Arah Pandangan Hidup Dibentuk Pada Masa Itu
Dalam masa kanak-kanak, terbentuk dasar yang menopang seluruh kehidupan seseorang. Konsep-konsep yang dibentuk pada masa ini memengaruhi masa dewasa mereka. Meskipun konsepsi-konsepsi itu masih dapat berubah dalam proses perkembangan, namun arah pandangan mengenai hidup sudah tertanam, baik positif maupun negatif.
Konsep dibentuk mengenai dirinya sendiri.
Pandangan seorang anak mengenai dirinya sendiri akan berkembang sesuai dengan penilaian orang tua dan anggota keluarga lainnya, kemudian juga penilaian teman-teman sebaya. Tiap anak membutuhkan kasih dan suasana sukacita supaya dapat bertumbuh dengan baik. Kalau seorang anak diterima dan dibanggakan oleh keluarganya, anak itu merasa dirinya berharga. Itu juga menyebabkan dia tampak tenteram, bahagia, dan yakin akan dirinya sendiri. Tetapi sebaliknya, kalau seorang anak tidak diterima dengan rasa bangga oleh keluarganya, kalau tidak dirawat dengan baik, ia akan merasa kurang aman dan kurang berharga. Akan timbul perasaan rendah diri. Perasaan itu sulit dihilangkan pada kemudian hari. Pikiran negatif mengenai dirinya sendiri yang berlebihan sama berbahayanya dengan penyakit kronis atau cacat tubuh.
Konsep dibentuk mengenai dunia sekitarnya.
Seorang anak dengan usia muda sudah sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Kalau ia dirawat dengan kasih sayang, ia akan mengembangkan pandangan positif mengenai lingkungannya yang menyediakan apa yang dia butuhkan. Kalau kemudian ia dilindungi dalam rumah tangga dari hal yang dapat mencelakakannya, kalau juga ditentukan batas yang wajar di mana ia boleh bergerak dengan aman, anak itu akan merasa aman. Pandangan positif mengenai lingkungan dan perasaan aman sangat dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain tanpa rasa takut. Dengan pandangan positif ini, seorang anak akan terbuka terhadap rangsangan lingkungan yang menguntungkan perkembangannya. Rasa diterima oleh orang-orang yang paling penting dan dekat kepada anak kecil, menolong dia untuk menerima orang lain, dan menghayati hubungan yang memuaskan. Kalau pada kemudian hari anak itu mengalami kekecewaan, ia dapat melewatinya tanpa kesulitan yang berarti karena pandangan dan dasar positif sudah bera kar. Sebaliknya, seorang anak yang tidak dirawat dengan baik, ia akan mengembangkan pandangan negatif mengenai lingkungannya. Ia mulai menyendiri atau menjadi agresif. Dua kecenderungan ini menghambat seorang anak dalam hal menghayati hubungan yang positif dengan orang-orang yang penting dalam hidupnya (orang tua, kakak adik, kakek nenek), dan kemudian juga dengan teman-teman sebaya. Lingkungannya seolah-olah menjadi musuh yang menghalangi kesenangan yang wajar, bahkan membahayakan hidupnya.
Konsep dibentuk mengenai siapakah Allah.
Dasar konsepsi tentang siapakah Allah juga terbentuk dalam diri anak pada usia sangat muda. Seorang anak merasakan bagaimana sikap orang dewasa dalam lingkungannya terhadap Allah. Kalau orang tua dan guru sekolah minggu mengasihi dan menghormati Allah, berdoa kepada-Nya, dan menaati firman-Nya, anak mengambil kesimpulan: "Allah itu baik dan mengasihi saya. Ia memberi segala sesuatu yang baik. Saya boleh berbicara dengan-Nya, dan Dia akan mendengar saya." Tetapi sebaliknya, kalau orang tua menyebut nama Tuhan Allah hanya untuk mengancam atau menakut-nakuti anak supaya menurut, Allah kemudian hanya dipandang oleh anak sebagai Hakim yang kejam. Pandangan negatif yang menimbulkan ketakutan itu dapat berpengaruh sampai pada masa remaja dan dewasa kalau tidak diperbaiki pada masa 6 sampai 12 tahun. Yang sulit pada masa kanak-kanak adalah: kesan yang diterima sangat dalam, pada hal kesanggupan mental dan pengalaman hidup untuk mengolah pengalaman negatif belum ada . Karena itu, sangat penting bahwa pada masa kanak-kanak diberi pengertian dan pengalaman positif berhubungan dengan Allah; yang sungguh sesuai dengan Alkitab. Rasa aman jasmani dan juga aman dalam kasih Allah merupakan dasar untuk kehidupan yang kokoh dan bahagia yang tidak mudah diguncangkan.
Relasi antara dasar keturunan dan lingkungan.
Perkembangan seorang anak ditentukan oleh dua faktor:
Dasar keturunan dapat dibandingkan dengan benih, sedangkan lingkunan dapat dibandingkan dengan tanah tempat benih itu bertumbuh. Jikalau lingkungan baik dan menguntungkan, anak dapat berkembang sesuai dengan segala kemampuan yang ada padanya melalui dasar keturunan. Jikalau lingkungan tidak menguntungkan, perkembangannya akan terhambat, sekalipun ia memiliki kemampuan. Contoh: seorang anak berbakat musik, tetapi tidak pernah diberi kesempatan untuk belajar atau mengambil les musik, bakat itu tidak dapat berkembang. Sebaliknya, meskipun lingkungan memberi semua kesempatan untuk berkembang dengan baik, apa yang tidak ada pada dasar keturunan tidak dapat dipaksakan. Les musik tidak dapat menolong seseorang yang sama sekali tidak berbakat musik. Karena itu, kita perlu memahami relasi antara dasar keturunan dan lingkungan. Kita harus menerima setiap anak dengan kemampuan yang ada padanya dan memberi kesempatan untuk memakai dan mengembangkannya sejauh mungkin. p>
Perkembangan berlangsung secara teratur.
Perkembangan seorang anak terjadi secara teratur, baik perkembangan jasmani maupun perkembangan sosial dan mental. Tidak mungkin dari berbaring sebagai bayi langsung berdiri berjalan, atau mulai berbicara langsung membentuk kalimat sempurna. Setiap langkah perkembangan harus dilewati, tidak bisa meloncat. Karena itu, kita harus sabar dengan menikmati setiap fase tanpa memaksa seorang anak. Perkembangan seorang anak juga melewati fase pesat dan fase yang lebih tenang. Contoh: waktu seorang anak mulai berbicara, perbendaharaan kata bisa bertambah begitu cepat, sehingga mulai menggagap karena belum sanggup mengucapkan dengan lancar apa yang dia mau katakan. Dalam perkembangan fisik terjadi fase, di mana pertumbuhan tubuh nyata sekali, dan ada fase di mana pertumbuhan tidak begitu nyata. Pertumbuhan tubuh paling menonjol pada umur antara 5,5 sampai 6 tahun, dan pada masa prapubertas, antara 12 dan 13 tahun.
Tiap anak unik.
Di samping memperlihatkan gejala-gejala sikap dan kelakuan yang biasa pada umur tertentu, tiap anak juga akan memperlihatkan gejala kepribadiannya. Tingkah laku dan watak itu tidak akan banyak berubah. Umpamanya:
Inilah gejala yang menjadikan seorang anak berbeda dari anak lain, sebagai satu kepribadian yang unik.
Mengenal Anak-Anak yang Dilayani
Suatu ketika, seorang pemimpin sekolah minggu dimintai nasihat, "Apa yang menjadi cara terbaik untuk mengajar anak berumur 3 -- 11 tahun bersama-sama?" Kalau menjawab dengan jujur, tidak mungkin mengajar semua umur anak sekaligus serta menantikan hasil yang maksimal. Kalau seorang anak yang berumur 3 tabun dibandingkan dengan anak berumur 11 tahun, kenyataan sudah jelas. Cara berpikir, mengerti, belajar, serta semua pengalaman begitu berbeda sehingga mereka tidak bisa belajar bersama. Kecuali jumlah anak begitu kecil, sehingga mereka dapat dianggap sebagai "keluarga". Sesudah mengerti betapa penting masa kecil setiap anak, kita selanjutnya akan menyelidiki gejala-gejala anak yang berumur 3 -- 11 tahun. Melalui penyelidikan itu, kita akan mengerti:
Untuk mengadakan penyelidikan secara teliti, anak-anak, meskipun dalam kepribadiannya utuh, akan dilihat dari lima segi:
Kesimpulan
Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak sangat penting, karena pandangan hidup mulai dibentuk. Tiap anak unik karena dasar keturunan berbeda dari orang lain. Namun, ada juga kesamaan sifat dan tingkah laku sesuai dengan umurnya. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat menguntungkan jikalau orang tua dan pendidik mengerti kebutuhannya kemudian merawat dan mendidiknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada fase-fase perkembangannya. Mengenal Tuhan Allah dan mengalami kasih-Nya pada masa muda merupakan satu faktor yang sangat penting yang memengaruhi terbentuknya kepribadian yang sehat, bahagia, dan seimbang.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK