Apabila Saudara mengajar anak-anak, maka suatu pintu kesempatan yang
indah sekali terbuka di hadapan Saudara. Sudah terlalu lama gereja
gagal dalam melihat adanya kemungkinan besar untuk mencapai anak-
anak bagi Kristus dan untuk mendidik mereka pada jalan-jalan yang
benar sejak kecilnya. Orang-orang Kristen yang tulus kepercayaanya
pun telah menganggap anak-anak "tak cakap" untuk mengerti Alkitab
dan tidak mampu menanggapi Firman Allah. Cara-cara mengajar yang
kurang baik dan ketidaksabaran orang dewasa telah meniadakan suatu
kesempatan yang besar untuk memberitakan Injil kepada mereka.
Aliran gereja-gereja Injili telah bertahun-tahun memperdebatkan
kemampuan seorang anak untuk mengerti dan menerima keselamatan.
Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang seringkali diajukan:
1. Bilakah anak-anak harus mulai belajar tentang perlunya
keselamatan pribadi?
Belum lama berselang telah terbit minat yang baru untuk mengajar
Firman Allah kepada anak yang belum bersekolah. Bagi mereka yang
menganggap Alkitab adalah "kitab orang dewasa", maka usaha ini
boleh jadi kelihatan sebagai pemborosan waktu dan tenaga.
Sekalipun demikian, pengalaman sedang menunjukkan bahwa anak-anak
pada usia yang muda sudah memiliki kemampuan untuk memperoleh
pengertian yang sederhana, namun tepat tentang Allah dan kasih-
Nya akan orang-orang berdosa. Para pendidik Kristen menyarankan
agar pengajar-pengajar yang amat cakap dan pandai dipilih untuk
tingkat usia yang lebih muda guna memperkembangkan potensi
tersebut.
Para ahli ilmu jiwa menyarankan bahwa kemampuan terbesar untuk
menerima informasi dan menyimpan pengetahuan adalah pada awal
masa anak. Pada masa itu pikiran anak masih terbuka kepada
bermacam-macam pengaruh. Alangkah baiknya bila menggunakan
kesempatan ini untuk mengajar anak itu tentang Allah! Pada usia
yang lebih lanjut, prasangka akan menyaring segala informasi yang
diterimanya sehingga sukar bagi beberapa anak menerima Injil
kasih. Sedangkan pengajaran yang lebih formil biasanya tidak
dimulai sebelum anak-anak mencapai usia kira-kira dua tahun,
namun, banyak pengajar Kelas Bayi telah berhasil memberikan dasar-
dasar kebenaran rohani kepada anak-anak yang belum berusia dua
tahun melalui kegiatan-kegiatan bermain.
2. Kapankah seorang anak harus diminta mengambil keputusan untuk
menerima Kristus?
Tiap-tiap anak mempunyai kepesatan perkembangan yang berbeda --
jasmaniah, mental, dan rohaniah. Adalah sulit dan tidak bijaksana
untuk mencari suatu patokan khronologis (berdasarkan waktu) yang
harus cocok bagi setiap anak. Ada anak-anak yang sekitar usia
lima tahun sanggup membuat penyerahan yang berarti dan tepat
kepada Kristus. Anak-anak lain memerlukan lebih banyak waktu
berkembang dan menjadi dewasa. Latar belakang juga memainkan
peranan penting dalam hal ini. Anak-anak yang dibesarkan dalam
rumah tangga Kristen seringkali lebih sanggup untuk mengerti
rencana keselamatan, oleh sebab, dalam rumah tangga mereka
diadakan ibadah keluarga dan pelajaran Alkitab secara teratur.
Akan tetapi, jalan Roh Kudus bukanlah jalan manusia. Banyak orang
bersaksi tentang pengalaman-pengalaman pertobatan sejati pada
usia yang muda, bahkan tanpa mendapat pengajaran yang saksama.
Walaupun mungkin peristiwa-peristiwa ini adalah perkecualian,
namun kita harus menerima kedaulatan Roh Kudus untuk bekerja
sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
3. Mengapa anak-anak seringkali maju ke depan bila undangan untuk
menerima keselamtan diberikan?
Mereka yang bekerja di kalangan anak-anak berulang kali
menghadapi soal ini, ketika ada anak-anak yang tertarik oleh
undangan untuk menerima Yesus, padahal mereka sudah pernah
menerima Dia. Marjorie Soderholm mengajukan beberapa sebab bagi
kesalahmengertian ini:
a. Anak itu tidak mengerti istilah-istilah yang didengar olehnya.
b. Karena takut, ia pun lalu mengambil keputusan ini.
c. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan dosa; karena itu ia sebenarnya tidak merasa memerlukan Juruselamat.
d. Ia tidak mengetahui bahwa keputusan untuk menerima Kristus sebagai Juruselamatnya hanya perlu dibuat sekali saja.
e. Mungkin pada saat ia tampil ke depan, ia merasa bersalah atas satu "kenakalan" khusus yang telah dibuatnya.
f. Ia ikut orang banyak.
g. Ia mengambil keputusannya berdasarkan suatu cerita.
h. Ia ingin menyenangkan hati gurunya.
i. Ia lelah duduk.
j. Ia mudah bereaksi terhadap cerita-cerita yang penuh emosi.
k. Tidak ada orang yang mengajar dia, sesudah ia menerima Kristus!
Jadi tindakan anak maju menerima Kristus berulang kali adalah
akibat cara-cara pendekatan yang kurang bijaksana dan sembarangan
terhadap hal mengajar. Mungkin orang dewasa, dan bukan anak-anak
yang harus disalahkan atas tindakan sedemikian itu.
Memenangkan seorang anak berarti menyelamatkan hidup yang masih
utuh. Hal itu berarti menggunakan kesempatan yang terbesar untuk
membangun kerajaan Allah. Di mana-mana saja ada anak, di rumah-rumah
yang bobrok, di kompleks perumahan pemerintah, di daerah perumahan
kalangan atas, di pedusunan, di tempat bermain dan di mana saja
orang berada. Banyak anak sedang menunggu adanya kasih, pengertian
dan belas kasihan.