Pada edisi e-BinaAnak minggu yang lalu, kita telah membahas tentang Hukum Mengajar. Dalam kaitannya dengan topik minggu ini, kita akan melihat seberapa jauh hukum mengajar dapat dikembangkan untuk menjadi prinsip belajar mengajar yang efektif.
HUBUNGANNYA DENGAN HUKUM MENGAJAR
Mempelajari tentang teori belajar tidak sama dengan bagaimana
  mengaplikasikan teori tersebut dalam proses belajar mengajar. Pada
  tahun 1884, John Milton Gregory memperkenalkan suatu hukum mengajar
  yang sekarang menjadi sangat terkenal dengan nama "The Seven Laws of
  Teaching" (Tujuh Hukum Mengajar). Karya klasik ini hingga sekarang
  masih tetap kontemporer, karena dalam hukum-hukum tersebut
  terkandung prinsip-prinsip yang akan terus penting bagi pengajaran
  yang efektif di kelas. Inti dari Tujuh Hukum Mengajar tersebut
  adalah sbb.: [Red.: Penjelasan lengkap tentang Tujuh Hukum Mengajar
  ini bisa Anda lihat di e-BinaAnak Edisi 138/2003.]
  ==>   http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/138/
Hukum Guru:
 
  Kenali dan kuasailah dengan baik pelajaran yang akan Anda ajarkan
  -- ajarkanlah dengan sungguh-sungguh dan dengan pengertian yang
  jelas.
Hukum Murid:
  
  Berusahalah untuk menarik perhatian dan minat anak-anak terhadap
  pelajaran yang diberikan. Jangan pernah mengajar tanpa perhatian
  mereka.
Hukum Bahasa:
   
  Gunakan bahasa yang mudah dipahami baik oleh murid-murid Anda maupun
  Anda sendiri -- bahasa yang jelas dan tepat bagi Anda dan murid
  Anda.
Hukum Pelajaran:
   
  Mulailah dengan pokok pelajaran yang sudah diketahui benar oleh
  murid-murid Anda dan yang telah mereka sendiri alami -- lalu
  lanjutkan dengan materi baru, dengan langkah satu per satu, mudah
  dan alami, biarkan hal-hal yang belum diketahui dijelaskan dengan
  menggunakan hal-hal yang sudah diketahui.
Hukum Proses Mengajar:
   
  Doronglah agar dengan keinginan sendiri anak-anak bertindak ....
Hukum Proses Belajar:
   
  Mintalah murid-murid untuk mengungkapkan kembali dalam pikiran
  mereka pelajaran yang sudah ia pelajari.
Hukum Review dan Penerapan:
   
  Jangan pernah bosan untuk terus mengulang, mengulang dan
  mengulang ....
Howard Hendricks, dalam bukunya yang berjudul "Teaching to Change Lives", telah melakukan satu langkah maju dengan menyempurnakan "Tujuh Hukum Mengajar" karya Gregory di atas untuk memberikan panduan mengajar bagi para guru maka kini. Hendricks menekankan bahwa pertama-tama Tuhan memakai orang-orang yang dipanggil-Nya, yaitu para guru, untuk mempengaruhi hidup orang lain. Namun, ada prinsip-prinsip yang mendasar, yang jika dipraktekkan, akan memberikan suatu dinamika baru bagi pengajaran dan akan membuka pintu bagi Roh Kudus untuk bekerja dalam hidup anak-anak didik. Bagaimana Howard Hendricks menjelaskan hukum-hukumnya itu?
1. Hukum Guru:
     
     "Berhentilah bertumbuh hari ini, maka Anda akan berhenti mengajar
     besok." Para guru harus membiarkan Firman Allah mengubah hidup
     mereka dan memberi kesempatan pada murid-murid mereka untuk
     melihat bahwa Allah bekerja dalam diri mereka. Dengan kata lain,
     seorang guru harus menjadi contoh kebenaran.
2. Hukum Pendidikan:
      
     "Bagaimana Anda belajar menentukan bagaimana Anda mengajar."
     Oleh karena itu, guru yang efektif akan terus menyediakan metode-
     metode tepat yang dikembangkan secara variatif sehingga dapat
     mempertahankan minat yang tinggi dan mencegah kebosanan murid.
3. Hukum Aktivitas:
    
     "Belajar yang maksimal adalah hasil dari keterlibatan yang
     maksimal." Bercerita tidak sama dengan mengajar. Keanekaragaman
     metode-metode yang aktif harus digunakan untuk melibatkan para
     murid supaya mereka dapat menemukan apa yang Tuhan katakan
     kepada mereka melalui Firman-Nya.
4. Hukum Komunikasi:
     
     "Untuk benar-benar mengimpartasi informasi perlu dibangun
     jembatan-jembatan." Jembatan-jembatan itu perlu dibangun baik
     di dalam maupun di luar kelas. Dengan meluangkan waktu bersama
     para murid di luar jam pelajaran, para guru akan mengenal
     muridnya dan mengetahui kebutuhan mereka. Di dalam kelas, guru
     merangsang keingintahuan para murid, menarik perhatian mereka,
     dan memotivasi para murid sebelum mengimpartasi informasi.
5. Hukum Hati:
    
     "Pengajaran yang berhasil tidak hanya dari kepala ke kepala,
     tetapi dari hati ke hati." Hubungan merupakan suatu hal yang
     penting dalam proses belajar mengajar yang efektif.
6. Hukum Dorongan Semangat:
     
     "Pengajaran cenderung paling efektif jika orang yang belajar
     termotivasi dengan tepat." Tidak ada hal yang lebih memotivasi
     daripada kesadaran akan adanya kebutuhan dan melihat harapan
     bahwa kebutuhan itu akan terpenuhi. Guru yang efektif memberikan
     dorongan belajar dengan memfokuskan pada relevansi kebenaran dan
     kehidupan para muridnya.
7. Hukum Kesiapan:
    
     "Proses belajar mengajar akan paling efektif jika murid maupun
     guru cukup dipersiapkan." Kesiapan para murid meliputi faktor-
     faktor, fisik, kognitif dan perkembangan rohani, latar belakang,
     pengalaman, dan motivasi. Para guru harus menggunakan apa yang
     mereka ketahui tentang murid-muridnya untuk menyiapkan mereka
     menerima kebenaran yang baru.
Kesiapan seorang guru tergantung pada persiapannya. Sayangnya, persiapan yang kurang adalah sumber dari beberapa kelemahan dalam pendidikan Kristen saat ini. Guru yang efektif akan membuat tugas mengajar menjadi prioritas.
