Surat di bawah ini adalah kutipan dari posting salah seorang anggota
e-BinaGuru mengenai musik dalam Sekolah Minggu. Kiranya tulisan ini
bisa menjadi berkat bagi rekan semua. Jika Anda juga mempunyai
pendapat mengenai musik untuk anak atau musik dalam Sekolah Minggu,
silakan mengirim pendapat Anda kepada kami agar dapat menjadi berkat
pula untuk rekan-rekan yang lain.
==> < staf-BinaAnak(at)sabda.org >
Dari: gunawan <greca(at)>
>YKK teman-teman semua,
>
>Menurut pendapat saya, seseorang berkreasi dalam hal menciptakan
>lagu sangat terpengaruh pada suasana hati dan pikirannya saat itu.
>Mungkin hanya pemilihan kata-katanya saja yang kurang tepat. Dalam
>perspektif positif thinking, siapapun pencipta lagu untuk Sekolah
>Minggu pasti tidak mempunyai niat untuk menghina atau menghujat
>Yesus. Khusus untuk lagu Sekolah Minggu banyak sekali yang
>mengambil benda-benda tertentu yang dipakai sebagai ikon-ikon
>tertentu, tidak itu saja proses "labelisasi" (stigmatisasi) juga
>digunakan oleh lagu-lagu rohani lainnya, misalnya saja jalan yang
>sempit itu menuju surga karena proses seseorang mau masuk ke Surga
>itu susah sebaliknya jalan yang lebar itu menuju nereka karena
>sesungguhnya seseorang lebih mudah masuk ke neraka daripada ke
>surga.
>
>Ada juga syair lagu yg mengajak anak untuk berlayar ke surga. Jika
>kita bahas satu kalimat ini saja jelas bertentangan dengan Firman
>Tuhan, sebab Tuhan tidak pernah bilang kalau mau ke surga itu harus
>naik kapal berlayar atau harus melalui jalan yang sempit. Namun hal
>ini akan mempunyai pengertian yang berbeda jika kita mau
>menelaahnya dalam bahasan yang menggunakan perumpamaan.
>
>Anak-anak dalam kelompok usia tertentu belum dapat mencerna kalimat-
>kalimat yang panjang dan mempunyai pengertian yang sulit-sulit,
>mereka belum bisa menyelaminya, kalimat-kalimat yg sederhana dan
>kata-kata yang "simple" dan langsung "to the point" justru akan
>lebih membantu mereka menyelami akan arti dan makna yang hendak
>disampaikan oleh sebuah lagu.
>
>Ada orang yang mempunyai talenta sangat baik dalam hal menyusun
>kata-kata/syair lagu dengan menggunakan lagu/irama yang sedang
>disukai oleh masyarakat (lagunya lagi ngetop) misalnya saja contoh
>lagu/irama Cucakrowo (ini salah satu pengaruh televisi dan radio).
>Iramanya sangat simple dan mudah diingat serta ditiru. Kemudian
>karena lagi populer maka ada juga GSM yg mempunyai talenta menyusun
>syair menggunakan lagu/irama Cucakrowo ini sebagai lagu yang
>diajarkannya di SM, saya yakin berdasarkan teori "positive
>thinking" GSM ini tidak mempunyai maksud jahat, namun jika kita
>kaji lebih dalam maka akan terlihat betapa sesungguhnya dia tidak
>bisa menggunakan irama/lagu tersebut sebagai irama/lagu dengan
>menggunakan syair yg menceritakan Firman Tuhan.
>
>Ke depan kita memang memerlukan ahli bahasa yang mengerti Firman
>Tuhan untuk memperbaiki syair lagu-lagu Sekolah Minggu sehingga
>tidak lagi menimbulkan kesan menyimpang/bertentangan dengan Firman
>Tuhan.
>
>salam,
>Gunawan Tjahjadi