Sekarang perlulah kami membicarakan prosedur penyusunan tujuan-tujuan pelajaran agar anak layan akan mengambil keputusan untuk menerima Kristus. Karena kami hendak menambahkan sedikit keterangan yang telah dibentangkan tentang tujuan-tujuan pelajaran yang baik, mungkin ada faedahnya untuk membahas beberapa bagian dari Alkitab dan kemudian menyusun tujuan-tujuan pelajaran yang akan mengakibatkan pertobatan anak layan kita.
Kisah Penciptaan
Cerita:
Kita belajar dari Alkitab bahwa pada mulanya Allah menciptakan alam semesta. Dalam urutan perbuatan-perbuatan penciptaan yang teratur yang terjadi atas firman Allah, maka terjadilah segala sesuatu yang ada di alam semesta. Yang terakhir dari karya penciptaan Allah adalah penciptaan Adam dan Hawa, nenek moyang umat manusia. Allah melihat segala yang telah diciptakan-Nya itu dan kemudian berfirman bahwa semuanya baik.
Tujuan-tujuan yang mungkin:
Tujuan Pekabaran Injil:
Bagaimanakah caranya mengajarkan anak layan agar dapat menekankan perlunya keselamatan pribadi? Apakah yang mungkin menjadi tujuan pelajaran yang dapat meyakinkan anak layan tentang dasar-dasar kebenaran Injil yang akan memimpin mereka kepada kepercayaan pribadi akan Kristus? Marilah kita mengikuti jalan pemikiran yang membawa kepada tujuan anak layan yang berpusat pada pekabaran Injil.
Sungguh mengagumkan bila kita memerhatikan besarnya daya cipta Allah. Berita keselamatan dapat disusun dengan tema "daya cipta" sebagai kebenaran inti. Alkitab mengatakan bahwa keselamatan menjadikan manusia suatu kejadian yang baru di dalam Kristus, segala perkara yang lama sudah lenyap dan yang baru sudah terbit. Karena itu, tidaklah salah bila berbicara tentang daya cipta Allah untuk menciptakan "hati yang baru" dalam diri seorang anak layan yang bertobat. Tujuannya adalah agar para anak layan mengetahui bahwa Yesus akan menciptakan hati yang baru dalam diri siapa pun yang memperkenankan Dia masuk ke dalam hatinya. Tujuan ini baik, karena secara logis muncul dari diri anak layan; tujuan ini singkat, mudah dilukiskan dan secara wajar akan membawa kepada ajakan untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamat.
Keluar dari Mesir
Cerita:
Keluarga Yakub bertambah banyak sehingga menjadi suatu bangsa yang besar di negeri Mesir. Ketika seorang Firaun baru memegang tampuk kepemimpinan, ia menganggap bangsa asing ini sebagai ancaman terhadap persatuan nasional. Karena itu, ia mulai menganiaya mereka dengan menyuruh mereka mengerjakan pekerjaan yang berat. Allah, yang telah memilih bangsa ini menjadi umat-Nya, mengutus Musa untuk memimpin mereka kepada suatu negeri baru. Setelah Allah berfirman melalui banyak bencana yang menimpa Mesir, maka umat-Nya diizinkan meninggalkan Mesir. Usaha Firaun untuk menarik mereka kembali gagal dan umat Allah mendapat kemenangan.
Tujuan-tujuan yang mungkin:
Tujuan Pekabaran Injil:
Bagaimanakah cara menguraikannya kepada anak layan agar dapat menekankan perlunya penyerahan pribadi kepada Kristus? Tujuan anak layan yang bagaimanakah yang dapat mempersiapkan pelajaran itu ke arah keselamatan? Adakah sesuatu kebenaran pokok, sesuatu tema dalam cerita ini yang dapat menekankan keselamatan? Jika demikian, apakah tema tersebut mudah dilukiskan? Akan berartikah tema tersebut untuk tingkat usia anak layan Anda?
Satu gagasan nampak jelas dalam cerita ini, yaitu gagasan tentang "kelepasan". Demi tindakan anugerah Allah, Israel terlepas dari perhambaan. Tinggal di negeri Mesir melambangkan perhambaan kepada dosa -- hidup lama yang ditawan oleh sifat keakuan. Perjalanan keluar itu melambangkan jalan anugerah yang membawa ke hidup baru. Kalau begitu, tepatlah tujuan bagi anak layan, yaitu:
Menekankan adanya perhambaan kepada dosa dan menunjukkan bahwa satu-satunya jalan kelepasan adalah dengan menerima keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus.
Tentu, banyak tujuan lain yang dapat dibuat, yang dapat dipandang sebagai "tujuan-tujuan pekabaran Injil". Akan tetapi, yang penting ialah bahwa pengajar harus memaksakan dirinya untuk menerangkan dengan sejelas-jelasnya tujuan tertentu yang menurut dia harus ditekankan selama pelajaran itu berlangsung. Jikalau tujuan pelajaran tidak ditetapkan sebelumnya karena mengharapkan ilham sementara menyajikan pelajaran tersebut, maka terbataslah kebebasan Roh Kudus untuk memimpin persiapan pelajaran maupun penyampaiannya.
Perzinahan Gomer
Cerita:
Tuhan menyuruh Hosea menikah dengan seorang perempuan yang memunyai nama buruk. Setelah mereka memperoleh tiga anak, Gomer mulai bergaul dengan laki-laki lain. Kehidupan Gomer bertambah rusak, sampai ia menjadi seorang budak yang jatuh namanya. Dalam hati Hosea, Allah menanamkan kasih yang tidak terpadamkan untuk Gomer. Akhirnya, Hosea menebus Gomer di pasar budak dan membawanya pulang untuk menjadi istrinya lagi.
Tujuan-tujuan yang mungkin:
Tujuan Pekabaran Injil:
Sebagaimana halnya dengan kebanyakan cerita dalam Alkitab, ada banyak kebenaran dalam cerita ini yang mengingatkan kita tentang anugerah Allah yang nyata dalam keselamatan. Pengajar harus menanyai dirinya: bagaimana caranya mengarahkan pelajaran ini untuk mendapat tanggapan yang terbanyak dari anak layan? Segi apakah yang harus mendapat tekanan khusus yang dapat memberi kesempatan kepada anak layan untuk memasuki persekutuan pribadi dengan Yesus Kristus?
Cerita ini memberi kesempatan untuk membesar-besarkan efek yang hebat akibat dari dosa, seperti yang dilambangkan dalam pengalaman Gomer. Tetapi, di sini juga ada gambaran yang indah tentang Kristus, Hosea surgawi, yang telah membayar penuh harga untuk menebus orang berdosa dari perhambaannya kepada dosa. Mungkin kebenaran ini dapat disingkatkan hingga menjadi tujuan pelajaran seperti berikut:
Menunjukkan bagaimana dosa telah memperhambakan setiap manusia dan bahwa hanya kematian Kristus yang dapat membebaskan.
Perlu diterangkan, bahwa sesuatu tujuan pelajaran tidak bersifat membatasi, malah, tujuan pelajaran itu dirancangkan untuk menetapkan sasaran dari bagian-bagian penting dalam pelajaran tersebut. Bermacam-macam pikiran, lukisan, dan keterangan-keterangan yang menarik, semuanya ada baiknya, asal diarahkan kepada sasaran dan tujuan utama dari pelajaran yang bersangkutan.
Sukarlah untuk meremehkan kebenaran-kebenaran yang disarankan dalam bagian "tujuan-tujuan yang mungkin" di atas. Meskipun kebenaran-kebenaran tersebut merupakan bagian yang penting dari pelajaran itu, namun ia dapat diatur dan disajikan sedemikian rupa sehingga menguatkan tujuan utama dari pelajaran tersebut. Cara mengajar ini mengizinkan kita menggunakan bermacam-macam bahan, dan asalkan kita tetap berpegang pada tujuan pelajaran itu, maka sasaran kita tetap akan tercapai.
Khotbah di Bukit
Cerita:
Apakah Yesus mengucapkan seluruh khotbah ini pada satu saat, ataukah penulis-penulis kitab Injil menyusunnya menjadi satu dari bermacam-macam khotbah yang diberikan oleh Yesus, tidaklah penting. Sementara Ia duduk di atas sebuah bukit, Yesus menghimpun murid-murid-Nya dan mulai mengajar mereka tentang kehidupan dalam kerajaan Allah atau kehidupan sebagai murid Kristus. Khotbah ini merupakan ikhtisar yang tegas tentang kelakuan Kristen, serta mengukur agama yang sejati sesuai dengan keadaan hati, bertentangan dengan ketaatan kepada huruf hukum Taurat saja. Yesus mengatakan bahwa jalan sempit adalah lurus dan sukar untuk orang-orang yang rendah hati, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, dan yang suci hatinya. Dalam uraian-Nya tentang perkara-perkara yang berhubungan dengan hidup sehari-hari, misalnya perceraian, kemarahan, pengampunan, nazar (sumpah), dan puasa, Tuhan menandaskan apa yang termasuk dalam hal hidup sebagai murid-Nya.
Tujuan-tujuan yang mungkin:
Tujuan Pekabaran Injil:
Kisah ini menyampaikan tantangan yang berlainan dengan yang telah disampaikan hingga kini. Yesus sedang berbicara kepada murid-murid-Nya, yaitu mereka yang sudah mengetahui apa artinya mengikut Yesus. Bagaimana cara menyampaikan pelajaran ini supaya anak layan kita mendapat kesempatan untuk mengerti keselamatan pribadi serta ingin menerima keselamatan dari Kristus? Bagaimanakah cara menyusun "tujuan-tujuan pekabaran Injil" dari ayat-ayat yang tidak ditujukan kepada orang-orang yang belum selamat?
Marilah kita memeriksa ayat-ayat ini. Agak sukar untuk mencari tema yang berhubungan erat dengan keselamatan dalam ayat-ayat ini. Sepintas lalu, rupanya tujuan-tujuan pelajaran yang diambil dari ayat-ayat ini harus diarahkan kepada hal menjadi dewasa dalam kekristenan. Penyelidikan yang lebih teliti akan menyatakan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan. Bukankah hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk membuktikan adanya kekurangan-kekurangan dalam segala usaha manusia untuk menjalankan kebenaran diri sendiri? Tidakkah kebodohan manusia dalam segala usahanya untuk menjalankan agama yang lahiriah telah diterangkan dengan teliti oleh Yesus? Bagaimanakah seseorang dapat menjadi murid Tuhan bila ia tidak mengembangkan kesetiaannya kepada Tuhan terlebih dahulu? Kalau begitu, pertimbangkanlah tujuan pelajaran di bawah ini, yakni:
Menunjukkan bagaimana Yesus memasuki pribadi manusia dan mengubah batin manusia.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK