Sebagai seorang jurnalis, saya bisa membayangkan percakapan dua orang murid yang menuju ke Emaus setelah kebangkitan Yesus seperti yang ditayangkan salah satu jaringan televisi besar. Yang menjadikan peristiwa ini tidak biasa adalah bahwa Yesus berperan sebagai orang yang bertanya (pewawancara). Bukannya kamera yang menghilang di akhir wawancara, tetapi justru Yesuslah yang menghilang ketika para murid menyadari keberadaan-Nya.
Apa yang bisa kita pelajari dari penampakan yang misterius ini?
"Mereka tidak mengenali Dia karena Dia mungkin mengenakan pakaian yang compang-camping dan tidak tampak seperti Yesus," kata Cory, 9 tahun.
Kita tidak seharusnya mengharapkan Tuhan menuruti ide-ide yang kita miliki tentang bagaimana seharusnya Ia menampakkan diri. Tuhan tidak membatasi pelayanan kebaktian gereja di hari Minggu atau perjalanan misi ke luar negeri. Yesus akan menampakkan diri kapan pun dan di mana pun Ia memilih-Nya. Bila hati kita tidak siap, kita akan terus berjalan menyusuri hidup kita ini tanpa pernah melihat Dia.
"Mereka mengira Yesus telah mati," kata Kendall, 7 tahun. "Mereka tidak tahu bahwa Dia sudah hidup," tambah Adam, 10 tahun.
Meskipun kebangkitan Yesus adalah perbedaan antara kekristenan dan semua anggapan tentang kehidupan setelah kematian, banyak orang percaya yang hidup seolah-olah Yesus masih di dalam kubur. Kenyataan tentang hidup baru ini bagaimanapun juga sirna di tengah-tengah harga yang harus dibayar, ditinggalkan, dan bisnis dalam kehidupan sehari-hari.
Berapa banyak orang Kristen yang bisa menegaskan kenyataan kebangkitan dalam kehidupan Rasul Paulus: "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20)
Hiduplah dalam hidupmu atau dalam hidup Allah yang telah bangkit. Masuknya surga ke dalam planet ini dimulai dengan inkarnasi Yesus dan terus berlangsung dengan kehadiran-Nya di sekeliling kehidupan setiap orang Kristen. Seperti dua murid yang berjalan ke Emaus, kita masih bisa lupa terhadap kenyataan rohani saat kita berjalan, atau kita bisa mengambil waktu sejenak untuk memecah roti bersama Tuhan dan membuka mata kita.
"Mereka tidak mengenali Dia karena otak mereka memikirkan peristiwa menyedihkan yang terjadi di Yerusalem," kata Trip, 8 tahun.
Film "A Beautiful Mind" yang memenangkan Academy Award menggambarkan keheranan dan kerapuhan seorang ahli matematika jenius bernama John Forbes Nash Jr.. Sepertinya cerita Nash ini adalah cerita kita sendiri. Pikiran kita bisa benar-benar indah atau benar-benar gelap.
Hanya pikiran yang diperbarui yang mengenal kebangkitan Kristus-lah yang mampu merasakan sukacita dan keindahan. Tuhan ingin semua orang Kristen mengalami dunia baru dalam anugerah, pengampunan, dan pemahaman tentang cengkeraman gelap kecemburuan, kepahitan, dan dosa-dosa mental lainnya yang bisa menyebabkan kita depresi dan bahkan gila.
Dalam situs film "A Beautiful Mind", dikatakan, "Dia melihat dunia ini dengan cara yang tak seorang pun bisa membayangkannya."
Tidakkah menjadi masalah bagi murid-murid yang ke Emaus bila mereka tidak bisa melihat peristiwa ini? Mereka tidak bisa membayangkan suatu dunia di mana Yesus telah mematahkan rantai kematian. Bukankah ini juga menjadi masalah kita?
Di pagi hari Paskah, kita mengenakan pakaian terbaik kita untuk merayakan kebangkitan-Nya hanya untuk merasakan bahwa hari itu sama seperti hari Minggu pagi. Kita merindukan kenyataan tentang dunia baru yang dijanjikan oleh kebangkitan Yesus hanya untuk menenggelamkan diri kita sendiri dalam pekerjaan yang membosankan di dunia yang lama ini.
"Pada awalnya mereka tidak mengenali Dia karena mata mereka tidak terbuka. Ketika Yesus memecah roti, maka mata mereka terbuka," kata Mandy, 11 tahun.
Hentikan perjalanan Anda hari ini, dan pecah-pecahlah roti persekutuan dengan Tuhan yang sudah bangkit. Hanya dengan demikian mata kita akan terbuka terhadap kenyataan kehadiran-Nya dan terjadinya kehidupan kebangkitan-Nya. Ketika Dia membagikan roti dengan murid-murid-Nya, Dia juga ingin membagikan hidup-Nya denganmu sekarang ini. (t/Ratri)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK