Hari Pentakosta


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

"... kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8) Hari Pentakosta adalah puncak dari rangkaian 50 hari masa acara/peringatan sekitar Paskah. Dimulai dari minggu sengsara Yesus yang berakhir pada hari perjamuan malam dan penyaliban Yesus, disusul dengan kematian Yesus, lalu kebangkitan-Nya yang dirayakan sebagai Paskah. Kemudian Yesus memberikan Amanat Agung

"... kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)

Hari Pentakosta adalah puncak dari rangkaian 50 hari masa acara/peringatan sekitar Paskah. Dimulai dari minggu sengsara Yesus yang berakhir pada hari perjamuan malam dan penyaliban Yesus, disusul dengan kematian Yesus, lalu kebangkitan-Nya yang dirayakan sebagai Paskah. Kemudian Yesus memberikan Amanat Agung penginjilan, dan 40 hari setelah hari Paskah, Yesus naik ke surga (ascensi). 10 hari kemudian atau 50 hari setelah hari Paskah, pada hari Pentakosta, terjadi pencurahan Roh Kudus kepada para murid seperti yang sudah dijanjikan oleh Yesus.

Hari Pentakosta adalah akhir dari drama penebusan dan pelayanan Yesus di bumi sebelum Ia mengutus Roh Kudus sebagai penerus usaha-Nya mendampingi para murid-Nya. Hari Pentakosta juga menjadi awal sejarah gereja, sebab sejak itu terjadi pekabaran Injil ke seluruh dunia dan di mana-mana berdiri gereja-gereja Kristen sampai dengan saat ini.

Peristiwa yang terjadi pada hari Pentakosta seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul 2 memang luar biasa. Pada waktu itu, Petrus yang penakut menjadi penginjil yang berani. Pun pada hari itu tercatat ribuan orang bertobat dan kemudian mereka menjadi penginjil-penginjil setelah pulang ke daerah-daerah asal mereka. Terjadi juga demonstrasi karunia-karunia rohani dan mukjizat mengiringi hari pencurahan Roh Kudus yang spektakuler itu.

Dalam Kisah Para Rasul 2:1-13, kita membaca bahwa para murid penuh dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Sekalipun dalam pasal ini digambarkan hanya terjadi gejala karunia lidah dan mukjizat berbahasa lain, kita jangan hanya terpaku pada gejala demikian, sebab dari bagian-bagian lain, kita dapat melihat makna "turunnya Roh Kudus" dengan lebih lengkap.

Dalam Injil Yohanes 14:15-31; 16:4b-15, kita melihat bahwa sebelumnya Yesus telah menjanjikan Penolong dan Penghibur pada umat percaya. Dalam Roma 8:1-17, kita dapat membaca mengenai kehidupan mereka yang telah menerima Roh Kudus.

Yang jelas, Roh Kudus sekalipun berkuasa tidak sekadar kuasa (tenaga/daya batin/the force), tetapi dalam Alkitab Roh Kudus jelas ditunjukkan sebagai pribadi. Hanya berbeda dengan pribadi Bapa yang tidak terjamah dan tidak terlihat, dan Yesus yang berinkarnasi menjadi manusia, Roh Kudus adalah pribadi Roh yang mendiami dan menyertai umat percaya. Rasul Yohanes menyebutnya sebagai Penolong dan Penghibur yang diutus oleh Yesus untuk meneruskan pekerjaan-Nya (Yoh. 14:16, 26; 16:7). Ia juga disebut sebagai Roh Kebenaran yang akan memimpin umat percaya kepada seluruh kebenaran (Yoh. 14:17; 16:13; Rom. 8:10).

Berbeda dengan Yesus yang menyadarkan orang-orang akan dosa dan hukuman melalui firman-Nya, Roh Kudus bekerja dari dalam hati manusia untuk menginsafkan dunia akan dosa, menyatakan kebenaran, dan penghakiman (Yoh. 16:8). Kalau dalam Perjanjian Lama Roh Kudus sewaktu-waktu mendiami dan mendampingi umat Allah, sesudah hari Pentakosta, Roh Kudus mendiami umat percaya secara tetap, Roh yang tidak dikenal dunia tetapi akan dikenal oleh umat-Nya (Yoh. 14:17; Rom. 8:9).

Satu hal yang menarik, kehadiran Roh Kudus dalam diri umat percaya dimaksudkan agar kita menjadi anak-anak Allah yang dipimpin oleh Roh Allah sendiri (Rom. 8:14, 16) sehingga roh kita bersama dengan Roh Allah dalam diri kita dapat berseru "Abba ya Bapa" (Rom. 8:15), sebuah pengakuan tulus dari dalam diri umat manusia bahwa kita adalah anak-anak-Nya yang dikasihi-Nya.

Seperti pada awal renungan ini, Roh Kudus bukan saja sekadar memberi kita karunia dan kuasa, tetapi lebih dalam, Ia akan mengajar dan mengingatkan kita semua akan firman Yesus (Yoh. 14:26; 16:15), dan umat yang dikaruniai dengan Roh Kudus akan mengasihi Allahnya dan akan hidup menurut dan memegang firman-Nya (Yoh. 14:21, 23).

Tidak boleh tidak, mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus sepatutnya hidup di dalam dan menurut Roh itu (Yoh. 14:20; Rom. 8:5, 9, 11), karena Ia telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut (Rom. 8:2). Sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh dunia dengan segala kuasa kegelapannya, sebab keinginan Roh Kudus adalah agar kita hidup dalam damai sejahtera (Yoh. 14:27; Rom. 8:6).

Menarik untuk mengetahui bahwa kehadiran Roh Kudus yang dikaruniakan kepada umat percaya menjadikan kita ahli waris yang menerima janji-janji keselamatan Allah (Rom. 8:17). Dan lebih dari itu, kita akan ikut dipermuliakan bersama Dia (Rom. 8:17). Janji penyertaan Tuhan tidak hanya diberikan sewaktu-waktu, melainkan akan diberikan selama-lamanya (Yoh. 14:16), yaitu seperti yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus -- akan menyertai kita selama-lamanya sampai Akhir Zaman (Mat. 28:20).

Lebih dari itu semua, kehadiran Roh Kudus yang dikaruniakan dalam diri umat percaya akan memberi kita kuasa mukjizat dan kuasa untuk berani menjadi saksi kebangkitan (Kis. 1:8). Rasul Petrus yang pengecut dan takut ketika dituduh sebagai teman Yesus pada waktu Yesus diadili, telah berubah hidupnya dan menjadi rasul yang berani mati, berdiri mempertahankan iman dan kesaksian kebangkitan-Nya di hadapan Mahkamah Agama Yahudi (Kis. 2:31-32).

Rasul Paulus yang adalah pembunuh berdarah dingin dan seorang pemimpin agama yang fanatik, yang membunuh Stefanus yang tidak berdosa (Kis. 7:54-8:1), akhirnya bertobat dan mengaku bahwa sebelumnya ia hidup dalam dosa dan permusuhan, tetapi kemudian ia mengikuti jalan Tuhan yang membawanya kepada damai sejahtera dan menjadi rasul kebangkitan (1 Kor. 15).

Sekarang, bagaimana dengan kehidupan kita sebagai umat percaya? Mungkin kita sudah membaca firman Tuhan, tetapi apakah kita sudah mengalami kehadiran Roh Kudus dalam diri kita? Apakah kita sudah hidup berkemenangan dan berkuasa atas dosa yang sebelumnya menguasai hidup kita? Dan apakah kita sudah memiliki kuasa untuk menjadi saksi kebangkitan? Sudah tiba saatnya umat Kristen bangun dari iman yang suam dan kembali bergairah menjadi saksi kebangkitan, karena itu sudah dijanjikan dan Roh Kudus sudah dikaruniakan kepada kita. Amin!

Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya Kristen

Sumber
Judul Artikel: 
Hari Pentakosta

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar