Salah satu hobi saya adalah berkebun. Saya menyukainya karena saya memiliki kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan dalam kesendirian saya. Berkebun banyak memberikan pengajaran yang sangat baik. Salah satunya adalah bahwa tumbuhan memerlukan ruang untuk bertumbuh. Sebagai orang tua, saya merasa hal ini merupakan pelajaran yang penting untuk diingat, bahwa anak-anak membutuhkan ruang untuk bertumbuh di dalam Tuhan, sehingga mereka dapat bertambah kuat dalam iman dan berbuah bagi-Nya.
Haruskah Orang Tua Memberikan Ruang untuk Bertumbuh Kepada Anak-Anaknya?
Dalam Matius 19:14, Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab, orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Bagaimana para orang tua menghalang-halangi anak-anaknya? Paulus memberitahukan, "Janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu," dan ia juga menambahkan, "Tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4)
Bagaimana Orang Tua Memberikan Ruang untuk Bertumbuh Kepada Anak-Anaknya?
Dengan kata lain, bagaimana kita mengajarkan sikap disiplin dan taat pada perintah Tuhan kepada mereka? Salah satu perintah itu ditulis dalam kitab Amsal 22:6 yang berbunyi: "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."
Ketika kita mengajarkan suatu keterampilan baru kepada seorang anak, kita harus membiarkan mereka berlatih sampai ia dapat melakukannya sendiri. Tetapi, kadang-kadang mereka tidak berlatih dengan cara seperti yang kita harapkan. Sebagai contoh, saya melatih anak-anak saya, Felicia (13 tahun) dan Sarah (10 tahun), untuk melakukan doa pribadi minimal sekali dalam sehari. Saya ingin agar mereka berlutut, bersyukur atas pimpinan Tuhan selama tidur malam, segera setelah bangun di pagi hari. Doa ini juga termasuk memohon pimpinan-Nya untuk melalui hari ini sesuai dengan kehendak-Nya. Sayangnya, Felicia dan Sarah merasa sulit untuk berlutut berdoa dan menutup mata tanpa tertidur kembali. Sebagai gantinya, mereka merasa lebih mudah untuk berdoa setelah makan pagi dan berpakaian, sebelum berangkat ke sekolah. Karena mereka tidak selalu berangkat bersamaan, mereka dapat memutuskan sendiri saat-saat untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Bagaimana Para Orang Tua Dapat Fleksibel dalam Memberi Ruang Tumbuh pada Anak-Anak Mereka?
Patut diingat bahwa anak-anak Tuhan memunyai kepribadian yang berbeda-beda. Beberapa di antara mereka tumbuh lebih baik ketika diberikan ruang yang lebih besar, yang lainnya mungkin hanya membutuhkan ruang yang lebih kecil. Felicia, anak perempuan saya yang pertama, membutuhkan ruang yang lebih besar. Sebagai contoh, saat pertama kali Felicia diundang ke suatu persekutuan pemuda oleh teman sekolahnya, saya memintanya untuk tidak menerimanya. Tahun lalu, teman Felicia, Kathy, mengundangnya lagi. Namun, kali ini saya mengizinkannya pergi.
Sebelum pergi ke persekutuan itu, ia bertanya kepada saya, "Mama, apakah mereka juga memunyai pengajaran yang sama?" Saya tidak tahu dan saya mengatakan bahwa kita perlu mengetahuinya. Kemudian, sebelum saya melepas kepergiannya, ia berbalik dan bertanya, "Apakah saya dapat berdoa bersama mereka?" Ini merupakan pertanyaan yang bagus, tapi saya tidak punya jawabannya. Maka saya berkata, "Berdoalah dalam hati, Tuhan akan memberitahukan kepadamu apa yang harus dilakukan."
Ketika Felicia kembali ke rumah, ia berkata, "Saya rasa cara mereka berdoa baik-baik saja. Tapi saya sudah meminta pada Kathy, agar tidak lagi mengundang saya." Ia menjelaskan bahwa ia merasa tidak tepat kalau pemuda/i bermain di dalam gereja. Ia juga melihat pasangan muda bercumbu di dalam gereja, dan ia berpikir bahwa hal itu dilakukan bukan pada tempat dan waktu yang tepat.
Kejadian ini mengajarkan bahwa jika kita percaya anak-anak diberikan pada kita oleh Tuhan, maka kita juga harus memercayai keyakinan anak-anak kita pada Penciptanya. Kita harus tetap tenang ketika anak-anak menentang kita. Mereka selalu aktif berpikir. Bila kita mengajarkan jalan Tuhan kepada mereka sebagaimana kita mengajarkan cara membaca dan menulis, Yesus akan berada di dalam pikirannya, sama seperti mereka mengingat abjad A, B, C, .... Ketika para orang tua memberikan ruang bagi anak-anak mereka untuk bertumbuh dalam pikiran dan perbuatan, mereka akan dapat mengerti firman Tuhan dengan lebih baik. Mereka dapat menambah pengetahuannya mengenai Tuhan dan menghubungkannya dengan apa yang mereka ucapkan, lihat, dengar, dan lakukan.
Sarah, anak perempuan saya yang kedua, memunyai tantangan yang berbeda. Contohnya, ketika Sarah melihat kakaknya pergi menerima undangan Kathy, ia mengajukan protes kepada saya.
"Mengapa saya tidak boleh pergi, Ma? Saya juga mau pergi!"
"Tentu kamu boleh pergi, tapi tunggu sampai ada teman yang mengundangmu. Sekarang mari kita isi teka-teki silang Alkitab."
"Saya tidak mau mengisi teka-teki silang. Susah!"
"Itu baik untukmu."
"Saya tidak mau, Ma."
"Lalu apa yang ingin kau lakukan? Maukah kita mencari sesuatu di majalah ini, dan melihat apa yang bisa kita temukan?"
"Baiklah...."
Saya membolak-balik halaman dan mencoba memperlihatkan sesuatu yang menarik kepadanya. Tiba-tiba, ada satu halaman yang menarik perhatian Sarah.
"Saya dapat mengutip suatu ayat dan memberi gambar untuk menjelaskan hal tersebut," katanya.
"Wah, ide yang sangat bagus, Sarah."
Bagaimana Para Orang Tua Mengetahui Bahwa Memberikan Ruang Tumbuh Pada Anak adalah Ide yang Baik?
Ketika saya tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan anak saya, atau tidak yakin akan tanggapan saya, atau ketika saya kehilangan kesabaran, saya tergoda untuk menutup mulut mereka dengan mengatakan, "Tidak usah banyak tanya. Lakukan saja kata-kata Mama!" Biasanya hal itu dapat menjadi batu sandungan bagi iman anak-anak. Ketika anak-anak didorong untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka, mereka diberi kesempatan untuk berlatih berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Latihan ini juga memberikan mereka kesempatan untuk berbicara kepada Tuhan. Contohnya, ada sebuah peraturan di Amerika yang membantu suku atau jenis kelamin tertentu, untuk mendapatkan pendidikan atau pekerjaan yang lebih baik. Suatu hari, ketika sedang mendengarkan perbincangan di radio tentang pengalaman seorang wanita, yang mengatakan bahwa ia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik karena menyertakan nama suaminya di belakang namanya (hal itu membantunya untuk lolos seleksi), saya lalu mengutarakan pikiran saya tentang hal itu dengan suara keras, "Saya mungkin akan melakukannya juga!" Anak-anak saya dengan cepat membuat koor, "Itu salah, Ma!"
Bagaimana Kita Tahu Bahwa Semua Hal Ini Cukup Berharga?
Anak-anak penuh dengan hal yang mengejutkan. Biasanya mereka melakukan sesuatu lebih baik dari yang kita harapkan. Felicia selalu bersikap terbuka mengenai kepercayaannya. Sejak masuk Taman Kanak-Kanak (TK), ia sudah mengatakan kepada gurunya bahwa ia tidak akan berpartisipasi dalam pesta Haloween (pesta topeng) dan kegiatan Natal. Sejalan dengan semakin dewasa dan semakin banyaknya kesempatan untuk berkembang, ia juga membagikan lebih banyak lagi pengalaman imannya. Ketika masuk SMP, ia menulis tentang nilai-nilai Kristiani dalam salah satu tugas sekolahnya, membicarakan, dan mendiskusikannya. Beberapa bulan yang lain, Felicia dan teman sekelasnya diminta untuk menulis, apakah mereka merasa bahwa mereka seharusnya tumbuh dewasa dalam dunia yang lebih damai.
Beberapa temannya berharap bahwa dunia akan menjadi lebih damai. Felicia tidak berpikir demikian, dan ia menulis bahwa semua masalah yang kita lihat dan dengar, hanya merupakan tanda-tanda akhir zaman. Ia mendukung tulisannya dengan kutipan sebuah ayat dari kitab Matius 24:5-6,8,14 dan Lukas 21:10-11. Felicia menyimpulkan bahwa "Optimisme kadang-kadang memberikan suatu harapan yang salah .... Tidaklah adil membuat orang yakin tentang sesuatu, tanpa melihat kenyataan."
Sebelum Yesus terangkat ke surga, Ia meninggalkan beberapa perintah kepada para pengikut-Nya, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15) Ini merupakan misi kita pada hari ini. Kita juga harus ingat bahwa semasa Yesus mengajar di dunia, Ia juga mengatakan, "Tuaian memang banyak, tapi pekerja sedikit." (Matius 9:37) Setiap orang tua Kristen harus bereaksi terhadap kebutuhan yang mendesak ini, yaitu bekerja untuk Tuhan. Salah satu caranya adalah dengan melatih anak-anak kita untuk menjadi bagian dari pekerjaan ini. Kita dapat memulainya dengan memberi mereka ruang untuk pertumbuhan imannya. Iman mereka, seperti juga iman kita, akan di uji lagi dan lagi. Tapi di dalam Tuhan, iman kita akan semakin bertumbuh dan berakar dalam, sebagaimana yang telah Tuhan rancangkan, dan kita akan melihat mereka menghasilkan buah demi Yesus dan kemuliaan gereja-Nya.
Diambil dari:
Judul majalah | : | Warta Sejati edisi 20 September - Oktober 2000 |
Judul artikel | : | Ruang untuk Bertumbuh |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia |
Halaman | : | 23 -- 26 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK