DOA PEMBUKAAN
Doa pembukaan menjadi suatu bagian penting dari setiap pelajaran karena beberapa alasan. Doa pembukaan menunjukkan dimulainya suatu pertemuan. Kegiatan pembuka yang dilakukan untuk menunggu anak-anak datang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menceritakan dan mengingat kegiatan-kegiatan mereka selama seminggu. Saat mulai serius, maka doa itu bekerja dengan sangat dahsyat. Doa pembukaan juga akan menentukan suasana belajar hari itu dengan mengundang Roh Kudus sebagai pengendalinya. Doa pembuka harus selalu menyertakan hal-hal berikut ini.
Doa pembukaan juga bisa pula menyertakan permohonan doa dan ucapan syukur. Di kelas yang baru, anak-anak mungkin tidak merasa cukup nyaman untuk melakukan hal-hal seperti "sharing", tetapi pada saat mereka sudah saling mengenal, mereka akan senang saling tukar ucapan syukur dan permohonan doa. Hal ini memerlukan waktu, sehingga penting untuk memastikan anak-anak supaya tetap fokus hanya pada ucapan syukur atau permohonan doa dan tidak mencampurkan masalah lain. Bila ukuran kelas terlalu besar, Anda mungkin perlu memertimbangkan untuk membagi anak-anak ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan doa bisa dipimpin oleh satu atau dua guru atau pendamping lainnya. Saat menaikkan ucapan syukur dan permohonan doa, ingatlah selalu hal-hal berikut ini.
DOA PENUTUP
Seperti halnya doa pembuka, doa penutup juga sama pentingnya. Doa penutup ini tidak hanya menandakan bahwa pertemuan telah selesai, tetapi juga memberi Anda kesempatan untuk memantapkan pelajaran dan sekali lagi membagikan apa yang sudah diajarkan. Bila pelajaran hari itu menjadi bagian dari doa penutup, maka anak-anak akan tahu bahwa pelajaran hari itu benar-benar bisa diterapkan dan memiliki arti dalam kehidupan sehari-hari. Doa penutup sebaiknya singkat saja. Ingatlah, anak-anak mungkin sudah tidak sabar untuk melanjutkan kegiatan mereka hari itu dan tidak akan tenang saat mendengarkan doa penutup yang panjang. Doa penutup seharusnya selalu menyertakan hal-hal berikut ini.
Diterjemahkan dari:
"Opening Prayer". Dalam http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Lessons/PrayerOpen.php
"Closing Prayer". Dalam http://www.kidssundayschool.com/Gradeschool/Lessons/PrayerClose.php
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK
Comments
Thank's buat artikel2 yg membangun (tanya bole?)
Thu, 09/25/2008 - 16:56 — ayniekalau kita (GSM)sedang berdoa/memimpin doa, apa yang harus kita lakukan jika ada beberapa anak yang berlarian. karena di SM saya ada beberapa anak yang biasanya harus dihandle oleh gurunya baru bisa diam.
sedangkan kalo sedang berdoa seharusnya tidak ada yang berbicara/berjalan karena bs menggangu, tapi ada anak-anak yang suka mencari perhatian tersendiri (berteriak atau berlari).Mohon bantuannya untuk pelayanan yang lebih baik lagi
Thank's
~ ^,^ Gbu ~
@aynie: berikan teladan
Fri, 09/26/2008 - 13:22 — abemomsDear aynie,
Saya juga mau bagi pengalaman nih sehubungan dengan pertanyaan Anda. Pengalaman lengkapnya bisa Anda lihat dalam
==> http://www.sabdaspace.org/mata_mata
Mengajarkan sikap doa kepada anak-anak tidak dapat lepas dari teladan yang diberikan oleh guru itu sendiri. Saat acara doa berlangsung, guru pun harus memberikan teladan sikap doa yang benar itu kepada anak-anak, guru harus berdoa pula, tutup mata, lipat tangan, dan menirukan doa pula, jika anak-anak diminta untuk menirukan doa. Anak-anak belajar 70% dari apa yg mereka lihat dan 30% dari yang mereka dengar. Jadi jika saat acara doa seorang GSM malah mengingatkan anak-anak yang sedang berlarian atau main-main mata saja, tentu saja anak-anak justru akan belajar bahwa dalam acara doa boleh tidak berdoa. Perkataan Anda tentang harus tutup mata, lipat tangan, dsbg. hanya sedikit saja yang "menyangkut" di pikiran dan hati mereka.
Pada dasarnya anak-anak memang tidak bisa diam, mereka dinamis dan selalu punya "tenaga berlebih" untuk melakukan segala sesuatu. Nah, memang sulit menyuruh beberapa anak diam di tempat, namun, dengan teladan yang mereka lihat dari guru-gurunya, maka Puji Tuhan, mereka juga dapat menjadi anak-anak yang memberikan teladan pula bagi anak-anak lainnya.
Bagaimana dengan rekan-rekan yang lain?
~ Jangan Menjadi Orang yang Menghalangi Anak-Anak Datang kepada Yesus ~
haha..ha bener juga ya..
Mon, 10/06/2008 - 10:41 — ayniehaha..ha bener juga ya.. masa kita mau jd mata-mata
thank's ya buat masukannya..
jadi, meski anak mencari perhatian kita saat doa dan ibadah akan dimulai sebaiknya kita tetap memberi teladan sikap yang benar dalam berdoa dan beribadah?
bagaimana jika di tempat pelayanan saya, orangtua diperbolehkan masuk ke ruang ibadah (walau kadang mereka suka berbicara sendiri sesama orang tua) dan melihat ada anak yang berlarian saat ibadah/doa tetapi gurunya tidak merespon..?
hmm. susah juga ya..
apa ada ide bagaimana seharusnya menciptakan situasi yang memungkinkan terlaksananya ibadah SM yang benar?
~ ^,^ Gbu ~
kerja sama dengan ortu
Tue, 10/07/2008 - 09:01 — LindaNah, sehubungan dengan ortu, guru-guru SM seharusnya harus bekerja sama dengan ortu. Jika ada ortu atau penjaga anak, mereka juga harus ikut aturan main, tidak boleh ada yang ngobrol sendiri. Harus benar-benar ikut ibadah SM. Saat bernyanyi yang bernyanyi, berdoa ya berdoa, memberi persembahan juga.
Bisa juga ortu-ortu ini diberi tugas juga. Di SM saya, ortu yang dulu memang adalah GSM dikasih jadwal mengajar juga. Cukup membantu pula untu mengantisipasi kekurangan GSM. Tapi dengan catatan kalau ybs. bersedia. Kalau tidak mau ya tidak apa-apa, tapi mereka harus tetap ikut aturan main dalam kelas SM.
Moga membantu. GBU.