Mengajak anak-anak untuk datang dan beribadah ke SM ternyata memerlukan campur tangan dan keterlibatan yang dalam dari guru-guru SM. Mereka tidak akan pernah mengerti mengapa mereka harus datang ke SM jika guru SM tidak pernah membimbing mereka mengenai hal tersebut. Bagaimana cara kita membimbing mereka? Sebelumnya, para guru harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti pentingnya ibadah SM itu sendiri. Setelah itu, barulah kita tularkan hal itu kepada anak-anak SM kita.
APAKAH IBADAH ITU?
Apa yang Saudara lakukan pada waktu Saudara beribadah? Apa yang dapat terjadi dengan Saudara ketika beribadah? Bagaimana Saudara mengetahui bahwa Saudara menjalankan ibadah?
Gagasan dasar tentang ibadah terkandung dalam arti kata itu sendiri.
Ibadah berarti perbuatan, dan sebagainya untuk menyatakan bakti
kepada Tuhan. Dan bakti ialah perbuatan yang menyatakan hormat,
tunduk, kasih, setia, dan sebagainya.
Beribadah kepada Allah menolong kita menggenapi rencana-Nya bagi kita. Kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan menikmati persekutuan dengan-Nya untuk selama-lamanya.
Ingat dan catatlah definisi ibadah ini di dalam catatan pribadi Anda:
Ibadah adalah suatu pengalaman yang rapuh. Dengan mudah dapat rusak oleh gangguan. Masalah kedisiplinan dapat menghalangi semangat ibadah, demikian juga lingkungan yang kurang baik dan kurang cocok.
Ibadah lebih sering timbul karena melihat teladan orang daripada karena mendengar ajarannya. Karenanya, tingkah laku pemimpin sangat penting. Pemimpin yang tidak mempunyai persiapan dan kurangnya organisasi dapat menghalangi ibadah.
Ibadah yang tidak terjalin bersama pengajaran dapat menjadi tidak berarti juga. Kita melakukan kekeliruan yang menyedihkan bila menuangkan pengetahuan ke dalam benak si anak dan tidak memberikan sesuatu yang menarik hatinya.
KAPAN, DI MANA, DAN MENGAPA HARUS BERIBADAH
Kebaktian pagi atau petang hari tidak pernah dimaksudkan untuk mengajar anak-anak dan para remaja mengenai bagaimana beribadah atau mengikutsertakan mereka dalam pengalaman ibadah yang agak lama. Acara pembukaan Sekolah Minggu seringkali tidak memberikan kesempatan untuk ibadah yang berarti kepada anak-anak.
Kebaktian anak-anak menyediakan kesempatan yang baik untuk mendidik anak-anak beribadah. Akan tetapi, tidak semua anak menghadiri kebaktian tersebut. Ada keluarga yang tidak tinggal untuk ibadah pagi. Banyak gereja yang tidak mengadakan kebaktian anak-anak.
Pemecahan yang terbaik adalah menyediakan waktu untuk ibadah sebagai bagian dari jam pelajaran Sekolah Minggu. Dengan cara ini, ibadah dapat disesuaikan dengan keperluan dan kesanggupan tingkat umur anak. Seringkali, kebaktian ini sajalah yang dihadiri oleh kebanyakan pelajar itu. Itulah kesempatan mereka satu-satunya untuk mendapatkan pengalaman ibadah. Di Sekolah Minggu, pengalaman ibadah dapat didasarkan pada pelajaran yang diberikan. Seringkali, ada baiknya untuk menutup jam pelajaran Sekolah Minggu dengan memberi kesempatan beribadah. Dengan cara ini, maka kebaktian itu dapat berlandaskan kebenaran utama seperti pelajarannya sehingga "pengetahuan otak" dapat dijadikan "pengetahuan hati" dengan menanamkannya di dalam perasaan dan kehendak. Misalnya, pada saat pelajaran, kita mengajarkan rencana keselamatan sehingga seluruh kelas mengerti apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka dan apa yang harus mereka kerjakan. Dalam kebaktian ibadah, mereka ditantang untuk membuat keputusan menerima keselamatan ini.
Tujuan untuk melibatkan para pelajar dalam ibadah di Sekolah Minggu ialah:
Sedikit sekali anak-anak yang pernah diajar untuk beribadah. Ada yang telah mempelajari sikap badan ketika beribadah tanpa mengerti kuasa dan tujuan ibadah. Aktivitas ibadah menyediakan pendidikan ini. Di sini kita dapat membangun landasan bagi keikutsertaan yang lebih berarti dalam kebaktian ibadah yang lain.
Ibadah bukan suatu cabang olahraga yang bisa ditonton. Apabila para pelajar diikutsertakan dalam ibadah, barulah mereka bisa menghargainya dengan sepenuhnya.
Para pelajar memerlukan pengalaman ibadah yang disesuaikan menurut kebutuhan, minat, dan kesanggupan tingkat usia mereka.
Kebenaran-kebenaran yang diajarkan dalam kelas dapat ditekankan kembali dalam pengalaman ibadah. Ajaran Alkitab di Sekolah Minggu disesuaikan dengan tingkat usia pelajar, mengapa tidak membuat demikian juga dengan aktivitas ibadah kita? Dalam kebaktian ibadah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat tingkat usia, maka pikiran para pelajar dapat diangkat sampai ke segi pandangan Allah, hati mereka dirayu untuk membalas kasih-Nya yang besar, dan kemauan mereka ditantang membuat keputusan untuk menerima Dia.
BAGAIMANA BERIBADAH
Setiap tingkatan umur memberikan kesempatan yang unik yang memimpin kepada ibadah.
Kelas Bayi dan Kelas Kanak-kanak sangat peka terhadap suasana rohaniah. Mereka dapat dipimpin ke arah ibadah melalui perasaan kagum dan takjub. Manfaatkanlah pengalaman ibadah yang timbul dengan spontan. Rancangkanlah saat-saat ibadah yang singkat dan sering selama jam Sekolah Minggu atau jam kebaktian anak-anak.
Pikatlah hati anak-anak pratama melalui rasa terpesonanya dengan Allah, surga, dan kegemarannya akan hal-hal yang luar biasa. Anak-anak madya dapat dipikat melalui pendiriannya yang tinggi dan kegemarannya akan perbuatan kepahlawanan. Tolonglah mereka untuk mengerti bahwa Allah itu kudus, tetapi juga penuh kasih.
Para remaja bergumul dengan masalah gambaran tentang dirinya sendiri dan soal penerimaan di kalangannya. Dalam ibadah, mereka dapat belajar bahwa Allah menerima mereka sebagaimana mereka adanya dan menghargai kasih dan ibadah mereka. Kaum muda yang lebih tua terlibat dalam membuat keputusan hidup yang penting. Mereka dapat dipimpin untuk menemukan kehendak Allah melalui pengalaman ibadah secara berkelompok atau secara perorangan.
UNSUR-UNSUR IBADAH
Ada empat unsur dasar yang terlibat dalam ibadah, yaitu nyanyian, doa, nas Alkitab, dan penatalayanan. Unsur-unsur ini perlu digabungkan di dalam suatu pengalaman ibadah yang memenuhi tiga patokan ini:
Langkah-langkah yang tercakup dalam membangun suatu kebaktian ibadah adalah:
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK