Adalah sikap yang bijak jika Anda rehat sejenak dan memerhatikan pendisiplinan yang Anda terapkan bersama anak Anda serta mengevaluasi kualitas dan hasil pendisiplinan tersebut dengan saksama. Anak-anak tidak akan tahu bagaimana harus bersikap jika mereka tidak mengerti apa yang Anda harap mereka lakukan. Pendisiplinan harus dimulai dengan komunikasi yang baik. Tujuan akhir dari pendisiplinan yang diterapkan oleh orang tua haruslah mengajarkan anak disiplin diri; komunikasi adalah langkah awal untuk mencapai tujuan tersebut.
Dasar rencana disiplin yang baik pasti mengandung beberapa aspek di bawah ini. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri Anda sendiri.
Apakah pendisiplinan yang Anda terapkan bersifat membangun?
Pendisiplinan haruslah membantu anak, bukannya membuat mereka
frustrasi.
Apakah pendisiplinan yang Anda terapkan memunculkan
pilihan-pilihan yang bijak?
Pendisiplinan haruslah menuntun dan mendidik anak untuk bisa
membuat pilihan-pilihan yang bijak bagi dirinya sendiri. Dengan
demikian, Anda membantunya untuk berdisiplin diri.
Apakah pendisiplinan yang Anda terapkan konsisten?
Pendisiplinan yang sejati berarti setia dan konsisten meresponi
ketidaktaatan. Kedisiplinan yang diterapkan sekali waktu dan
kemudian diabaikan bukanlah pendisiplinan yang efektif.
Apakah pendisiplinan yang Anda terapkan mengomunikasikan kasih?
Pendisiplinan harus diterapkan atas dasar kasih. Pendisiplinan
juga merupakan wujud tindakan yang mengungkapkan bahwa anak
tersebut adalah anggota keluarga. Ingat, "Karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya
sebagai anak." (
Apakah pendisiplinan yang Anda terapkan merupakan rahasia?
Anak perlu tahu bahwa pendisiplinan yang Anda terapkan adalah
hanya antara orang tua dan dirinya sendiri dan bahwa
pendisiplinan tersebut tidak akan menjadi topik pembicaraan
dengan tetangga.
Ada beberapa metode penerapan pendisiplinan yang kreatif, dan orang tua bijaksana harus memilih yang paling cocok untuk setiap kondisi.
Anda boleh melarangnya melakukan/memiliki seuatu yang sangat penting baginya. Ini berarti mencabut hak istimewanya untuk menggunakan atau melakukan sesuatu yang menyenangkan baginya. Jika Johnny bermain "malam" (lilin yang dapat dibentuk-bentuk) dan terus menggosokkannya di meja makan yang terbuat dari mahoni (dan seharusnya ia tahu bahwa hal itu tidak boleh dilakukan), maka Anda boleh melarangnya untuk bermain dengan malam tersebut selama beberapa hari. Pastikan bahwa Anda telah memberitahunya (pastikan Anda telah melakukannya) untuk tidak memainkan malam pada meja perabotan. Oleh karena itu, cara yang paling tepat untuk membantunya mengingat hal tersebut adalah mencabut haknya untuk bermain malam tersebut selama beberapa hari. Hal itu akan menjadi semacam pengingat baginya untuk tidak bermain malam di meja yang bagus, namun hanya pada meja yang khusus disediakan oleh ibunya.
Anda boleh mengisolasi anak Anda dari teman-temannya atau dalam kamarnya. Penting untuk Anda tidak mengisolasinya di kamar seolah-olah ia akan ada di dalam kamar selamanya. Tujuan dari tindakan ini adalah mendorongnya untuk mengubah sikap, dan saat ia merasa sanggup melakukannya, ia boleh keluar dari kamarnya dan bermain lagi. Mungkin Sally dijauhi teman-temannya karena ia kerap membuat masalah. Pertama-tama, Anda harus memberitahunya bahwa ia menimbulkan masalah. Lalu katakan padanya bahwa ia terpaksa masuk ke dalam kamarnya dan bermain sendirian sampai ia memutuskan bahwa ia sanggup memerbaiki sikapnya. Selalu katakan padanya bahwa saat ia mengubah sikapnya, ia boleh keluar dari kamar dan bermain dengan teman-temannya lagi.
Anda boleh membiarkan anak menanggung konsekuensi dari apa yang dilakukannya. Jika Anda telah memberitahukan konsekuensi dari segala tindakan dan hal itu tidak efektif, maka ada baiknya Anda membiarkan anak Anda merasakan konsekuesinya sendiri. Hal ini tidak boleh dilakukan jika konsekuensi dari apa yang ia lakukan mungkin membahayakan anak Anda -- Anda harus memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Tapi ingat, sedikit rasa sakit fisik yang sementara, jauh lebih baik daripada pukulan yang tidak akan membuahkan hasil yang baik. Misalnya, Mary memiliki kebiasaan buruk. Ia suka menarik ekor kucing. Anda sudah memeringatkannya berulang kali, namun hal tersebut tidak berhasil. Anda akhirnya memutuskan agar ia merasakan konsekuensi dari apa yang ia lakukan -- menariki ekor kucing. Meski ia jelas akan mengalami sedikit luka fisik, ia juga akan belajar dari apa yang dialaminya -- bahwa bukanlah hak yang bijak untuk menarik-narik ekor kucing.
Anda boleh menggunakan "sistem bonus uang" bagi perilaku baik dan buruk. Metode ini memiliki beberapa kekurangan. Mungkin kekurangan yang paling buruk ialah bahwa metode ini membangun motivasi yang tidak baik. Beberapa orang tua membuat daftar poin untuk tugas-tugas mingguan. Kemudian anak-anak menjumlahkan poin-poin yang ia dapat karena telah melakukan tugas yang Anda berikan, seperti merapikan tempat tidur, mencuci piring, membuang sampah, dan lain-lain. Saat mereka tidak melakukan suatu tugas, maka poin yang mereka peroleh dikurangi. Bonus pada setiap akhir pekan biasanya berupa uang. Namun, banyak dari kita tidak ingin anak-anak kita melakukan sesuatu dengan motivasi untuk mendapatkan uang. Mereka harus tahu bahwa ada hal-hal yang setiap anggota keluarga harus lakukan untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai salah satu anggota keluarga. Metode ini tidak lain adalah cara lain penyuapan yang lebih halus dan tidak akan dapat membuat orang tua sampai pada sebab utama atas kurangnya motivasi atau ketidaktaatan yang dilakukan oleh anak. Akan jauh lebih baik jadinya jika orang tua terkadang memberi anak bonus spesial karena kesediaannya bekerja sama saat ia dengan spontan melakukan tanggung jawabnya dalam keluarga.
Anda boleh memukul anak Anda. Pemukulan haruslah menjadi pilihan terakhir dan dilakukan saat terjadi penentangan dari pihak anak yang disengaja atau ketika metode yang lain tidak efektif. Pemukulan tidak boleh dilakukan dengan tujuan agar anak-anak mau mengerjakan pekerjaan rumah. Saat pemukulan dilakukan untuk penentangan yang sengaja dilakukan oleh anak dan dilakukan sesuai dengan yang Alkitab ajarkan, maka anak akan berpikir, "Aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi." Ada pemukulan yang benar dan yang salah. Pemukulan yang salah adalah pemukulan yang dilakukan dengan kejam, sadis, dan dengan penuh amarah. Hal seperti itu akan menyebabkan anak dipenuhi dengan amarah dan dendam, yang membuatnya menderita. Pemukulan yang baik dilakukan dengan pendekatan yang positif. Pertama-tama, ada komunikasi mengapa pemukulan dilakukan, dan disertai dengan "tongkat didikan" dan kasih. Seorang ayah memiliki tongkat didikan bertuliskan: "Untuk anakku dengan kasih". Alkitab menyatakan dengan jelas mengenai hubungan kasih dan tongkat didikan. (t/Dian)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK