Talentaku Menjadi Berkat Bagi Sesama


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Bahan Alkitab: Kejadian 41:1-57

Fokus

Kesulitan hidup kadang membuat kita kehilangan rasa percaya diri. Kita merasa menjadi orang yang bodoh, payah, dan yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan persoalan kita; apalagi persoalan orang lain. Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang, hanya saja manusia kadang tidak bisa melihat potensi dalam dirinya sendiri. Yusuf, yang mengalami kesulitan sejak dijual oleh kakak-kakaknya kepada pedagang Midian, ternyata tidak hanya berdiam diri meratapi nasibnya yang malang, namun ia justru bersedia menggunakan potensi yang ada dalam dirinya.

Dengan pertolongan Tuhan, ia mampu menyelamatkan bangsa Mesir dari bahaya kelaparan melalui penafsiran mimpi Firaun. Berikut adalah salah satu cara mengajar anak mengenal dan menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Penjelasan Bahan

  1. Setelah 2 tahun peristiwa juru minuman mendapatkan kembali jabatannya dan juru roti dihukum gantung, Firaun mendapat mimpi yang aneh dua kali berturut-turut. Pada waktu itu, mimpi dipercayai sebagai sarana Allah atau para dewa untuk menyampaikan sesuatu kepada manusia. Oleh karena itu, banyak orang yang mencoba berprofesi sebagai ahli tafsir mimpi. Tetapi rupanya mimpi Firaun ini sangat sulit diartikan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengartikannya. Hal ini membuat Firaun sangat gelisah (41:8). Melihat kegelisahan Firaun tersebut, sang juru minuman baru teringat akan Yusuf (41:9-13). Ia ingat bahwa saat orang-orang lain tidak dapat menafsirkan mimpinya dan mimpi juru roti, Yusuf bisa. Maka ia menyampaikan hal itu kepada Firaun, dan mengakui kealpaannya itu sebagai kesalahannya. Oleh karena itu, Firaun menyuruh memanggil Yusuf.

  2. Ketika Firaun bertemu dengan Yusuf, Firaun menanyakan kepada Yusuf tentang kehebatannya dalam menafsir mimpi. Tetapi Yusuf mengakui bahwa itu semua bukan karena kehebatannya, melainkan karena Allah (41:15-16). Kita melihat bahwa Yusuf tetap menjadi orang yang rendah hati dan mengandalkan Tuhan. Ia tidak mau mencuri kemuliaan Allah untuk kepentingannya sendiri. Setelah Firaun menceritakan mimpinya, maka Yusuf pun -- dengan pertolongan Tuhan -- sanggup menafsirkan mimpi tersebut. Bahkan kemudian Yusuf memberikan nasihat apa yang harus dilakukan Firaun untuk menyikapi isi mimpi tersebut (41:33-36). Oleh karena Firaun melihat bahwa Yusuf adalah orang yang sangat berhikmat dan dipenuhi Roh Allah (41:38-39), maka ia pun mengangkat Yusuf menjadi orang kedua setelah dirinya -- sebagai penguasa atas Mesir (41:40-44). Yusuf berhak mengatur seluruh tanah Mesir dan orang-orang Mesir harus tunduk kepadanya. Firaun memberinya gelar "Zafnat-Paaneah" kepada Yusuf. Sungguh suatu hal yang luar biasa, seorang asing (bahkan mantan narapidana) dapat menjadi penguasa di sebuah negara! Jika bukan karena penyertaan Tuhan, hal ini tidak mungkin terjadi.

  3. Yusuf, seorang menjalani masa mudanya dengan penuh ketidakadilan dan penderitaan, namun ia tidak menyerah dengan keadaan. Pengalaman-pengalaman hidup yang dilaluinya, tidak menjadikannya lemah dan berhati pahit. Ia justru bersedia menggunakan kemampuannya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tidak semua orang bisa bersikap seperti itu. Biasanya kesengsaraan hidup membuat orang menjadi pesimis, minder, dan tidak mau lagi berbuat apa-apa untuk kebaikan orang lain, sebab ia merasa tidak ada orang yang bersikap baik terhadapnya. Tapi, Yusuf bisa membuktikan bahwa Allah itu tidak tidur. Allah punya rencana yang indah dalam kehidupan Yusuf, oleh karena itu Yusuf bersedia dipakai Allah menggunakan talenta-talentanya untuk menjadi berkat bagi sesamanya. Dalam kisah ini, Yusuf bersedia menafsirkan mimpi Firaun, lalu memberikan nasihat apa saja yang harus dilakukan Firaun untuk menghadapi bahaya kelaparan tujuh tahun mendatang (meskipun saat itu ia belum diberi hadiah apa pun, tapi ia tulus ingin menolong bangsa Mesir). Setelah Yusuf mendapat jabatan khusus, ia pun menjalankan kuasanya dengan baik. Ia mengumpulkan bahan makanan sebanyak-banyaknya, sehingga waktu masa kelaparan itu datang, Mesir sudah siap untuk menolong rakyatnya, bahkan menolong orang dari seluruh bumi.

Ayat Hafalan

"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)

Lagu Pendukung

  1. Anak-Anak Allah Bapa (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 72).

  2. Tanganku yang Kecil (Kidung Sekolah Minggu 296).

  3. Tanganku Kerja Buat Tuhan (Pujilah Tuhan Hai Jiwaku 77).

  4. Aku Suka Membagi (Kidung Ceria 205).

Pelajaran

Pembukaan

  1. Ajak anak-anak mendiskusikan secara singkat pertanyaan berikut ini.

    • Seandainya kamu tidak bersalah, tetapi difitnah sampai akhirnya dimasukkan penjara/dikurung di suatu ruangan, bagaimana sikapmu terhadap situasi tersebut? Marah dan tidak mau berbuat apa-apa? Atau tetap tenang dan melakukan apa yang kamu bisa di sana?

    • Menurut kalian, apa yang bisa dilakukan seseorang di dalam penjara? Apakah seorang tahanan masih bisa berkarya atau tidak?

  2. Katakan kepada anak-anak bahwa penjara bukanlah tempat untuk membatasi karya seseorang. Orang yang di penjara memang tidak bisa pergi ke mana-mana, namun bukan berarti ia tidak bisa melakukan apa-apa di sana. Ada banyak orang telah membuktikan hal tersebut, ada banyak karya yang telah dihasilkan dari balik jeruji besi. Contoh terbesar adalah rasul Paulus. Beberapa kitab dalam Perjanjian Baru -- surat Efesus, Filipi, Kolose, Timotius, Titus, dan Filemon, merupakan surat yang ditulis rasul Paulus selama ia di penjara.

  3. Katakan bahwa Yusuf pun juga telah melakukan hal serupa. Di dalam penjara, ia bisa menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti. Tetapi ada satu hal lagi yang lebih luar biasa yang ia lakukan pada saat ia tengah menghadapi kesulitan tersebut.

  4. Ajak anak-anak untuk menyimak kisah hari ini.

Pokok Pelajaran

  1. Katakan bahwa setelah 2 tahun dari peristiwa mimpi juru minuman dan juru roti, maka Firaun pun bermimpi. Apa isi mimpinya? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:1-7.

  2. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah kalian tahu apa arti mimpi tersebut? Katakan bahwa Firaun tidak tahu. Ia bertanya kepada orang-orang pandai di Mesir, tapi mereka pun tidak tahu. Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:8-24. Jelaskan bahwa pada saat itu, juru minuman teringat kepada Yusuf, lalu menceritakannya kepada Firaun, sehingga Firaun memerintahkan orang untuk memanggil Yusuf. Selanjutnya, Firaun menceritakan isi mimpinya kepada Yusuf. Perlu dijelaskan bahwa ketika Firaun memuji kehebatan Yusuf dalam menafsirkan mimpi, ia tidak menjadi sombong. Yusuf mengakui bahwa semuanya itu berasal dari Allah, sementara ia hanya menjadi alat di tangan Allah (ayat 15-16).

  3. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah kali ini Yusuf bisa menafsirkan mimpi Firaun yang sulit itu? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:25-36. Jelaskan bahwa dengan pertolongan Tuhan, Yusuf mampu mengartikan mimpi Firaun. Bahkan, Yusuf memberikan saran kepada Firaun mengenai apa yang harus ia perbuat, untuk menghadapi masa kelaparan 7 tahun tersebut.

  4. Tanyakan kepada anak-anak: Apakah saran Yusuf -- tahanan itu diterima oleh Firaun? Apa yang kemudian menimpa Yusuf atas saran yang diberikannya itu? Ajak anak-anak membaca Kejadian 41:37-45. Jelaskan bahwa ternyata Firaun mau menerima saran Yusuf tersebut. Bahkan, kemudian Firaun mengangkat Yusuf menjadi penguasa kedua di Mesir, setelah dirinya. Yusuf dipercaya untuk mengatur pemerintahan, pertanian, dan segala sesuatu di Mesir. Ia diberi gelar "Zafnat-Paaneah". Tegaskan kepada anak-anak, betapa luar biasanya peristiwa yang terjadi atas Yusuf. Ia yang semula menjadi budak karena keirihatian kakak-kakaknya, bahkan kemudian menjadi seorang tahanan atas kesalahan yang tidak pernah ia perbuat, kini menjadi seorang penguasa Mesir yang dihormati. Ini semua terjadi karena campur tangan dan kasih Tuhan.

  5. Lanjutkan pembacaan Kejadian 41:46-57. Jelaskan bahwa Yusuf tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Meskipun ia bukan orang Mesir, ia mau menggunakan kemampuan yang telah Tuhan percayakan kepadanya untuk menyelamatkan Mesir dari bahaya kelaparan, bahkan menyelamatkan banyak orang dari seluruh penjuru bumi.

  6. Beri penekanan kepada anak-anak bahwa dalam kondisi yang tidak menyenangkan, Yusuf tetap mau berkarya bagi orang lain. Ia bersedia menjadi berkat bagi banyak orang. Ajak anak-anak untuk meneladani sikap Yusuf ini.

Penerapan

  1. Mengisi Kartu Komitmen Talenta. Guru menyiapkan sebuah kartu komitmen (guru bisa membuat dengan variasi sendiri) dan membagikan kepada setiap anak. Lalu minta anak-anak untuk mengisinya. Arahkan supaya anak-anak dapat mengisi kartu tersebut dengan baik. Bimbing mereka untuk mengenali talentanya masing-masing, lalu apa yang akan dilakukan dengan talenta tersebut, sehingga bisa berguna bagi orang lain.

  2. Beri penekanan kepada anak-anak, bahwa Tuhan memberikan talenta/kemampuan kepada setiap anak, bukan untuk disimpan atau digunakan untuk kesenangan sendiri saja, melainkan untuk menjadi berkat bagi sesama. Dorong mereka untuk bersedia melakukan apa yang telah mereka tulis dalam kartu komitmen.

  3. Akhiri pelajaran dengan berdoa, agar Tuhan memampukan anak-anak untuk dapat melakukan apa yang telah mereka tulis, sehingga sejak kecil, hidup mereka sungguh-sungguh menjadi berkat.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku : Sahabat Anak Edisi Juli -- Desember 2010
Judul bab : Kasih
Penulis : Pdt. Rinta K. Gunawan
Penerbit : Komisi Bahan Pelajaran Sekolah Minggu (KBPSM), Magelang 2010
Halaman : 73 -- 75

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar