Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
KEMATIAN-NYA DIPERLUKAN
Yesus mengajarkan bahwa tindakan nyata untuk membawa manusia kepada
keselamatan harus melibatkan diri-Nya sendiri melalui kematian-Nya
di kayu salib. Hal ini merupakan pernyataan yang sangat mengejutkan
yang Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya. Ia menyampaikan kabar ini
untuk pertama kalinya kepada Petrus yang baru saja memberikan
pernyataan, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (
Petrus menyadari bahwa hal itu sangat sulit diterimanya. Dia menegur
Yesus dengan berkata, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal
itu sekali-kali takkan menimpa Engkau" (
Yesus mengajarkan bahwa kematian-Nya amat diperlukan. Dia berkata bahwa Anak Manusia "harus" mati. Dari kalimat itu ada bentuk perintah yang sepertinya memaksa. Mengapa "harus"? Hal tersebut amat mengganggu Petrus; bahkan mungkin pula mengganggu kita saat ini. Mari kita renungkan betapa dosa juga amat mengganggu Allah. Tindakan turun-temurun memberikan korban darah dalam Perjanjian Lama merupakan suatu cara untuk mengajarkan kebenaran ini. Pembakaran dan penyembelihan hewan korban menjadi pernyataan bahwa Allah amat membenci dosa. Dosa itu merusak, membunuh yang tidak bersalah, dan darah dicucurkan tanpa ada ampun.
Ketetapan akan pengorbanan-pengorbanan tersebut juga mengajarkan
sebuah pelajaran lain kepada kita. Binatang-binatang yang
dikorbankan tersebut tidaklah sempurna. Jika kita dapat
mempersembahkan hewan korban yang benar-benar tanpa cacat, untuk
selanjutnya tidak diperlukan lagi pengorbanan binatang. Kebutuhan
akan korban yang benar-benar sempurna jelas sangat diperlukan. Dan
Yesus menjadi korban yang sempurna itu. Surat Ibrani memaparkan hal
tersebut kepada kita secara rinci dan menyimpulkan dengan, "Sebab
Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang
hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam
sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya
sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat
kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian
Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi
sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman
akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya" (
DARAH YESUS SEBAGAI TEBUSAN
Secara spesifik, bagaimana hubungan antara kematian Kristus dengan
dosa manusia? Yesus mengajarkan bahwa darah-Nya diberikan sebagai
tebusan (Ing.: ransom) --
DARAH YESUS MENJADI TANDA PENGAMPUNAN
Yesus juga mengajarkan bahwa darah-Nya menjadi tanda pengampunan.
Ketika dia mengambil cawan perjamuan terakhir, Dia berkata, "Sebab
inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa" (
Kematian Kristus di kayu salib menghapus dosa kita. Petrus
menjelaskan hal ini, "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh"
(
Dalam terang fakta ini, kita dapat lebih sungguh-sungguh lagi
menghayati apa maksud-Nya ketika mengatakan "sudah selesai" (
Links:
[1] https://pepak.sabda.org/jenis_bahan_pepak/artikel
[2] https://pepak.sabda.org/kategori_bahan_pepak/perayaan_hari_raya_kristen
[3] https://pepak.sabda.org/epublish/1
[4] https://pepak.sabda.org/epublish/1/324
[5] https://pepak.sabda.org/editorial_320
[6] https://pepak.sabda.org/05/apr/2007/anak_membimbing_anak_kepada_kristus