Kegiatan belajar Alkitab adalah kegiatan kreatif yang dirancang untuk menekankan kebenaran Alkitab. Kegiatan-kegiatan yang termasuk di dalamnya adalah seni, musik, menulis, drama, atau kemampuan lainnya. Setiap kegiatan akan menolong anak-anak menerapkan kebenaran-kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan yang bagaimanakah yang bisa digunakan di sekolah minggu? Bagaimana kita bisa yakin bahwa kegiatan itu akan berhasil mengajarkan kebenaran Alkitab? Kapan suatu kegiatan bisa menjadi kegiatan belajar Alkitab?
Kegiatan itu harus memenuhi kriteria berikut ini supaya bisa digunakan sebagai suatu kegiatan belajar Alkitab.
Pertanyaan 1: Apakah kegiatan ini mengajarkan, merenungkan, atau menekankan suatu kebenaran Alkitab?
Pertanyaan 2: Apakah kegiatan belajar Alkitab mendorong penggunaan Alkitab dan perlengkapan lain yang berhubungan dengan Alkitab, misalnya kamus, ensiklopedia, peta, dll.?
Pertanyaan 3: Apakah kegiatan itu akan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menghubungkan kebenaran Alkitab dengan pengalaman sehari-hari mereka? Bila hubungan kebenaran Alkitab bisa diterima dengan jelas oleh anak-anak, maka guru perlu membantu anak untuk merencanakan cara-cara yang lebih jelas lagi supaya kebenaran Alkitab itu bisa menjadi bagian dari tindakan mereka sehari-hari. Guru juga perlu menindaklanjutinya untuk memastikan apa yang terjadi saat anak mencoba mempraktikkan kebenaran Alkitab tersebut. Tindak lanjut ini menjadi dasar evaluasi guru dan murid. Tindak lanjut ini juga memberi kesempatan para guru supaya selalu mendukung dan mendorong murid untuk mengubah perilaku mereka. Inilah ujian yang sebenarnya dari suatu pembelajaran.
BERIKAN SECARA RINCI DAN FLEKSIBEL
Setiap kegiatan belajar Alkitab harus cukup rinci sehingga anak yakin (saat melakukan kegiatan ini) bahwa kegiatan ini memiliki tujuan. Namun kegiatan ini harus cukup fleksibel sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan dan keterampilan setiap anak.
Contoh, bila guru menyiapkan kegiatan belajar Alkitab dengan menggunakan boneka untuk menyampaikan cerita Alkitab, maka guru tersebut harus memastikan bahwa kegiatan itu menyertakan tugas-tugas yang berorientasi baik secara akademis maupun nonakademis (menulis dan membaca skenario atau membuat dan menggunakan boneka). Seorang guru juga akan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berperan serta dalam perencanaannya. Sering kali ide seorang anak dapat membantu menjadikan kegiatan tersebut lebih efektif daripada hanya menggunakan ide dari guru saja. Dengan demikian, guru tidak hanya menjadi pemandu belajar saja, namun juga menjadi pelajar bersama-sama dengan anak-anak.
BAGAIMANA MEMIMPIN KEGIATAN
Berikut lima langkah utama yang diperlukan supaya pembelajaran bisa dilakukan dalam suatu kegiatan.
Bila suatu kegiatan baru pertama kali dilakukan bersama anak-anak, maka penting untuk menjelaskan mengapa anak-anak akan melakukannya; tidak hanya menjelaskan apa yang akan mereka lakukan. Contoh, anak-anak mungkin akan memilih kegiatan seni karena mereka senang menggambar kartun. Bantu mereka untuk melihat tujuan dari kegiatan itu, misalnya "membantu kita belajar cara-cara untuk tetap percaya kepada Tuhan di masa-masa sulit".
Meskipun mencari suatu kegiatan kadang-kadang dengan sendirinya bisa menjadi suatu kegiatan, namun semua jenis kegiatan perlu dimulai dengan mengajak anak-anak untuk meninjau ulang atau mengumpulkan beberapa informasi yang rinci dari Alkitab. Metode dari penelitian ini haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan anak dan minat mereka. Contoh, anak kelas satu mungkin hanya bisa membaca kata-kata Alkitab yang ditulis guru di papan tulis, sedangkan anak kelas lima akan mencari dan membaca ayat-ayat dalam Alkitab. Anak yang lebih besar mungkin bisa menggunakan kamus Alkitab untuk mencari kata yang tidak dia pahami, sedangkan anak yang lebih kecil melihat gambar-gambar atau mendengarkan melalui rekaman kaset.
Pada saat anak-anak mengerjakan kegiatan, guru bisa menggunakan percakapan informal untuk mengarahkan pikiran, perasaan, dan kata-kata anak kepada inti pelajaran. Contoh, pada saat kegiatan "role play" mulai kehilangan arah, guru bisa bertanya kepada salah satu pemain, "Apa yang akan dikatakan Michael kepada ibunya untuk menunjukkan bahwa dia sangat ingin melakukan apa yang benar, seperti yang Alkitab kita katakan?" Dengan cepat, anak-anak akan kembali ke tujuan semula dari kegiatan ini.
Dengan selalu siap untuk menghubungkan pengalaman anak dengan apa yang firman Tuhan katakan, guru bisa membantu anak memahami kebenaran Alkitab.
Saat anak-anak hampir menyelesaikan suatu kegiatan, guru harus bertanya kepada mereka apa yang mereka pelajari tentang kebenaran utama dari pelajaran hari itu, "Apa yang sudah kalian pelajari tentang pengampunan? Hal-hal apa saja yang kalian dapatkan tentang Paulus dan perjalanan misinya?" Saat anak-anak merasa kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, guru tahu bahwa masih diperlukan pembelajaran lagi.
Salah satu langkah terpenting dalam proses belajar adalah berbagi dengan orang lain tentang apa yang telah dipelajari. Anak-anak perlu didorong untuk melakukan hal ini dengan aturan dasar sebagai berikut.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK