Anak-anak adalah pemikir. Mereka menanyakan pertanyaan yang baik dan kadang-kadang sulit. Anak-anak saya telah menanyakan kepada saya beberapa pertanyaan teologis yang paling sulit pada rentang usia 5 dan 8 tahun. Mereka bertanya kepada saya tentang perbandingan agama, kematian, kekekalan, surga, neraka, Yesus dan salib, dan bagaimana dengan semua orang yang tidak pernah memiliki kesempatan mendengar Injil. Menariknya, pertanyaan-pertanyaan ini cenderung ditanyakan pada waktu menjelang tidur. Namun, terus terang, saya tidak peduli apakah mereka terkadang hanya ingin mengulur-ulur jam tidur, pertanyaan-pertanyaan semacam itu selalu layak untuk dibicarakan sambil terus terjaga.
Salah satu anak saya berulang kali menekan saya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Bagaimana Ayah tahu bahwa kekristenan adalah keyakinan yang benar?" Hal itu tentu mengarahkan kita untuk membicarakan tentang Alkitab. Siapa yang menulis Alkitab? Bagaimana itu adalah firman Tuhan jika manusia yang menulisnya? Apa yang membuatnya berbeda dari kitab suci agama lain? Bagaimana kita tahu bahwa tidak ada kesalahan di dalamnya? Apa yang tidak diberitahukan kepada kita?
Berdiri atau jatuhnya kekristenan berdasarkan kemampuan Alkitab untuk dipercaya serta berdasarkan inspirasi dan otoritas Alkitab. Anak-anak menangkap hal tersebut sejak awal. Kami memberi tahu mereka bahwa mereka harus percaya kepada Alkitab. Pada titik tertentu, mereka akan (dan harus) bertanya mengapa (jika mereka merasa tidak masalah untuk bertanya).
Bagaimana Kita Tahu Alkitab Dapat Dipercaya?
Kita tahu bahwa Alkitab kita mengatakan hal yang sama seperti Alkitab yang dibaca orang-orang ribuan tahun yang lalu karena begitu banyak naskah Alkitab kuno yang selamat. Ada lebih dari lima ribu naskah Alkitab, baik yang utuh maupun parsial, dan kita dapat membandingkan naskah-naskah tersebut satu dengan yang lain dan dengan versi yang kita gunakan saat ini untuk akurasi. Tidak ada buku lain dari dunia kuno yang bahkan dapat mendekati jumlah naskah-naskah yang masih ada tersebut. Kebanyakan karya-karya klasik kuno lainnya hanya berjumlah 20 atau kurang.
Namun, yang jauh lebih penting daripada memiliki banyak naskah kuno adalah fakta bahwa ketika kita sendiri membaca Alkitab, Alkitab tersebut mulai membuat kita percaya. Hal tersebut tidak terjadi dengan buku-buku biasa! Alkitab memiliki semua otoritasnya sendiri. Alkitab berisi 66 kitab yang ditulis oleh 40 penulis yang berbeda, dalam tiga bahasa yang berbeda (Ibrani, Yunani, dan Aram) selama sekitar 1.500 tahun, tetapi tetap konsisten -- semua isinya bersesuaian -- dan tidak saling bertentangan! Anda tidak perlu menjadi seorang sarjana untuk mengetahuinya. Alkitab menunjukkan dirinya sebagai firman Allah bagi mereka yang membacanya!
Berikut adalah cara sebuah katekismus anak-anak (atau pelajaran mengajar) mengatakan tentang Alkitab lebih dari 360 tahun yang lalu. Semoga dapat menolong kita dalam menjawab pertanyaan anak seputar Alkitab dan ajaran di dalamnya.
Bagaimana muncul pemikiran bahwa Alkitab adalah firman Allah?
Alkitab menyatakan dirinya sendiri untuk menjadi firman Allah, dengan keagungan dan kesuciannya; dengan persetujuan dari semua bagian dan cakupan dari keseluruhannya, yang memberikan segala kemuliaan kepada Allah; dengan cahaya dan kekuatannya untuk meyakinkan dan mempertobatkan orang-orang berdosa, untuk menghibur dan membangun orang-orang percaya kepada keselamatan, tetapi kesaksian Roh Allah dan Kitab Suci di hati manusia itu sendiri sepenuhnya mampu meyakinkan bahwa Alkitab adalah firman Allah yang sesungguhnya. (Westminster Larger Catechism, pertanyaan ke-4)
Siapa yang memutuskan apa yang harus ada dalam Alkitab (otoritas)?
Sebenarnya, Allah yang memutuskan. Tidak ada individu atau sekelompok orang atau lembaga yang memutuskan tulisan mana yang akan ada dalam Alkitab. Setiap kitab dalam Alkitab memiliki ceritanya sendiri tentang bagaimana kitab tersebut dimasukkan dalam Alkitab, tetapi dalam setiap kasus, Allah membuat umat-Nya dari waktu ke waktu untuk mengakui tulisan-tulisan tersebut sebagai manifestasi kekuatan dan kekuasaan Roh Kudus. Itu sebabnya, Rasul Paulus menulis "Kitab Suci dinapasi oleh Allah" (2 Timotius 3:16, AYT) dan mengapa Rasul Petrus menulis "Sebab tidak ada satu pun nubuat yang muncul dari keinginan manusia; sebaliknya, orang-orang berbicara atas nama Allah berdasarkan pimpinan Roh Kudus" (2 Petrus 1:21, AYT). Allah telah menggunakan banyak orang, dewan, dan gereja untuk menyortir tulisan-tulisan yang tidak diilhami oleh Allah (banyak ajaran yang salah dan bahkan aneh telah ditulis!), tetapi Allah sendirilah yang menentukan Alkitab. Dan, ini berarti bahwa setiap individu, kelompok orang, gereja, dan denominasi berada di bawah otoritas Kitab Suci sebagai wahyu Tuhan yang tertulis dan harus tunduk kepada Alkitab sebagai otoritas tertinggi mereka.
Bagaimana kita tahu Alkitab tidak memiliki kesalahan di dalamnya (ketidakbersalahan)?
Karena Kitab Suci "dinapasi oleh Allah" (2 Timotius 3:16, AYT) dan tidak dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi Roh Kudus, salinan asli yang ditulis oleh para penulis Alkitab adalah tanpa kesalahan -- kita menyebutnya "ineransi". Ini berarti bahwa ketika Kitab Suci ditulis sejak awal, isinya tanpa kesalahan, baik ketika berbicara tentang bagaimana Tuhan menciptakan dunia atau sejarah atau rencana Allah untuk menyelamatkan orang-orang yang terhilang. Orang-orang percaya selalu memahami bahwa Kitab Suci tidak memiliki kesalahan, dari zaman Musa (Ulangan 4:2), sampai para penulis Mazmur (Mazmur 19:7), hingga (yang paling penting!) Yesus, Allah Anak (Yohanes 10:35-36). Fakta tersebut tidak berarti bahwa orang-orang yang menulis Kitab Suci tidak memiliki kesalahan. Mereka adalah orang-orang berdosa seperti kita. Ketika mereka menulis kitab yang tidak memiliki kesalahan, itu mukjizat Allah, seperti mukjizat Yesus.
Apakah kita memiliki salinan asli yang ditulis oleh para penulis Alkitab? Tidak. Jadi, bagaimana kita tahu bahwa versi-versi kita tidak memiliki kesalahan? Itulah pentingnya memiliki ribuan naskah kuno. Kita dapat mengetahuinya dengan membandingkan naskah-naskah ini satu dengan yang lain, dan dengan Alkitab kita saat ini yang memiliki catatan yang sangat akurat atas apa yang dikatakan aslinya. Tuhan begitu bijaksana dengan mencegah kita memiliki naskah asli karena sebagai manusia kita memiliki kecenderungan besar untuk membuat berhala dari hal-hal semacam itu. Kita mungkin akan percaya bahwa salinan asli memiliki kekuatan magis yang misterius dalam kertas dan tinta daripada dalam kata-kata yang sebenarnya dikatakan oleh Allah.
Siapa yang dapat memahami Alkitab (kejelasan)?
Siapa pun dapat memahami Alkitab! Itulah hal yang indah mengenai buku ini! Alkitab berbicara dengan terus terang dan mengomunikasikan dengan jelas apa yang perlu kita ketahui untuk kehidupan dan kesalehan (2 Petrus 1:3). Orang dewasa dan anak-anak dapat membaca atau mendengarkannya dan memahami hal-hal yang terpenting -- bagaimana agar dapat diselamatkan. Ini tidak berarti bahwa pendeta dan guru tidak diperlukan atau bahwa segala sesuatu dalam Alkitab sama jelasnya. Beberapa bagian Alkitab lebih sulit dipahami dibandingkan bagian yang lain (2 Petrus 3:16), dan Tuhan memberi kita pendeta dan guru sebagai anugerah untuk membantu memperdalam pemahaman kita tentang Alkitab dan bagaimana menerapkannya (Efesus 4:11). Namun, siapa pun yang dapat membacanya dapat memahaminya.
Mengapa kita memerlukan Alkitab untuk mengetahui tentang Allah (kebutuhan)?
Kita bisa belajar banyak tentang Allah dengan mengamati alam (Roma 1:20), tetapi Alkitab perlu kita baca atau dengar karena Allah memilih mengungkapkan hal-hal yang terpenting tentang diri-Nya sendiri dan Injil-Nya yang mulia bagi umat manusia melalui Firman-Nya (1 Samuel 3:21). Allah tidak memilih memberikan wahyu yang tanpa kesalahan kepada setiap orang langsung secara lisan. Sebaliknya, Ia telah memberikan kita catatan tertulis. Hal ini lagi-lagi menunjukkan kepada kita hikmat Tuhan yang dahsyat. Dapatkah Anda membayangkan betapa membingungkannya berbagai hal untuk dipahami jika setiap orang mengaku mendengar firman Allah dengan sempurna secara pribadi! Bagaimana kita bisa menguji mana yang merupakan firman Tuhan dan mana yang bukan? Namun, Alkitab yang tertulis menyediakan catatan pewahyuan Allah yang konsisten dan tahan lama (bertahan lama) sehingga semua orang kudus dari gereja di seluruh abad dapat memahami, memercayai, dan puas dengan iman "yang telah disampaikan" kepada mereka (Yudas 1:3).
Apakah Alkitab memberitahukan kepada kita semua yang harus kita ketahui (kecukupan)?
Alkitab memberi tahu kita segala sesuatu yang perlu kita ketahui agar dapat menghidupi hidup yang saleh dalam Kristus Yesus (2 Petrus 1:3). Alkitab memberikan kepada kita informasi (yang cukup) memadai tentang seperti apakah Allah, bagaimana Allah menciptakan dunia, seperti apakah manusia, bagaimana kita jatuh ke dalam dosa, rencana keselamatan Allah, apa yang akan terjadi pada masa depan, dan seperti apa zaman yang akan datang sehingga kita dapat memercayai Allah dan hidup oleh iman (Galatia 2:20; 2 Korintus 5:7). Ada banyak hal yang tidak Alkitab ceritakan kepada kita. Hal-hal tersebut adalah hal-hal yang Tuhan inginkan untuk kita temukan melalui proses eksplorasi, observasi, studi, dan pengalaman. Namun, ketika sampai ke hal-hal yang dapat dipahami seperti bagaimana agar dapat diselamatkan dari murka Allah terhadap dosa dengan memercayai kematian dan kebangkitan Yesus, dan bagaimana memperoleh hidup yang kekal, Alkitab memberi tahu kita segala sesuatu yang perlu kita ketahui (Roma 5:9; Yohanes 5:24 ). Dan, Allah tidak menambahkan pewahyuan lagi kepada Alkitab (Wahyu 22:18-19) seperti yang diinginkan oleh beberapa agama palsu untuk kita percayai (misal: golongan Mormon dan Saksi-Saksi Yehova). (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | desiringGod |
Alamat URL | : | http://www.desiringgod.org/articles/be-ready-to-answer-your-kids-questions-about-the-bible |
Judul asli artikel | : | Be Ready to Answer Your Kids’ Questions About the Bible |
Penulis artikel | : | Jon Bloom |
Tanggal akses | : | 5 Februari 2016 |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK