Memuridkan Anak dengan Firman Tuhan (II)
Salam sukacita,
Cara Memuridkan Anak-Anak Anda dengan Membaca Alkitab
-
Bacakan kepada mereka dari Alkitab ketika mereka masih kecil. Mengenang kembali Daud dan Goliat, Nuh dan Bahtera, Yesus dan Anak-Anak Kecil, Yosua dan Yerikho; berbagilah cerita-cerita Alkitab tersebut dengan mereka, dan mereka akan belajar untuk mencintai mendengar firman Allah.
Belajar Bagaimana Memuridkan Anak-Anak Kita
Bagaimana rasanya memuridkan anak-anak saya?
Itu merupakan pertanyaan umum yang ditanyakan oleh kebanyakan dari kita kepada diri sendiri sebagai orang tua. Mungkin Anda baru saja memahami arti penting memuridkan anak-anak Anda. Atau, mungkin Anda telah mengetahui hal itu sebagai tanggung jawab utama Anda semenjak lama. Pertanyaan tersebut sering kali dapat menjadi gerutuan dalam hati kita. Apakah yang kita lakukan telah cukup? Bagaimana kita dapat yakin bahwa kita benar-benar telah memuridkan anak-anak kita? Kita dapat menemukan pandangan-pandangan mengenai memuridkan anak-anak kita, baik dari kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dalam kitab Perjanjian Lama, kita menerima arahan yang spesifik dari Musa kepada para orang tua. Dalam kitab Perjanjian Baru, kita belajar mengenai pemuridan dari contoh yang diberikan Kristus.
Gembala dan Domba-Domba-Nya
Tujuan:
Mengingatkan kita bahwa gembala yang baik mengenal domba-domba-Nya. Seperti halnya Tuhan Yesus, Gembala kita yang baik, mengenal kita, domba-domba-Nya (Yohanes 10:14).
Mengajarkan Berulang-Ulang
Suatu kali, seorang guru Sekolah Minggu menegur Kevin, murid yang dikenal badung dan suka berbuat iseng di kelasnya. "Kevin, tidak boleh begitu! Tuhan Yesus tidak suka kalau Kevin begitu." Dengan enteng, Kevin menjawab, "Ah biarin, nanti Tuhan Yesusnya saya 'smack down'." Mendengar pernyataan muridnya tersebut, sang guru mendekat dan menasihatinya.
Mari Bergabung Di Kelas Penulis Kristen yang Bertanggung Jawab!
Pelayanan literatur merupakan salah satu bidang pelayanan yang paling strategis untuk menyebarkan Injil Kristus. Seseorang yang terpanggil untuk melayani dalam bidang literatur perlu mengasah kemampuan menulisnya karena kemampuan tersebut tidak diperoleh secara instan. Diperlukan tekad, ketekunan, dan semangat untuk berlatih sehingga dapat menghasilkan karya terbaik untuk kemuliaan Kristus.
