1. Gambar Cerita
Gambar merupakan alat peraga yang paling dikenal dan paling sering dipakai di sekolah minggu. Mengapa? Gambar diperoleh dalam keadaan "siap dipakai" dan tidak menyita waktu persiapan. Gambar disenangi oleh anak dari segala umur. Pemakaian gambar sedemikian menarik sehingga bila guru mulai menggunakannya, ia sendiri tertarik pada media itu.
Meskipun alat peraga gambar sangat menarik bagi semua anak, jika diselidiki dengan rinci, gambar untuk anak kecil, tengah, dan besar sebaiknya berbeda.
Gambar untuk anak kecil lebih sederhana. Seperti perbendaharaan kata mereka terbatas, terbatas pula pemahaman dari apa yang terlukis. Lukisan untuk anak kecil sebaiknya sesuai dengan dunia sekitar anak, dan anak sendiri terdapat di dalamnya.
Anak kelas tengah sudah lebih luas pemahamannya terhadap suatu peristiwa. Mereka senang "berjalan dengan mata" dari peristiwa ke peristiwa, sehingga gambar boleh menunjukkan beberapa kejadian sekaligus.
Anak kelas besar sudah dapat mengerti konsep yang jauh lebih luas. Peristiwa Raja Daud dilukis dalam konteks kebudayaan orang Israel. Raja Daud menyanyi penuh sukacita di hadapan Tabut Allah yang disaksikan oleh pegawai dan para tentaranya, dan juga oleh Mikha yang menghina kelakuan raja.
Pemakaian media gambar.
Bila guru sekolah minggu membawa sebuah gambar ke kelas, sebaiknya dipikirkan cara pemakaian gambar itu. Apakah gambar itu dipakai untuk mengulangi cerita minggu yang lalu? Jika demikian, gambar harus dipasang di dinding sebelum anak datang. Apakah gambar akan digunakan sementara guru bercerita? Bila demikian, tempelkan gambar tepat pada saat peristiwa yang dilukis di gambar itu disampaikan. Kalau gambar akan digunakan untuk memperdalam cerita, pasanglah di dinding sesudah bercerita.
Setelah gambar terpasang di dinding atau diperlihatkan, guru perlu mengingat bahwa anak membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk menikmatinya. Beberapa pertanyaan dapat menolong untuk membahas sebuah gambar.
Misalnya:
Apa yang kamu lihat di situ?
Siapa yang kamu lihat? Peristiwa apa yang digambarkan di sana?
Apa yang terjadi sebelumnya? Apa yang terjadi sesudahnya? Mengapa orang berbuat seperti itu?
Satu cerita Alkitab mulai hidup di depan mata anak melalui sebuah gambar yang diperlihatkan. Gambar itu merangsang dan mengembangkan imajinasi anak. Dan, imajinasi yang kaya merupakan langkah pertama untuk menjadi kreatif
2. Peta
Peta adalah media mengajar yang hanya dipakai untuk kelas besar. Melalui peta, mereka mengerti mengenai tempat yang disebut dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di sekolah, anak besar belajar sejarah dan ilmu bumi sehingga di sekolah minggu anak dapat memahami tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan melalui peta Alkitab. Ada anak yang berpikir bahwa Yerusalem letaknya di surga karena tidak dijelaskan hubungannya dengan dunia pada masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dengan masa kini. Sebuah peta memberi pengertian yang betul.
Paling sedikit, empat peta dibutuhkan oleh guru sekolah minggu:
Pemakaian Peta
Peta dipasang pada dinding sebelum anak masuk ke kelas sehingga guru dengan bebas dapat menunjukkan tempat yang disebut pada waktu menyampaikan cerita.
Diambil dan disunting dari:
Judul buku | : | Pedoman Pelayanan Anak |
Judul bab | : | Mengajar dengan Alat Peraga |
Judul asli artikel | : | Jenis-Jenis Alat Peraga dan Cara Memakainya |
Penulis | : | Ruth Laufer dan Anni Dyck |
Penerbit | : | Bahtera Grafika |
Halaman | : | 107 -- 108 dan 112 -- 113 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK