Berikut ini kami sajikan sebuah bahan Cerita Boneka Tangan yang dapat anda pakai sebagai salah satu alternatif untuk pementasan Cerita Boneka pada acara PASKAH di Sekolah Minggu anda.
Keterangan:
- Boneka tangan yang digunakan di beri nama "Tuti"
- Kalimat di dalam ( ... ) merupakan keterangan saja tapi bukan
bagian dari naskah untuk dibaca atau diucapkan.
Cerita boneka tangan kali ini berhubungan dengan kebenaran tentang PASKAH. Sebuah boneka tangan baru yang bernama Tuti diperkenalkan.
Pembicara: (Sementara boneka muncul di panggung): Halo kamu siapa?
Boneka : Nama saya Tuti.
Pembicara: Saya belum pernah melihat kamu di gereja.
Tuti : Ini adalah kali yang pertama. Hari ini ialah Hari PASKAH.
Ibu mengijinkan saya datang supaya saya dapat memakai
baju baru. Baju ini bagus sekali.
Pembicara: Ya, manis sekali bajumu. Tetapi apakah kamu tahu arti
sesungguhnya dari PASKAH, Tuti?
Tuti : Itu hari untuk memakai baju baru.
Pembicara: Kalau begitu perhatikanlah, Tuti, sementara saya
menerangkan kepadamu tentang PASKAH. Bayi Yesus yang
telah dilahirkan dalam sebuah palungan sangat berlainan
dengan bayi-bayi lain, karena Allah itu Bapa-Nya. Dia
turun dari surga untuk hidup di bumi dan menunjukkan
kepada kita bagaimana kita kelak dapat sampai ke surga.
Tuti : Oh, saya tak mengetahui hal itu.
Pembicara: Meskipun Yesus berasal dari Allah dan memberitakan Firman
Allah kepada sekalian orang, ada orang yang tidak suka
pada-Nya. Dengan kuasa Allah Dia mencelikkan mata orang
buta, menyembuhkan orang sakit, bahkan membangkitkan
orang mati juga. Tetapi para pemimpin rakyat tidak
menyukai-Nya. Ribuan orang mengikuti Yesus dan tidak
mengikuti para pemimpin itu, sehingga mereka ingin
membunuh Dia.
Tuti : Apakah Yesus mengetahui hal itu?
Pembicara: Ya, tetapi Yesus juga tahu bahwa Dia telah datang ke
dalam dunia ini untuk mati supaya dosa kita dapat
diampuni dan waktunya telah tiba untuk melaksanakannya.
Tuti : Kasihan Yesus! Apakah Dia takut?
Pembicara: Tidak. Walaupun Dia tidak suka mengalami kesengsaraan
itu, akan tetapi ada sesuatu yang menyiksa Yesus lebih
hebat daripada rasa sakit jasmani - yaitu dosa. Dia harus
mati untuk segala dosa dunia ini, segala kenajisan yang
pernah diperbuat manusia tertanggung atas Dia.
Tuti : Apakah yang diperbuat oleh orang banyak itu kepada-Nya?
Pembicara: Orang jahat itu memberikan kesaksian dusta mengenai Dia.
Mereka menuduh bahwa Dia telah melakukan berbagai hal
yang sebenarnya tidak pernah dilakukan-Nya dan Dia tidak
berkata apapun untuk membela diri-Nya.
Tuti : Mengapa Dia tidak berkata bahwa Dia tidak bersalah? Kalau
saya akan berbuat demikian!
Pembicara: Dia memikul semua dosa kita atas Diri-Nya. Di pemandangan
Allah, Dia menanggung dosamu dan dosa saya. Tiga hari
sebelum Hari PASKAH, pada Jumat Agung, para imam
menangkap Yesus dan membawa Dia ke istana gubernur lalu
meminta pemerintah agar Yesus dihukum mati. Imam
memberitahukan kepada Pilatus, gubernur itu, bahwa Yesus
adalah seorang jahat. Setelah Pilatus mengajukan beberapa
pertanyaan kepada Yesus, dia berkata kepada Imam, "Saya
tidak mendapat suatu salah pun pada-Nya." Dia mengharap
orang banyak itu akan puas, tetapi mereka malah
berteriak, "Salibkanlah Dia!"
Tuti : Apa artinya salibkan itu?
Pembicara: Itulah suatu cara yang kejam untuk membunuh seseorang
yaitu dengan memaku dia pada sebuah kayu salib.
Tuti : Jikalau Pilatus tidak mendapatkan kesalahan pada Yesus,
dia tidak boleh mengijinkan orang-orang itu membunuh
Yesus.
Pembicara: Sebenarnya tidak boleh, tetapi Pilatus takut kepada imam.
Dia bertanya, "Apakah saya harus menyalibkan Dia?
Kejahatan apakah yang telah diperbuat-Nya?" Tetapi rakyat
berteriak, "Bawalah Dia! Salibkanlah Dia!" Sebab itu
walaupun Pilatus tahu mana yang lebih baik, Dia
menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
Tuti : Itu membuat saya merasa sedih.
Pembicara: Sahabat-sahabat Yesus juga sangat sedih. Tetapi mereka
tidak dapat menolong-Nya. Mereka menyangka Yesus akan
menjadi raja mereka dan memerintah negara mereka, tetapi
Yesus tidak mau menjadi raja dari negara itu. Dia
menghendaki orang mengasihi Dia dan menjadikan Dia raja
dalam hati mereka. Tentara membawa Yesus keluar kota dan
membaringkan Dia pada sebuah kayu salib besar lalu memaku
tangan dan kaki-Nya. Kemudian mereka menegakkan kayu
salib itu sehingga Yesus tergantung padanya. Sebab Dia
adalah Anak Allah, Yesus bisa saja memanggil puluhan ribu
malaikat untuk menolong Dia ....
Tuti : (Memotong pembicaraan) Saya harap Dia berbuat demikian!
Pembicara: Kamu lupa Tuti, bahwa tidak akan ada jalan untuk
keampunan dosa atau naik ke surga jika Yesus tidak mati.
Tuti : Tentu Dia sangat mengasihi kita!
Pembicara: Memang Tuti, Alkitab memeberitahukan bahwa sementara
Yesus tergantung di kayu salib, langit menjadi gelap
selama tiga jam. Kemudian Yesus berseru dengan suara yang
keras dan meninggal dunia. Perwira tentara berkata,
"Sungguhlah orang ini Anak Allah!"
Tuti : (Menundukkan kepala, menggeleng-gelengkan kepala dan
seolah-olah menangis) Kasihan Dia.
Pembicara: Jangan menangis, Tuti. Ada lanjutannya. Seseorang yang
bernama Yusuf datang memohon kepada Pilatus supaya
mengizinkannya menguburkan Yesus. Yusuf dan kawannya
membebat tubuh Yesus dengan kain yang halus, Ia
dibaringkan dalam kubur milik Yusuf, lalu mereka
menggulingkan sebuah batu besar untuk menutup pintu kubur
itu.
Tuti : Ini sebuah cerita yang sangat menyedihkan. Saya tak dapat
menahan kesedihanku. (Tetap menundukkan kepala.)
Pembicara: Saya mengerti, Tuti. Sahabat-sahabat Yesus menganggap
hari itu adalah hari yang paling sedih di dunia ini.
Tuti : Saya kira cerita PASKAH akan menggembirakan. Inikah akhir
cerita itu?
Pembicara: Bukan, Tuti. Imam-imam minta agar Pilatus menyuruh
tentara menjaga kubur Yesus supaya para sahabat-Nya tidak
dapat datang dan mencuri mayat-Nya serta mengatakan bahwa
Dia telah bangkit pula.
Tuti : Apakah murid-murid-Nya akan berbuat hal itu?
Pembicara: Tidak, mereka tak berani berbuat hal itu. Mereka begitu
takut sampai mereka bersembunyi dalam sebuah kamar supaya
tidak diketahui oleh para imam. Pada hari Minggu pagi-
pagi sekali dua orang perempuan datang ke kubur Yesus.
Mereka berkata, "Siapa yang akan menggulingkan batu besar
itu dari pintu kubur?" Tetapi, tiba-tiba terjadilah gempa
bumi dan datanglah seorang malaikat menggulingkan batu
itu. Ketika para tentara melihat malaikat itu, rebahlah
mereka ke tanah seolah-olah mati. Malaikat itu berbicara
kepada wanita itu agar jangan mereka takut. Dia berkata
bahwa Yesus tidak ada di sana, bahwa Dia sudah bangkit.
Itu berarti bahwa Dia sudah hidup!
Tuti : Apakah cerita itu sungguh benar?
Pembicara: Tentu benar.
Tuti : Wanita-wanita itu juga tercengang. Waktu mereka
menceritakannya kepada murid-murid Yesus mereka juga
tidak mempercayainya. Petrus dan Yohanes lari ke kubur
hendak melihat sendiri. Kemudian barulah mereka percaya
bahwa Yesus hidup! Petang hari itu sewaktu mereka
bersembunyi dalam sebuah ruangan. Yesus masuk dan
menunjukkan kepada mereka bekas paku yang ada pada tangan
dan kaki-Nya. Dia juga memakan beberapa potong ikan
untuk menyatakan kepada mereka bahwa Dia sungguh hidup.
Mereka tahu bahwa inilah Yesus yang mereka kenal.
Tuti : Oh, saya sangat senang!
Pembicara: Hati para murid gembira karena Yesus telah hidup pula.
Empat puluh hari setelah Dia bangkit dari antara orang
mati, sementara Yesus berbicara kepada para murid,
kaki-Nya terangkat dari bumi; Dia naik terus sehingga
awan menutupi Dia dan mereka tidak dapat melihat-Nya
lagi.
Tuti : Kemudian apakah yang diperbuat oleh murid-murid-Nya?
Pembicara: Mereka tahu bahwa Yesus sungguh-sungguh adalah Anak Allah
dan mereka tidak takut lagi. Mereka memberitahukan kepada
setiap orang bahwa jika mereka percaya Yesus, semua dosa
mereka dapat diampuni dan mereka dapat masuk surga juga
pada waktu mereka mati.
Tuti : Apakah setiap orang dapat diampuni? Walaupun seseorang
yang telah berbuat nakal?
Pembicara: Setiap orang sudah berbuat dosa. Kita harus
memberitahukan kepada Yesus bahwa kita menyesali
perbuatan nakal kita dan minta agar Dia mengampuni kita.
Kemudian kita harus berkata, "Tuhan Yesus, saya cinta
Engkau dan saya mau menyerahkan diri kepada-Mu, menjadi
milik-Mu sekarang sampai selama-lamanya." Nah, apakah kau
mengerti sekarang, Tuti, bahwa PASKAH tidak berarti
memakai baju baru atau sepatu baru saja?
Tuti : Ya, saya mengerti. Terima kasih kepada Ibu Guru yang
sudah memberitahukan arti sebenarnya dari PASKAH.
Pembicara: Kembali Tuti.
=TAMAT=
