JANJI KOVENAN:
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat daripada kamu. (Keluaran 12:13)
HAK ISTIMEWA KOVENAN DAN KEWAJIBAN KOVENAN: UCAPAN SYUKUR
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (I Tesalonika 5:18)
Peluit dibunyikan, tiba-tiba terjadi keheningan. "Anak-anak kovenan, mengapa kalian perlu belajar tentang sejarah keluarga kalian sebagai orang Kristen?" tanya Pendeta Scotty.
"Karena sejarah kita bukan tentang orang-orang mati," semua anak berteriak.
Kemudian seseorang menambahkan, "Tetapi tentang bagaimana Allah membuat umat-Nya kudus dan tak bercacat sehingga kita boleh diam di hadapan hadirat-Nya."
Dan seseorang yang lain memberi masukan lagi, "Orang-orang yang kita bicarakan ini hidup di hadapan hadirat Allah saat ini. Tubuh mereka telah mati, tetapi jiwa mereka hidup bersama Tuhan Yesus."
"Serangan pertama! Kalian berada di garis empat puluh yard," kata Pendeta Scotty. "Mari terus melancarkan serangan. Allah memanggil Musa untuk memimpin umat-Nya. Apa yang dikatakan Allah kepada Musa, yang harus dikatakan kepada Firaun?"
Satu paduan suara menjawab, "Biarkan umat-Ku pergi."
"Maju lagi. Kalian berada di garis tiga puluh yard. Apakah kalian ingat mengapa Allah menyuruh Musa memberi tahu Firaun agar membiarkan umat-Nya pergi?"
"Supaya mereka dapat beribadah kepada-Nya," kata Marry.
"Kalian ada di garis dua puluh yard. Apa yang dilakukan Firaun?"
"Dia menindas orang-orang itu," jawab Cassie.
"Garis sepuluh yard -- sedikit lagi kalian akan berhasil. Apa yang Allah katakan akan dilakukan-Nya untuk umat-Nya?"
Mac meloncat-loncat penuh semangat. "Allah berkata akan membawa mereka keluar dari Mesir dan membebaskan mereka dan menebus mereka dan menjadi Allah mereka dan membawa mereka ke tanah yang Dia janjikan."
Semua anak berteriak, "Touchdown!" Semua anak, kecuali Mac. Dia kehabisan nafas.
"Keadaan sangat sulit di Mesir," lanjut Pendeta Scotty. "Berkali-kali Firaun mengatakan bahwa orang Israel boleh pergi, tetapi dia setiap kali berubah pikiran. Apa yang dilakukan Allah?"
"Dia mengubah air menjadi darah -- Hiii, menjijikkan!" kata Marry.
"Dia mengirim katak dan nyamuk dan lalat pikat," jawab Caleb.
"Binatang-binatang dan manusia terkena barah," tambah Susie.
"Dia mengirim hujan es dan belalang dan kegelapan," kata Daniel.
Pendeta Scotty melanjutkan, "Ayo, semua duduk sekarang. Mari kita coba temukan mengapa Allah mengizinkan ini semua terjadi. Mac, bacalah Roma 9:17 untuk menemukan apa yang dikatakan Allah tentang Firaun."
Mac membaca, "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimahsyurkan di seluruh bumi."
Kemudian Pendeta Scotty berpaling menatap Caleb. "Tolong bacakan Keluaran 10:1-2 untuk mengetahui apa yang Allah ingin orang Israel tahu."
Caleb membaca, "Supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN."
Pendeta Scotty menjelaskan, "Allah menginginkan umat-Nya mengetahui bahwa Dialah Tuhan. Dia lebih berkuasa dibandingkan raja yang paling berkuasa di bumi, dan Dia lebih berkuasa dibandingkan ilah-ilah yang disembah orang Mesir. Mary, baca Keluaran 8:22-24 untuk melihat apa yang terjadi dengan umat Allah saat terjadinya tulah di Mesir."
Marry membaca, "Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ... Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu... TUHAN berbuat demikian."
Marry menengadahkan kepalanya. "Jadi, Allah melindungi umat-Nya dari tulah. Aku rasa mereka mulai mengerti betapa Allah mengasihi mereka."
"Ya!" teriak Pendeta Scotty. "Orang Israel telah hidup di bawah kekuasaan Firaun dalam waktu yang lama. Mereka perlu tahu bahwa bukan Firaun yang menguasai hidup mereka. Mereka perlu tahu tentang kuasa dan kasih Allah sehingga mereka menyembah-Nya dengan hormat dan takut. Kemudian Allah memberi tahu Musa bahwa telah tiba waktunya untuk tulah terakhir. Dia memberi perintah kepada orang Israel."
Pendeta Scotty membuka Alkitabnya dengan membaca Keluaran 12:3-7, 12-13:
"Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga... Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing... Seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir."
Pendeta Scotty menatap dengan serius. "Para papa di keluarga-keluarga Israel melakukan seperti yang Allah katakan. Mereka mengoleskan darah anak domba pada pintu mereka. Sehingga Allah melewati rumah-rumah itu, dan anak tertua mereka tidak meninggal. Allah melindungi setiap rumah yang pintunya diolesi darah anak domba."
Semua orang terdiam. Kemudian Pendeta Scotty bertanya, "Ketika kita bermain football, dan ada seorang pemain yang mengambil tempat pemain lain, pemain itu disebut apa?"
"Pemain pengganti," kata semua anak.
Pendeta Scotty mengangguk-angguk. "Dalam hal ini, anak domba itulah yang menjadi pengganti. Anak domba itu mati supaya anak sulung orang Israel tidak harus mati. Jika kalian menjadi anak sulung dalam keluarga Israel, bagaimana perasaanmu ketika kamu sadar bahwa kamu sudah diselamatkan karena ada domba yang dikorbankan sebagai penggantimu?"
Mac berkata dengan sungguh-sungguh. "Aku merasa sedih karena doma itu harus mati, tetapi aku akan sangat bersyukur karena aku tidak harus mati. Aku rasa aku mengerti, Pendeta Scotty. Tuhan Yesus adalah pengganti kita. Dia mati menggantikan kita."
"Benar, Mac," jawab Pendeta Scotty. "Sekarang buka 1 Korintus 5:7 dan bacalah bersama-sama."
Kitab itu dibuka dan terdengarlah suara-suara membaca, "Sebab Anda Domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus."
Pendeta Scotty tidak meneriakkan Touchdown. Beliau menundukkan kepalanya dan berdoa. Beliau bersyukur pada Allah karena Tuhan Yesus menjadi pengganti dan Domba Paskah untuk umat-Nya.
Diambil dari:
Judul asli buku | : | Discovering Jesus in Exodus |
Judul buku terjemahan | : | Menemukan Yesus di Kitab Keluaran |
Judul bab | : | - |
Judul asli artikel | : | Kisah Mulia -- Allah Menyediakan Sang Pengganti |
Penulis | : | Susan Hunt dan Richie Hunt |
Penerjemah | : | Stenny Soerowidjojo |
Penerbit | : | Penerbit Momentum, Surabaya, 2012 |
Halaman | : | 72-75 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK