Persekutuan dengan Allah


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Ahli-ahli ilmu jiwa modern menyatakan kepada kita bahwa kita sangat memperhatikan usaha-usaha untuk mengendalikan tingkah laku kita. Apa yang kita perhatikan menentukan siapa kita ini. Inilah kebenaran yang dinyatakan kepada manusia yang diberi ilham 3.000 tahun yang lalu, dan dinyatakan pada seluruh bagian-bagian Alkitab. Secara singkat hal itu dinyatakan,

"Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a)

Kita dapat mengenakan ini kepada kehidupan rohani kita sendiri, yang ditafsirkan oleh Alkitab sebagai berikut ini: Doa-doa kita, seperti yang dinyatakan oleh Kristus menentukan keadaan kita. Alkitab menyatakan hal ini sebagai berikut:

"Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku." (Mazmur 51:8)

Doa yang sejati merupakan keinginan hati yang terbesar. Kita merasa lapar dan dahaga akan doa-doa yang sejati.

Karena doa adalah percakapan dengan Allah, hal itu harus mendapat tempat yang utama di dalam kehidupan setiap orang Kristen. Hal itu merupakan pertimbangan yang paling penting bagi setiap saksi Kristen. Dengan kebenaran dasar ini di dalam pikiran kita, marilah secara singkat kita mengulangi hal doa sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Guru Agung kita.

Yesus Berdoa

Sungguh istimewa bahwa para murid memohon Guru itu untuk mengajar mereka berdoa. Mereka melihat kebutuhan akan pengalaman doa seperti yang dialami oleh Kristus sendiri dan dijalankan di dalam kehidupan- Nya di hadapan mereka. Para murid mengetahui bahwa doa Kristus tidak semata-mata dilakukan dengan berlutut atau mengangkat tangan-Nya ataupun mengulangi kata-kata di hadapan Allah. Hal ini merupakan satu hubungan yang hakiki di dalam kehidupan-Nya, dari hari ke hari, bahkan juga di malam hari. Doa-Nya sangat berbeda -- hal paling istimewa yang dilakukan-Nya.

Di dalam arti sebenarnya Kristus berdoa tanpa berkeputusan. Tetapi para murid-Nya mengetahui akan saat-saat tertentu yang dipakai-Nya untuk berdoa -- pada pagi hari, siang hari, dan pada malam hari. Mereka mengetahui, walaupun mungkin secara "samar-samar", bahwa kehidupan Guru mereka merupakan satu doa.

Kebenaran paling hakiki yang saya abaikan di masa muda saya adalah kebutuhan setiap orang Kristen untuk mengikuti teladan Yesus di dalam hal doa. Betapa inginnya saya memperoleh kesadaran itu lebih awal daripada ini. Tetapi sebagian besar para pembaca mungkin jauh lebih muda dari saya. Saudara dapat menjadikan hal ini sesuatu yang paling utama di dalam kehidupan saudara. Kita harus ingat, tanpa memperhatikan umur kita, bahwa belumlah terlambat bagi setiap orang yang beriman kepada Kristus untuk berubah. Kita dapat diubah dan jangan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang lama. Bila kita sungguh-sungguh menginginkan hal itu, Allah dapat mulai dan melakukan mukjizat perubahan ini kepada satu kehidupan doa yang berkelimpahan.

Seorang pendeta yang terkemuka pernah menyatakan:

"Saya lebih suka mengajar satu orang untuk berdoa daripada sepuluh untuk berkhotbah."

Ada tiga syarat hakiki bagi suatu doa yang sejati sesuai dengan ajaran Kristus. Bila kita secara hati-hati membaca Perjanjian Baru, kita dapat menemukannya serta mendapatkannya beratus-ratus bagian Alkitab yang menyatakan ketiga hal itu. Kita dapat menemukan hal itu di dalam Perjanjian Lama, di dalam kehidupan pria dan wanita yang beriman, serta pada sebagian besar Kitab Mazmur.

PERTAMA, doa yang sejati harus didasarkan kepada tujuan hidup Kristen yang sejati. Kehendak Allah harus memegang kendali yang utama -- hidup untuk meluaskan kerajaan-Nya di mana pun kita berada, serta mengabdikan hidup demi nama Kristus. Contoh doa Kristus,

"Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga" (Matius 6:10),

harus menjadi keinginan hati kita. Hal itu harus mengendalikan jalan pikiran, perencanaan, dan tingkah laku kita. Bila hal ini benar, doa-doa kita akan diucapkan "demi nama-Nya" -- apakah kita memakai kata-kata itu ataupun tidak. Hanya mengatakan kata-kata "demi nama- Nya" tidak dapat memenuhi syarat pokok yang hakiki ini.

KEDUA, Kristus menjelaskan bahwa Allah tidak suka mendengar banyaknya perkataan. Ia mendengar akan keinginan hati. Sudah tentu, kita perlu merumuskan segala keinginan hati kita ke dalam kata-kata yang diucapkan. Dengan cara inilah roh-Nya dapat mengajar kita untuk merenungkan pendapat-Nya. Kecuali satu keinginan dapat dinyatakan dengan kata-kata, maka hal itu bersifat kabur. Tetapi Allah sering kali mendengar keinginan-keinginan kita sebelum kita dapat menyatakan kepada-Nya. Bila kita memenuhi syarat-syarat-Nya, maka Roh kasih-Nya akan tinggal di dalam hati kita dan senantiasa bersekutu dengan roh kita.

Doa yang sejati merupakan keinginan hati yang terbesar.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Syarat KETIGA yang diajarkan di dalam Perjanjian Lama dan dilaksanakan serta diajarkan oleh Kristus, ialah iman. Kita harus yakin bahwa Ia dapat dan akan menjawab doa-doa kita. Kepada mereka yang percaya, dan berdoa sesuai dengan kehendak Kristus dari dalam hatinya, maka doa-doanya akan senantiasa terjawab. Kadang-kadang, kita mendapatkan bahwa permintaan kita itu "salah". Kadang-kadang, Allah menunda sampai kita siap bagi satu jawaban yang tepat. Kadang- kadang, Ia menunda agar iman kita dikuatkan. Kadang-kadang, Ia berkata, "Tidak." Kadang-kadang Ia memiliki hal yang lebih baik daripada permohonan kita sendiri.

Bersaksi bagi Kristus di saat mengajar atau kesaksian perseorangan lainnya harus dilakukan dengan:

  1. Penuh doa berkenaan dengan tujuan pelajaran langsung dan terutama.
  2. Penuh doa di dalam rancangan bagi pertumbuhan iman, pengetahuan, dan keahlian mengajar seseorang.
  3. Penuh doa di saat mempersiapkan pelajaran.
  4. Penuh doa menjelang saat pelajaran.
  5. Penuh doa di saat mengajarkan pelajaran itu.
  6. Penuh doa di saat memimpin dan membimbing kelas.
  7. Penuh doa di saat melayani setiap anggota kelas secara perseorangan.

Doa dapat dinyatakan melalui pujian, kebaktian, pengucapan syukur, pengampunan, perjuangan, permohonan, persekutuan, renungan, cita- cita, keinginan yang bernyala-nyala, dan pengabdian. Kita menipu diri kita dan orang-orang lain bila kita tidak memakai doa bagi setiap tujuan ini.

Audio: Persekutuan dengan Allah

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Cara Mengajar yang Lebih Berhasil
Pengarang: 
Joe L. McMillin
Halaman: 
23 - 27
Penerbit: 
Lembaga Literatur Baptis
Kota: 
Bandung
Tahun: 
1995

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar