Anak-anak memerlukan teladan lebih daripada sekedar penjelasan.
Tetapi, suatu teladan disertai penjelasan sangat efektif dalam
mempengaruhi pengertian dan perasaan anak. Bila seorang dewasa
memperlihatkan suatu sikap tertentu, anak itu cenderung akan
menirunya. Seorang anak yang berusia 2 tahun yang penakut dan
selalu menangis bila ditinggalkan dengan pengasuhnya, menunjukkan
bahwa ibunya merasa takut dan kurang percaya akan kemampuan
pengasuhnya itu untuk menangani situasi. Seorang anak yang berusia
5 tahun yang menundukkan kepalanya dengan khidmat sebelum makan,
mencerminkan teladan orangtuanya yang memandang doa sebagai sesuatu
yang penting. Sikap dikomunikasikan terutama oleh teladan, sedangkan
kata-kata sering memperkaya situasi dengan lebih memusatkan
perhatian anak itu.
Ketika seorang guru menunjukkan sikapnya yang baik terhadap seorang anak dan juga berbicara tentang hal yang baik itu, maka anak itu akan mengetahui motivasi apa yang mendorong dilakukannya perbuatan yang baik itu. "Yeri saya senang dapat menolong kamu membuka mantelmu. Saya senang kalau saya dapat menolong."
Ketika orangtua menyatakan kasih dengan senyuman dan pelukan sambil mengatakan, "Saya benar-benar mengasihimu," selain "mendengar" bahwa ia dikasihi, anak itu juga "merasakan" kasih itu.
Ketika Indra yang berusia 3 tahun memasuki kelas dan menemui gurunya yang bersikap tenang dan santai, ia merasa aman. Gurunya tersenyum dan berkata, "Hai Indra, Kakak senang sekali melihat kamu masuk dari pintu itu. Kakak senang ke gereja karena dapat bersama-sama dengan anak-anak seperti kamu." Indra merasakan perhatian gurunya itu tentang kehadirannya di gereja.
Ketika ayah memangku Yanti sambil membacakan cerita sebelum tidur, ia berkata, "Saat-saat seperti ini adalah salah satu saat yang paling ayah sukai sepanjang hari. Ayah senang memangku kamu dan ayah senang membacakan cerita-cerita untukmu." Yanti memberi tanggapan atas sikap ayahnya yang menyenangkan itu dengan senyuman dan pelukan.
Perasaan yang negatif pun harus diterangkan supaya anak itu bebas dari perasaan takut tidak dikasihi lagi, dan bebas dari perasaan bahwa emosi-emosi yang tidak menyenangkan harus disembunyikan. Pernyataan-pernyataan seperti: "Kakak juga kecewa kalau tidak dapat menyelesaikan teka-teki ini," atau "Kakak merasa sedih kalau buku ini sobek," bisa menolong anak mengerti perasaan orang dewasa dan memberi teladan bagi anak itu untuk mengatasi suatu kekecewaan.
Pengutaraan perasaan secara sederhana yang dihubungkan dengan suatu perbuatan tertentu merupakan cara yang sangat bermanfaat bagi pembentukan sikap pada seorang anak.
Ketika seorang guru menunjukkan sikapnya yang baik terhadap seorang anak dan juga berbicara tentang hal yang baik itu, maka anak itu akan mengetahui motivasi apa yang mendorong dilakukannya perbuatan yang baik itu. "Yeri saya senang dapat menolong kamu membuka mantelmu. Saya senang kalau saya dapat menolong."
Ketika orangtua menyatakan kasih dengan senyuman dan pelukan sambil mengatakan, "Saya benar-benar mengasihimu," selain "mendengar" bahwa ia dikasihi, anak itu juga "merasakan" kasih itu.
Ketika Indra yang berusia 3 tahun memasuki kelas dan menemui gurunya yang bersikap tenang dan santai, ia merasa aman. Gurunya tersenyum dan berkata, "Hai Indra, Kakak senang sekali melihat kamu masuk dari pintu itu. Kakak senang ke gereja karena dapat bersama-sama dengan anak-anak seperti kamu." Indra merasakan perhatian gurunya itu tentang kehadirannya di gereja.
Ketika ayah memangku Yanti sambil membacakan cerita sebelum tidur, ia berkata, "Saat-saat seperti ini adalah salah satu saat yang paling ayah sukai sepanjang hari. Ayah senang memangku kamu dan ayah senang membacakan cerita-cerita untukmu." Yanti memberi tanggapan atas sikap ayahnya yang menyenangkan itu dengan senyuman dan pelukan.
Perasaan yang negatif pun harus diterangkan supaya anak itu bebas dari perasaan takut tidak dikasihi lagi, dan bebas dari perasaan bahwa emosi-emosi yang tidak menyenangkan harus disembunyikan. Pernyataan-pernyataan seperti: "Kakak juga kecewa kalau tidak dapat menyelesaikan teka-teki ini," atau "Kakak merasa sedih kalau buku ini sobek," bisa menolong anak mengerti perasaan orang dewasa dan memberi teladan bagi anak itu untuk mengatasi suatu kekecewaan.
Pengutaraan perasaan secara sederhana yang dihubungkan dengan suatu perbuatan tertentu merupakan cara yang sangat bermanfaat bagi pembentukan sikap pada seorang anak.
Jenis Bahan PEPAK
Kategori Bahan PEPAK
Judul Buku
Bagaimana Bercakap-cakap dengan Anak Kecil
Halaman
28 - 29
Penerbit
Yayasan Kalam Hidup
Kota
Bandung
Tahun
1978
Situs
