Apabila kita memerhatikan cara kerja seorang tukang kebun yang sedang menanam sebuah pohon, kita akan menemui sebuah metode "pertumbuhan" dalam kehidupan manusia. Seorang tukang kebun tidak bisa mengadakan sebuah biji, tetapi ia tahu hukum "pertumbuhan". Pekerjaannya adalah mengerat, menyiram, mengatur, dan memberi pupuk agar biji yang kecil itu bertumbuh menjadi sebuah pohon yang rimbun daunnya dan lebat buahnya. Pertumbuhan seorang anak juga bagaikan sekuntum bunga, yang di dalamnya mengandung suatu kekuatan atau kemampuan yang dapat digali. Jika kita ingin kehidupan yang mungil ini bertumbuh, kita harus mendidik mereka dengan baik.
PENDIDIKAN DALAM ALKITAB
Ayat-Ayat dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama, ditegaskan bahwa tanggung jawab orang tua adalah mendidik anak-anaknya dengan tekun (Ulangan 6:6-7), mendidik anak-anaknya untuk dapat mengenal perintah/taurat Allah (Mazmur 78:5,6), mendidiknya di jalan yang benar (Amsal 22:6), dan menjawab pertanyaan seorang anak dengan tepat (Keluaran 12:26,27; 13:8). Mendidik anak adalah suatu keharusan karena anak merupakan warisan Allah kepada orang tua (Mazmur 127:3), bahkan bila perlu mereka diizinkan mendidik anak dengan memberikan hukuman jasmani (Amsal 22:15; 19:18; 23:13-14; 29:15,19). Beberapa ayat Alkitab ini membuktikan bahwa bangsa Israel pada zaman Perjanjian Lama sangat mementingkan pendidikan terhadap anak.
Ayat-Ayat dalam Perjanjian Baru
Yesus sedikit pun tidak memandang rendah seorang anak. Banyak ayat yang membuktikan bahwa Yesus sangat mengasihi anak-anak, misalnya: Markus 9:36,37; 10:13-16; Matius 11:16-17; 18:3-10; 19:13-15; 21:15-16; Lukas 18:15-17, dll. Di tengah-tengah kesibukan-Nya, Yesus belum pernah menolak kehadiran anak-anak, dengan rela Ia mendekati mereka, memenuhi kebutuhan mereka, bahkan memberkati mereka.
Dalam tradisi Perjanjian Baru, pendidikan terhadap anak, merupakan tanggung jawab orang tua. Dalam Kolose 3:21 dan Efesus 6:4 disebutkan bahwa orang tua harus mendidik anak dalam ajaran firman Allah. Kewajiban orang tua dalam mendidik anak adalah memelihara mereka, mencukupi kebutuhan materi dan emosi mereka, serta menasihati mereka agar bertumbuh.
PENGARUH DARI LINGKUNGAN AGAMA
Anak-anak membutuhkan bantuan orang lain di bidang pertumbuhan moral dan kerohanian. Sejak kecil mereka sudah dapat dididik untuk memiliki standar pemikiran dan konsep moral, tetapi di bidang rohani perlu dibantu agar mereka bisa bertumbuh.
Sejak dini anak-anak sudah dibuai dalam suasana kehangatan. Pendidik dan orang tua harus memberikan suasana hangat dan kasih sehingga membantu mereka merasakan kasih Allah dan hidup saling mengasihi dengan sesama orang Kristen.
Sedini mungkin orang tua sebaiknya menyekolahkan anak di sekolah Kristen atau membawa mereka ke sekolah minggu karena didikan firman Tuhan dapat membentuk mereka memiliki suatu konsep hidup dan karakter yang sempurna. Meskipun hanya satu jam seminggu, namun pendidikan di sekolah minggu dapat menjadi salah satu bagian yang teramat penting dalam kehidupan mereka. Menyediakan suasana rohani yang indah dapat memengaruhi kehidupan anak sehingga sejak kecil mereka senang dan merindukan kebenaran Tuhan.
DASAR KONSEP NILAI
Pepatah orang Cina mengatakan, "Usia tiga tahun menentukan usia delapan puluh." Pepatah lain juga mengatakan, "Di usia tiga tahun melihat kedewasaan, di usia tujuh tahun melihat usia tua." Artinya ialah segala sesuatu yang diterima pada masa kanak-kanak akan menentukan gaya hidupnya kelak di kemudian hari. Kehidupan masa kanak-kanak dapat menjadi model kehidupan masa depannya. Masa awal kehidupan anak adalah masa yang sangat penting; oleh sebab itu, harus ditetapkan suatu dasar yang kuat dan baik. Kehidupan pada usia lima tahun dalam masa prasekolah adalah sebagai berikut:
1. Masa penentuan dasar
Masa yang terpenting dalam kehidupan seseorang ditentukan pada masa pertumbuhan dan perubahannya sejak lahir hingga saat masuk sekolah.
2. Masa perkembangan karakter
Dasar karakter dan sifat seseorang terbentuk pada usia lima tahun pertama.
3. Masa belajar
Masa kanak-kanak adalah masa belajar yang berharga. Dalam tahun- tahun itu mereka banyak belajar tentang arti pertumbuhan hidup.
Seorang filsuf bernama Rousseau berkata, "Sebelum masuk dunia sekolah, karakter/sifat anak pada usia enam tahun sudah hampir terbentuk." Socrates mengatakan bahwa dalam suatu pekerjaan, saat awal merupakan yang terpenting; pandangan ini benar dan sesuai dengan hidup bayi dan anak. Perkataan tokoh-tokoh ini mengingatkan kita bahwa jika kita ingin membimbing dan mendidik anak-anak agar memiliki karakter yang indah, kita harus memerhatikan perkembangan perilaku mereka di masa prasekolah, sebagaimana ucapan yang mengatakan, "Permulaan yang baik merupakan separuh dari keberhasilan." Orang tua harus sabar mendidik anak agar dapat melaksanakan kewajiban yang agung ini.
SUMBANGSIH DARI ILMU JIWA
Para ahli psikoanalisis berpendapat bahwa segala pengalaman di masa kanak-kanak akan menentukan perkembangan karakter mereka. Jadi, ketika seorang mengalami masalah kejiwaan, cara membimbingnya ialah dengan menyelidiki pengalaman di masa kanak-kanaknya. Jikalau anak- anak memperoleh pendidikan yang tepat dan dibina dalam suatu konsep nilai yang tepat, pengaruh yang baik ini akan terus berlanjut hingga dewasa.
Dalam ilmu jiwa behaviorisme (behavior psychology) ditegaskan betapa pentingnya peran lingkungan. John B. Watson berpendapat, "Berikan kepada saya dua belas anak yang sehat, mereka akan saya didik sesuai dengan keinginan saya, dan saya yakin dapat membentuk mereka dan menjadikan mereka seorang dokter, ahli hukum, seniman, pedagang, pemimpin. Sekalipun mereka adalah pengemis dan pencuri, tanpa menghiraukan apa dan bagaimana bakat mereka, serta hobi, sifat, kekuatan, jabatan, dan kebangsaan dari nenek moyang mereka."
Seorang filsuf dari Inggris, John Locke, juga berpendapat bahwa pendidikan di masa kanak-kanak sangat penting. Ia mengakui bahwa setiap orang memiliki temperamen yang khusus, tetapi lingkungan tetaplah yang membentuk jiwa. Masa bayi adalah yang paling mudah dibentuk sesuai dengan keinginan kita. John Locke menegaskan bahwa jiwa anak itu bagaikan selembar kertas putih yang menanti orang dewasa untuk mengisinya. Pendapat John Locke ini sudah tentu tidak sepenuhnya dapat diterima, walaupun ada kebenarannya. Pengalaman di masa kanak-kanak akan sangat memengaruhi kehidupan seseorang; oleh karena itu, pendidikan di masa kanak-kanak tidak boleh diremehkan.
PENTINGNYA PENDIDIKAN DI SEKOLAH MINGGU
Di sekolah minggu, anak tidak memiliki waktu yang cukup panjang, akan tetapi jika guru sekolah minggu dapat mengembangkan pendidikan agama secara sistematis, dampaknya akan sangat memengaruhi kehidupan anak itu.
Nilai Dari Sejarah
kehadiran sekolah minggu sampai sekarang merupakan visi dan beban dari seorang wartawan Inggris bernama Robert Raikes. Beliau melihat kebobrokan masyarakat di Gloucester dan dengan menyadari kebutuhan masyarakat akan kehidupan rohani, dimulailah gerakan sekolah minggu yang mulia itu. Pada hari Minggu, anak-anak pengangguran yang sedang melakukan kejahatan di jalan-jalan dikumpulkan ke dalam sebuah rumah seorang Kristen dan kepada mereka diajarkan Alkitab.Pada tahun 1780, sekolah minggu yang pertama dimulai dengan mengajarkan agama agar anak-anak itu dapat mengecap pendidikan, dan yang lebih penting dari itu adalah kelakuan dan kehidupan mereka mengalami perubahan yang baik. Sekolah minggu kemudian tersebar ke seluruh Inggris, juga dengan cepat tersebar ke seluruh dunia. Khususnya di Amerika Serikat, sekolah minggu mengalami perkembangan yang sangat pesat dan itu disebabkan banyaknya tokoh yang ikut mengembangkan sekolah minggu, seperti Stephen Paxson. Karena melalui sekolah minggu ia memperoleh keselamatan, ia kemudian mendirikan sekolah minggu di mana-mana, bahkan sampai lebih dari seribu. Dewasa ini sekolah minggu bukan saja menyelidiki Alkitab, tetapi juga membimbing orang untuk membawa jiwa yang baru.
Gereja melalui sekolah minggu bertumbuh dengan pesat. Apalagi di gereja, sekolah minggu memang mempunyai fungsi tersendiri yang tidak dapat diabaikan. Amanat dari sekolah minggu ialah menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus yang tercantum dalam Injil Matius 28:19,20: "... karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptiskan mereka dalam nama Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu .... Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Pengaruh
Seorang bapak sekolah minggu bernama Dr. J.N. Frost berkata, "Pekerjaan sekolah minggu adalah mengajar Alkitab, menanamkan firman Allah ke dalam jiwa anak yang mungil. Di sekolah minggu setiap detik merupakan pengalaman yang berharga bagi anak-anak." Oleh karena itu, sekolah minggu menjadi bagian yang penting bagi gereja untuk mendidik anak. Ny. Myrtle Owens Looney berkata, "Anak-anak perlu menjadi orang Kristen, bahkan harus bertekad untuk meneladani Yesus, dan untuk ini, mereka harus bertobat, mengenal, dan menerima Yesus." Beberapa ahli pendidikan anak mengatakan bahwa pada masa itu banyak anak belajar di sekolah minggu dalam waktu singkat. Karena itu, gereja harus menyediakan lingkungan yang baik bagi sekolah minggu, Alkitab harus menjadi bahan utama dalam mengajar anak. Gereja harus menerima kehadiran anak-anak karena mereka merupakan motor gereja yang akan datang, selain merupakan kekuatan yang tersembunyi bagi pertumbuhan gereja. Jelaslah pekerjaan dan pengajaran di sekolah minggu mempunyai pengaruh yang besar; oleh sebab itu, kita harus sedini mungkin membina anak-anak untuk mengenal Allah, berkenalan dengan Injil, mengenal pengajaran Alkitab, agar benih Injil dapat berakar ke bawah dan berbuah ke atas. Orang tua yang bijak harus cepat memanfaatkan kesempatan ketika anak-anak masih menurut untuk membawanya ke sekolah minggu, supaya mereka dibimbing. Guru sekolah minggu yang bijak harus memanfaatkan kesempatan untuk mengajar firman Allah dengan setia, seperti Lois dan Eunike, nenek dan ibu Timotius, yang menanamkan firman Allah di hati Timotius yang masih kecil.
Amsal berkata, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak menyimpang dari pada jalan itu" (Amsal 22:6).
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK