Anda akan mengenal Dia saat Ia datang,
bukan karena genderang yang bertalu-talu,
atau udara segar yang dihembuskan-Nya,
ataupun segala sesuatu yang dikenakan-Nya,
bukan juga karena mahkota-Nya, ataupun jubah-Nya,
tetapi kehadiran-Nya pasti akan dikenal
karena keselarasan yang kudus,
yang hadir dalam diri Anda ketika Ia melawat Anda.
(Anonim, Kisah Nyata Seputar Natal,
Bandung: Kalam Hidup 1998, hlm. 34)