Bahan Alkitab: 1 Samuel 18:6-30
Tujuan Khusus: Anak dapat:
- menjelaskan mengapa Saul membenci Daud; - menjelaskan sebab Daud lolos dari niat jahat Saul; - menyebutkan akibat bila suka iri hati. - menghormati Tuhan dan tidak iri hati kepada yang lain.
Ayat Hafalan: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (1 Sam. 18:7)
Materi Pelajaran
A. Untuk Guru
1. Penjelasan Bahan Alkitab
Saul, dalam bagian ini keadaannya sedang menurun. Hubungannya dengan Allah merenggang. Hal inilah yang menyebabkan kemundurannya. Lambat atau cepat, ia pasti akan mengalami kejatuhan. Di dalam diri Daud, Saul melihat saingan anaknya (putra mahkota). Karena Saul melihat kemenangan-kemenangan yang dicapai Daud dan sambutan rakyat terhadap Daud: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa (berpuluh-puluh ribu)". Setiap kali Saul berusaha untuk menjatuhkan Daud, ia tidak berhasil. Akibatnya, Saul semakin membenci Daud. Saul iri hati karena Daud lebih dihargai orang-orang. Daud tidak mencari kemuliaan sendiri, tetapi kemuliaan Allah. Maka Allah memberinya kekuatan dalam hidupnya; tanpa kebencian dan iri hati. Daud memulai hidupnya sebagai anak gembala, kemudian ia menjadi penghibur istana, lalu menjadi pejuang, dan setelah itu ia menjdi raja, menggantikan Saul.
2. Hubungan Anak dengan Pelajaran
Melalui certa ini, kita ingin mengajar anak-anak tentang dua hal utama, yaitu iri hati dan sikap terhadap orang yang iri hati. Iri hati adalah hal yang paling mudah kita jumpai dalam diri anak. Iri hati selalu membawa akibat buruk bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwa anak, dan selalu menimbulkan pertengkaran di antara anak-anak. Dengan mengajak anak-anak mengerti akan akibat buruk dari iri hati, serta menunjukkan firman Tuhan tentang hal itu, kita dapat menolong anak-anak untuk belajar agak tidak beriri hati.
Yang sering kurang disadari oleh anak-anak adalah bagaimana sikap anak terhadap orang yang iri hati kepadanya. Anak-anak sering menilai iri hati sebagai suatu yang tidak baik untuk dilakukan, tetapi anak tidak tahu bagaimana sikap yang baik menghadapi orang yang iri hati kepadanya. Oleh karena itu, tunjukkanlah/ajarkanlah sikap yang seharusnya anak-anak lakukan, terutama sebagai anak-anak Tuhan, dalam menghadapi perbuatan orang lain yang iri hati kepada mereka. Kedua hal ini akan menunjang pertumbuhan iman anak-anak menuju kedewasaan.
B. Untuk Anak
1. Cerita
Suatu ketika, kota Yerusalem ramai sekali. Rakyat bersorak-sorai. Wanita-wanita keluar dari rumahnya masing-masing, lalu menari-nari dan menyanyi sambil memainkan rebana. Mereka bergembira menyambut kepulangan raja mereka, yaitu Raja Saul, beserta
prajurit-prajuritnya yang baru saja menang perang melawan bangsa Filistin. Seorang prajurit bernama Daud disanjung-sanjung secara berlebihan oleh rakyat, karena memang dia seorang prajurit yang gagah perkasa. Daudlah yang memimpin bangsa Israel memperoleh kemenangan atas bangsa Filisin. Coba kita dengarkan puji-pujian orang banyak itu terhadap Daud: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa" (Selaksa = 10.000). Tentu saja Daud senang mendengar puji-pujian itu. Tetapi ia tidak lantas menjadi sombong. Daud sadar bahwa Tuhanlah yang memberinya kemenangan. Bagaimana halnya dengan Raja Saul ketika ia mendengar puji-pujian yang dinyanyikan orang banyak itu? Ia tidak senang, ia sangat sebal! Pikirnya: "Mengapa kepada Daud rakyat menghitungnya berlaksa-laksa, sedangkan kepadaku ... rakyat hanya menghitungnya beribu-ribu. Wah ..., bahaya! Bisa-bisa jabatan raja ini nantinya jatuh kepada Daud ...! Sejak hari itu, hati Raja Saul selalu mendengki kepada Daud.
Suatu hari, ketika Daud sedang bermain kecapi di istana, sedang menghibur Raja Saul, tiba-tiba ... Raja Saul melemparkan tombak ke arah Daud! Hati Raja Saul yang penuh dengki dan iri hati itu ingin membunuh Daud! Tapi Daud cukup gesit, dan ia mengelak ... tidak kena! Selagi lagi Raja Saul melemparkan tombaknya ke arah Daud .... Lagi-lagi Daud mengelak, dan luput! Daud merasa heran, mengapa Raja Saul begitu membenci dirinya. Tapi kemudian Daud bersyukur bahwa selama ini Tuhan selalu melindunginya.
Ketika Raja Saul tahu bahwa Daud dilindungi Tuhan, ia menjadi takut kepada Daud. Namun begitu, hati Raja Saul yang sudah dipenuhi rasa iri dan dengki itu tetap menginginkan Daud mati! Lalu diangkatnya Daud menjadi kepala pasukan seribu. Sebagai kepala pasukan seribu, di dalam peperangan, Daud harus selalu berada di barisan terdepan; sehingga nyawanya selalu terancam. Tapi Daud selalu berhasil di dalam peperangan dan ia tetap selamat karena Allah menyertai dia.
Rakyat semakin mengasihi Daud karena dialah yang memimpin mereka dalam peperangan. Sementara itu, Raja Saul semakin ketakutan melihat keberhasilan Daud. Karena itu, ditawarinya Daud menjadi menantunya. Kebetulan memang Mikhal, anak perempuan Raja Saul, suka pada Daud; dan Daud juga suka dengan Mikhal. Namun, Daud hanyalah seorang miskin; ia tidak punya emas atau barang-barang berharga yang lain untuk dijadikan mas kawin. Karena itu, Raja Saul kemudian menyuruh Daud membunuh 100 orang Filistin. Bila Daud berhasil, barulah Raja Saul akan mengawinkan Daud dengan Mikhal.
Sebetulnya, Raja Saul menyuruh Daud membunuh orang Filistin itu cuma alasan saja. Hati Raja Saul yang diliputi rasa iri kepada Daud, menghendaki Daud mati dibunuh oleh orang Filistin. Tapi Tuhan menyertai Daud; ia berhasil membunuh orang-orang Filistin. Bukan hanya 100 orang, melainkan 200 orang. Maka Raja Saul terpaksa memberikan Mikhal, puterinya, kepada Daud untuk dijadikan istri Daud. Karena menghormati Tuhan, Daud tidak melawan Saul, walaupun ia sanggup mengalahkannya.
Penerapan:
Tahukah kalian, apa akibatnya apabila kalian membiarkan diri kita merasa iri kepada orang lain? Mungkinkah hati kita tenang? Raja Saul membiarkan hatinya dirasuki perasaan iri kepada Daud; akibatnya ia terus ingin membunuh Daud. Nah, sekarang mari kita baca 1 Yoh. 3:15. (Baca bersama-sama, setelah itu jelaskan maksudnya dengan mempergunakan bahasa yang dapat dimengerti anak.)
Lalu, bagaimana cara kita mengatasi atau menjauhkan diri dari rasa iri hati? Mari kita baca 1 Kor. 4:7. (Baca bersama-sama, lalu jelaskan maksudnya dengan mempergunakan bahasa yang dapat dimengerti anak.)
Pernahkah kalian dibenci oleh teman-teman atau oleh saudara yang iri hati kepada kalian? Bagaimana sikap kalian sebaiknya? (Jelaskan 1 Yoh. 4:7-11, dengan mempergunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak.)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK