1. Mulailah dari Mana Anda Berada
Bagaimanakah individu-individu dan jemaat-jemaat mulai memiliki sikap yang bertanggung jawab dalam menyambut anak-anak? Ketika anak-anak saya masih kecil, saya selalu menghargai orang-orang yang mau menerima gangguan dengan duduk berdampingan dengan saya. Saya duduk di kursi, sedangkan suami saya sibuk melayani sebagai vikaris di altar. Seperti yang semua orang tua ketahui, menemani dua (bahkan tiga atau empat) anak kecil selama mengikuti ibadah, dan membuat mereka terpaku pada buku serta memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka yang terus-menerus (dan sering kali penting), benar-benar suatu perjuangan.
Saya selalu berterima kasih kepada orang-orang yang bersedia berbicara dengan saya, menolong anak-anak, dan menunjukkan kepedulian mereka. Hal itu membuat perbedaan yang sangat besar bagi saya. Saya yakin keramahan mereka membuat perbedaan bagi anak-anak saya.
Saya ingat bahwa kadang-kadang anak-anak saya menemui bacaan-bacaan dan percakapan-percakapan yang sulit diikuti dan dimengerti, dan saya berusaha menjelaskan apa yang terjadi sembari kami melaluinya bersama-sama. Akan tetapi, saat saya sedang menjelaskan sesuatu kepada anak yang satu, anak yang lain tetap memerlukan pertolongan dan pengawasan juga. Karena itulah, saya benar-benar membutuhkan orang lain, bukan hanya untuk menjaga anak-anak saya, tetapi juga untuk memberikan dukungan praktis dan spiritual yang penting bagi mereka.
Kita dapat dengan mudah jatuh ke dalam kebiasaan untuk tidak berbicara dengan orang lain di gereja, khususnya kepada anak-anak dan orang-orang yang tidak kita kenal. Anak-anak perlu dijangkau dan dimenangkan dengan rasa percaya: ini adalah proses yang berkelanjutan. "Merepotkan diri" untuk memberikan pertolongan secara praktis adalah titik awal yang terbuka bagi kita semua. Seperti yang selalu dikatakan ibu saya, "Bantuan sekecil apa pun jauh lebih berarti daripada sekadar rasa iba."
Orang-orang sering kali "ditahan" oleh rasa sungkan atau penolakan yang kasar. Namun, kita semua dapat terdorong untuk melakukannya melalui langkah-langkah kecil. Setiap orang bisa tersenyum dan menyapa. Berbicara kepada anak-anak tentang sesuatu hal yang relevan dengan mereka bukanlah sesuatu yang sulit. Apabila seorang anak kesulitan untuk mengambil buku himne atau buku liturgi ibadah, Anda mungkin dapat membantunya dengan cara yang bijaksana. Berhati-hatilah untuk tidak menggantikan seluruh usahanya itu -- tindakan Anda bisa dianggap sebagai cemoohan bagi si anak yang sedang membentuk kemandiriannya, bahkan jika hal itu hanyalah mengenai memegang buku himne.
Mungkin anggota jemaat yang lain dapat membiarkan seorang anak kecil duduk di pangkuannya, sehingga mereka dapat melihat ke depan dengan lebih jelas. Perlahan tapi pasti, anak-anak akan belajar bahwa anggota jemaat yang lain adalah orang-orang yang baik, yang menyukai mereka, dan mau berbicara dengan mereka, bukan hanya dengan orang tua mereka. Hal-hal kecil, gerakan isyarat dan kata basa-basi, sering kali bisa menjadi cara untuk mengomunikasikan rasa memiliki -- pesan penting bahwa anak-anak diterima di gereja.
2. Temukan di Mana Posisi Anda Berada Sekarang
Seberapa ramahkah gereja Anda terhadap anak-anak? Cobalah untuk menelitinya dengan daftar pertanyaan ini, guna memperoleh gambaran sekilas mengenai keadaan tersebut.
3. Tentukan di Mana Anda Ingin Bergabung
Daftar ini memberikan beberapa tantangan sederhana, meskipun tidak terlalu mudah bagi pemimpin yang ingin mengambil sikap yang lebih positif untuk menyambut anak-anak. Sebagai orang yang berperan sebagai pemimpin di gereja, saya ingin melakukan hal-hal berikut ini.
4. Melibatkan Diri untuk Bertanggung Jawab dalam Pelayanan Anak
Beberapa orang mungkin akan berkata terhadap diri mereka sendiri: "Tetapi saya masih lajang, saya seorang janda, anak-anak saya sudah dewasa. Bagaimana saya dapat ikut serta dalam tanggung jawab ini?" Berikut adalah beberapa ide untuk Anda.
Dengan demikian, meskipun para jemaat tidak merasa terpanggil atau diperlengkapi untuk menjadi pemimpin dalam pelayanan anak, mereka bisa terus mendorong diri mereka sendiri untuk membantu dalam beberapa hal. Barangkali mereka dapat menyambut anak-anak di depan pintu dan menolong mereka untuk merapikan pakaian atau sepatu mereka, atau untuk mengisi daftar presensi. Mungkin mereka dapat menolong dalam pelayanan penitipan bayi, atau menyediakan minuman dan makanan untuk perjamuan kasih bagi anak-anak balita dan orang tua mereka? Ada banyak cara agar orang-orang bisa terlibat jika mereka mau.
Diterima sama artinya dengan dihargai, bukan hanya karena siapa Anda, tetapi juga karena apa yang Anda lakukan. Saat anak-anak memberikan kontribusi yang menyenangkan dalam suatu ibadah, doronglah jemaat untuk tidak tinggal diam. Sebaliknya, sarankan kepada mereka agar mau mengirimkan sebuah kartu/surat kepada para pemimpin yang berwenang atas hal itu sebagai tanda penghargaan dan ucapan terima kasih atas semua kerja keras mereka. Saya tahu bahwa sering kali saya berpikir: "Aku harus menuliskan ucapan terima kasih dan menyemangati si A, si B, atau si C." Sayangnya, harus saya akui, niat baik saya ini sering kali tidak terwujud dalam tindakan nyata. Akan tetapi, saya tahu bahwa ketika saya menyediakan waktu untuk menulis, pesan singkat saya sangat dihargai. Hubungan yang baik dan sehat dalam tubuh Kristus dapat dibantu dan dirawat jika kita menyediakan waktu untuk berkata (atau menulis) "terima kasih" sebagai disiplin yang rutin. Sering kali, Allah menyentuh dan mendorong kita untuk berpikir atau berdoa tentang seseorang atau sesuatu. Marilah kita saling mendorong untuk menaati sentuhan Roh. Tumpuklah kartu-kartu ucapan terima kasih di dekat Anda dan gunakanlah secara teratur.
Sebenarnya, ada banyak cara agar kita bisa terlibat dengan anak-anak, jika kita mau. Saya percaya Allah tidak membiarkan kita bersikap santai dalam hal ini! Saya yakin Dia memanggil kita untuk melangkah maju, seperti yang Dia lakukan ketika murid-murid-Nya mencoba menghalangi anak-anak untuk mendekat! Kita harus taat, bukan hanya demi masa depan gereja, tetapi karena kita dipanggil untuk mengikuti pengajaran dan kehidupan Kristus. Ini demi kerajaan-Nya.
Sangat mudah bagi kita untuk mengabaikan kenyataan. Dalam mempertimbangkan tentang penyambutan anak-anak di gereja, kita seharusnya tidak lupa bahwa anak-anak sendiri memiliki pilihan. Yang perlu kita lakukan adalah menanyai mereka. Sayangnya, paling tidak di gereja, anak-anak jarang diminta untuk mengutarakan kebutuhan- kebutuhan mereka. Akan tetapi, di luar gereja, mereka sering diminta untuk melakukannya. Sebagai contoh, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional, para murid diminta untuk mengikuti ulangan dan menilai perkembangan mereka dalam mata pelajaran tertentu; mereka diminta untuk menyampaikan beberapa tujuan yang disepakati terkait dengan pekerjaan dan perilaku mereka. Bukankah gereja harus siap untuk mendengarkan pemikiran, minat, dan keinginan hati anak-anak kita? Kita dapat belajar banyak dari cara pandang mereka. Kita perlu bertanya kepada anak-anak, orang tua mereka, dan para pelayan anak, bagaimana kita dapat mengakomodasi kebutuhan mereka dan bertanggung jawab dengan apa yang dipercayakan oleh Allah kepada kita dengan lebih baik. (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Judul buku | : | Seen and Heard |
Judul bab | : | Making Children Welcome |
Judul asli artikel | : | Start from Where You Are |
Penulis | : | Jackie Cray |
Penerbit | : | Monarch Publications, Crowborough 1995 |
Halaman | : | 60 -- 64 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK