yang sudah menyerahkan hidupnya kepada Yesus (saat usia 4 -- 8 tahun) sering kali bertumbuh dan kurang keyakinan. Mungkin karena mereka telah lupa pengalaman mereka itu.

    5. Salah menerima ajaran.

      Sering kali anak-anak mendengar perkataan bahwa bila mereka tidak bisa mengingat percakapan mereka, mereka tidak diselamatkan atau mereka bisa kehilangan keselamatan jika mereka nakal.

    6. Ketakutan dalam mengekspresikan keraguan.

      Anak-anak mungkin takut mengecewakan orang tua mereka bila mereka menunjukkan keraguan. Mereka berpura-pura tidak ragu-ragu tetapi sebenarnya mereka tidak yakin.

  3. Membantu anak menerima kepastian.

    Rm. 10:17 mengatakan bahwa iman berasal dari mendengarkan firman Allah. Kita bisa membimbing anak untuk mendasarkan keselamatan pada fakta-fakta Alkitab dengan melakukan hal-hal berikut.

    1. Menjelajahi pengalaman keselamatan mereka.

      Untuk menentukan apakah anak itu sudah diselamatkan atau belum, atau bila keraguan itu justru merupakan dorongan dari Allah, mintalah mereka membagikan pengalaman keselamatan mereka. Jika mereka sudah diselamatkan, jangan mencoba untuk membuatnya mengakui lagi, yang perlu Anda lakukan adalah meyakinkan bahwa mereka telah menerima keselamatan. Jelaskan bahwa sekali kita menjadi bagian dari keluarga Allah, kita akan selalu menjadi bagian dari keluarga itu. Tunjukkan bahwa mereka selamanya menjadi bagian dari keluarga Allah. Berdoalah agar mereka mendapatkan kepastian.

    2. Tunjukkan kepada mereka ayat-ayat yang menyatakan kondisi dan janji.

      Dalam Kis. 16:31, kondisinya adalah "percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus", sedangkan janjinya adalah "engkau akan selamat". Di Yoh. 1:12, kondisinya adalah "menerima-Nya, percaya dalam nama-Nya", sedangkan janjinya adalah "menjadi anak-anak Allah". Bacalah Alkitab bersama anak dan personalisasikan dengan menempatkan namanya dalam ayat itu. Tanyakan kepada anak, "Apakah kamu melakukan ini?" Jika ya, tanyakan, "Apa yang Tuhan janjikan?"

    3. Doronglah mereka untuk menceritakannya kepada orang lain.

      Anak-anak perlu didorong untuk menceritakan iman barunya kepada keluarga atau teman-teman mereka dan pada waktu yang diberikan untuk kesaksian dalam persekutuan-persekutuan. (t/Ratri)

Kategori Bahan PEPAK: Penginjilan Anak - Misi Anak

Sumber
Judul Artikel: 
Evangelism and Children
Judul Buku: 
Sonlife Africa

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar