Salam sejahtera dalam kasih Kristus,
Ada saat menabur, ada pula saat untuk menuai. Begitu juga dengan
setiap penginjilan yang kita lakukan dalam Sekolah Minggu. Pekerjaan
'menuai' tidak selalu berarti bahwa hasil penginjilan itu dapat kita
lihat secara fisik, karena ada yang dengan cepat dapat dilihat, tapi
tidak sedikit yang lambat. Walaupun begitu, harus selalu diingat
bahwa hasil penginjilan harus dipelihara dan dirawat dengan baik,
sebab kalau tidak iblis, yang sudah mengintip di depan pintu, akan
mencuri kembali anak-anak yang telah dimenangkan. Iblis sering kali
akan bekerja lebih keras daripada kita, oleh karena itu kita harus
betul-betul waspada.
Apabila penginjilan sudah dilakukan dan mulai menampakkan hasil, apa
yang harus kita lakukan? Apakah cukup hanya sampai di situ? Kegiatan
apa saja yang bisa dilakukan untuk memelihara mereka? Anda akan
dapat menemukan jawabannya dalam edisi e-BinaAnak minggu ini. Simak
juga kolom Tips dan Bahan Mengajar yang kami harap dapat menjadi
berkat bagi pelayanan Anda.
Selamat melayani!
Tim Redaksi
"Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
"Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah
mendengarnya, kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman
itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.
"Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang yang
setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira,
tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja
dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
"Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar
firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit
oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga
mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
"Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan
mengeluarkan buah ketekunan."
(Lukas 8:11-15)