Pendahuluan
Jikalau kita mengisi sebuah gelas dengan air secara terus-menerus, gelas itu akan penuh dengan air, bahkan sampai tumpah. Begitu pula dengan hati anak, jikalau kita mengisinya dengan berita tentang kasih Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, maka pada suatu hari akan ada jawaban yang mengalir keluar dari hatinya, yaitu ia mengasihi Tuhan Yesus.
Kita telah menyelidiki dasar mengajar anak yang diberikan oleh Allah pada masa Perjanjian Lama. Kita juga telah memahami arti percaya yang diletakkan oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru. Dua pokok ini saling melengkapi. Anak harus diajar sehingga mengenal Allah. Tetapi pengetahuan tentang Allah saja belum cukup. Anak perlu membuka diri kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia melalui keputusan untuk percaya kepada-Nya.
Hal itu dapat terjadi dalam keluarga melalui renungan tiap-tiap hari atau dalam sekolah minggu. Tetapi sebaiknya juga diadakan hari yang khusus, seperti pekan anak atau kebangunan rohani anak, di mana anak diberi pengertian yang khusus mengenai keselamatan dan memunyai kesempatan khusus untuk menerima Tuhan Yesus secara pribadi.
INTI PEMBERITAAN DALAM KEBANGUNAN ROHANI
Rasul Paulus meringkaskan pemberitaan Injil dengan kalimat sebagai berikut: "Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?" Galatia 3:1b.
Kepribadian Tuhan Yesus adalah inti pengabaran Injil. Bagaimana hubungan kita dengan-Nya dan bagaimana hubungan Tuhan Yesus dengan kita? Hal ini menentukan kehidupan seseorang. Marilah kita menyelidiki inti pemberitaan kepada anak itu langkah demi langkah.
Keadaan Manusia
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, tidak seorang pun hidup dengan tidak berbuat dosa. Ini terjadi secara menyeluruh, termasuk anak. Firman Tuhan berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23). Meskipun begitu, sikap terhadap dosa sangat berlainan. Ada anak yang acuh tak acuh. Ada yang membenarkan diri. Ada juga yang berusaha hidup dengan baik, tetapi sering gagal dan putus asa. Kesadaran akan dosa yang membawa kepada pertobatan, datang dari firman Tuhan yang disampaikan. Firman Tuhan begitu jujur dalam menyebut dosa manusia dan dalam menunjukkan akibatnya. Misalnya ketakutan, kehilangan kemuliaan Allah, bahkan maut. Tetapi dalam keadaan ini, manusia hanya dapat menghadapi kenyataan bahwa ia dikuasai oleh dosa dan menuju kepada kebinasaan. Karena itu, sebenarnya setiap manusia menantikan berita mengenai jalan keluar dari kuasa dosa.
Kasih Allah
Jauh sebelum manusia berbalik dari Allah dan menuruti kehendak dirinya sendiri, bahkan menaati Iblis, Allah telah memikirkan jalan keluar. Allah kasih adanya. Ia tidak membiarkan manusia dalam keberdosaannya tanpa menawarkan keselamatan. Allah sendiri menanggungkan dosa manusia atas Anak-Nya. Tuhan Yesus mati di salib menanggung segala akibat dosa manusia, bahkan menanggung maut. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ...." (Yohanes 3:16). Hal yang ajaib sekali, Tuhan Yesus mengasihi orang berdosa, orang yang menyebabkan Ia tersalib!
Mengaku Dosa
Jikalau seseorang menyadari dua hal itu, yaitu dosanya dan kasih Allah yang begitu besar, maka ia digerakkan untuk bertindak. Apakah yang dapat ia perbuat? Manusia dapat datang kepada Tuhan Yesus, mengakui dosa satu per satu dengan namanya dan percaya bahwa darah Tuhan Yesus menyucikan dari segala dosa. Firman Tuhan berjanji, "Jikalau kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Pernyataan itu begitu besar dan sederhana. Melaluinya, hidup seseorang mendapat arah yang baru sehingga anak pun dapat mengerti dan melaksanakannya.
Menerima Tuhan Yesus
Pengalaman menerima pengampunan, menimbulkan kasih kepada Tuhan Yesus dalam hati orang yang mengalaminya. Ia tidak dapat hidup tanpa Yesus lagi. Memang benar, hati yang disucikan harus ditempati. Karena itu, selanjutnya anak dapat mengundang Tuhan Yesus menjadi Tuan Rumah di hatinya, atau dengan kata lain ia menerima Tuhan Yesus. "Semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." (Yohanes 1:12)
Allah memberi kehendak bebas kepada manusia. Itu berarti setiap orang menentukan kepada siapa ia takluk, kepada dosa dan iblis atau kepada Tuhan Yesus dan Allah. Meskipun hal ini merupakan langkah yang besar sekali, anak pun dapat melakukannya.
Mengucap Syukur
Tibalah saatnya untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus karena kasih dan pengampunan-Nya atas dosa serta atas hidup yang telah menjadi milik-Nya. Boleh jadi, setelah seseorang mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus, barulah ia mengalami sukacita. Tetapi pengalaman setiap orang berbeda-beda dan kenyataan tidak dapat didasarkan pada perasaan.
Kepastian Keselamatan
Kepastian keselamatan hanya terjadi sesuai firman Tuhan saja. Apa yang dilakukan dan dialami dapat dipastikan dengan firman Tuhan. Dengan kata lain, kita dikasihi karena Allah mengatakan itu dalam firman-Nya. Dosa kita diampuni karena firman Tuhan berkata, jika kita mengaku, maka dosa kita akan diampuni. Anak menjadi milik Tuhan karena firman Tuhan menyatakan demikian. Dasar untuk setiap pengalaman rohani adalah firman Tuhan.
BAHAN UNTUK KEBANGUNAN ROHANI
Inti berita yang baru kita pelajari terwujud dalam banyak cerita Alkitab. Cerita yang kita pilih tergantung kesempatan yang diberikan kepada kita dalam kebangunan rohani tersebut.
Bahan untuk Satu Hari
Jikalau kita diberi kesempatan satu hari saja, sebaiknya kita memilih satu cerita yang berisi sebanyak mungkin pokok dari inti pemberitaan yang baru kita selidiki, umpamanya: Cerita Zakheus dalam Lukas 19:1-10.
Cerita lainnya dalam garis yang sama: Domba yang Hilang -- Lukas 15:4-7 Anak yang Hilang -- Lukas 15:11-24 Perempuan Samaria -- Yohanes 4:1-25, 39-42 Sida-Sida dari Etiopia -- Kisah Rasul 8:26-40 Nikodemus -- Yohanes 3:1-20
Bahan untuk Dua Hari
Hari pertama: Ular tedung (Bilangan 21:4-9) Pokok: Kesadaran akan dosa, percaya Hari kedua: Perumpamaan perjamuan kawin Pokok: Mengaku, menerima
Bahan untuk Tiga Hari
Hari pertama: Adam dan Hawa (Kejadian 3:1-9)
Pokok | : | Kesadaran akan dosa |
Hari kedua | : | Tuhan Yesus disalibkan |
Pokok | : | Kasih Allah |
Hari ketiga | : | Kepala penjara di Filipi diselamatkan -- Kisah Para Rasul 16:16-40 |
Pokok | : | Menerima Dia |
ISTILAH-ISTILAH
Firman Tuhan sangat kaya dalam menceritakan orang-orang yang mengalami pembaharuan melalui Tuhan Yesus. Baiklah kita memerhatikan, bahwa tidak selalu istilah yang sama dipakai untuk hal itu. Firman Tuhan berbicara mengenai:
Jelas bahwa banyak variasi dalam mengadakan kebangunan rohani. Itu indah sekali karena tidak semua anak akan mengalami hal yang sama pada saat yang sama. Jadi, seandainya setiap tahun kita mengadakan kebangunan rohani, kita tidak akan kehabisan bahan. Bahkan sampai anak sudah besar pun, kita masih memunyai pokok-pokok kebangunan rohani yang menarik.
ACARA KEBANGUNAN ROHANI
Pada waktu kita menyusun acara untuk kebangunan rohani, kita tetap perlu mengingat bahwa tujuan cerita menjadi poros dari seluruh kegiatan. Bila kita akan menyampaikan satu cerita yang membawa anak percaya kepada Tuhan Yesus, maka hal yang sama juga mendasari pilihan atas ayat mas dan lagu pujian yang akan dinyanyikan.
Contoh Susunan Acara
Pokok: Menerima Dia
UNDANGAN
Sesudah kita menyampaikan cerita Alkitab, tibalah waktunya untuk memberi kesempatan kepada anak agar mereka bertindak. Ini berarti kita memberikan "undangan" dengan penjelasan yang teliti bagaimana anak dapat menjawab firman Tuhan yang disampaikan.
Melalui undangan yang disampaikan, anak harus tahu bahwa:
Undangan dapat dilakukan dengan meminta anak mengangkat tangannya dan maju ke depan. Anak-anak yang memberi respons diminta tinggal di ruangan untuk berdoa dengan seorang pembimbing, dan yang lainnya boleh pulang.
Anak suka meniru. Jikalau anak diajak maju ke muka, meskipun guru telah menjelaskan sejelas-jelasnya, ada saja anak yang ikut temannya maju ke muka atau mengangkat tangan tanpa tahu mengapa ia melakukannya. Karena itu, kita harus lebih teliti memikirkan cara mengundang anak daripada orang dewasa.
Sesudah menyampaikan undangan, kita meneruskan dengan nyanyian atau doa, dan menutup acara dengan mengucapkan "selamat sore" kepada anak tanpa mengulangi undangan lagi. Ini menolong anak agar tidak tinggal secara ikut-ikutan saja. Untuk melihat betapa wajar kita dapat berbicara kepada anak dan betapa teliti undangan diberikan, maka sekarang kita akan membaca contoh cerita kebangunan rohani yang telah disiapkan. Pertama, cerita kebangunan rohani untuk sehari, yaitu tentang "Sida-sida dari Etiopia". Kedua, dua cerita kebangunan rohani yang berlangsung selama dua hari, yaitu "Ular Tedung" dan "Perumpamaan Perjamuan Kawin".
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK