Tulisan blog Peter Mead, "Eyes May Be Looking, But Are Ears Listening?", mengingatkan saya pada video seri Howard Hendricks "The Seven Laws of the Teacher". Dr. Hendricks adalah orang yang tidak bisa membiarkan seseorang yang tidak memberikan perhatian saat berada di kelasnya. Ia menerapkan pada dirinya sendiri apa yang harus dilakukan supaya murid-muridnya tetap tertarik dan terlibat di kelasnya.
Dalam blog milik Glenn, dia menunjukkan tiga cara ampuh yang dapat dilakukan oleh para guru sekolah minggu supaya dapat menarik dan memertahankan perhatian murid-muridnya. Ketiga cara itu ditulis dalam huruf kapital diikuti dengan komentar saya berikut ini.
Kita harus merencanakan suatu pesan atas perhatian itu.
Ya, pesan itu harus diawali dengan persiapan. Dimulai dengan doa,
pembelajaran Alkitab yang tekun, dan kemudian menyatukannya
dengan rencana pelajaran yang dengan sengaja ditujukan pada
kebutuhan untuk menarik dan memertahankan perhatian murid.
Pelajaran harus dimulai dengan menarik perhatian dan hati para
murid di kelas Anda dan pada pelajaran sepanjang hari itu.
Cara-cara itu bisa berupa kesaksian, cerita,
pertanyaan-pertanyaan, permainan yang dapat mengalihkan perhatian
murid dari kegiatannya kepada kegiatan Tuhan dan kepada pemimpin
pelajaran Alkitab hari itu.
Kita harus peka terhadap pendengar kita.
Seorang guru akan sangat terbantu bila mengenal murid-muridnya.
Pengenalan ini memampukan guru mengenali gaya belajar dari para
muridnya. Hal ini memampukan guru untuk menggunakan ilustrasi
yang menarik perhatian dan imajinasi murid-muridnya dengan
menghubungkannya kepada hal-hal yang membuat mereka senang. Hal
ini bisa dimulai dengan melakukan kunjungan ke rumah, kunjungi
murid-murid Anda di "daerah kekuasaan mereka". Makan bersama juga
bisa membantu. Meluangkan waktu bersama sebelum, setelah, dan
antar kelas adalah penting. Tetapi yang lebih penting adalah saat
bermain daripada persiapan. Peka terhadap para murid juga berarti
guru harus memberikan perhatian kepada para murid selama
pelajaran dan harus diperhatikan saat perhatian itu mulai
berkurang. Guru harus peka terhadap tanda-tanda nonverbal (bahasa
tubuh dan ekspresi wajah) yang menunjukkan perhatian atau
kurangnya perhatian.
Kita harus responsif terhadap situasi.
Seorang guru yang baik akan secara rutin memerhatikan setiap
anak yang ada di kelasnya, apakah mereka masih menyimak ataukah
sudah saatnya mengganti cara penyampaian pelajaran maupun
kegiatan demi mendapatkan kembali perhatian mereka. Bila rencana
tidak dapat dijalankan, guru harus mengganti dengan strategi lain
yang telah disiapkan sebelumnya. Guru memiliki keinginan untuk
melihat perubahan hidup yang terjadi dalam kehidupan murid-murid
mereka. Itu berarti mereka harus bertemu Tuhan melalu firman-Nya,
dan bila perhatian anak-anak tidak dalam ruang kelas, guru harus
melakukan sesuatu untuk mengembalikan perhatian murid-muridnya.
Seperti memanggil nama anak itu, mendekati murid itu, memberikan
pertanyaan, mengubah volume suara (bahkan mungkin berbisik),
membagi anak-anak ke dalam kelompok kecil, atau apa saja. Glenn
mengingatkan bahwa memotong pembicaraan/mengalihkan perhatian
bisa saja terjadi, dan kadang-kadang cara terbaik yang bisa
dilakukan oleh guru adalah dengan mengabaikannya. Di waktu yang
lain, perlu melakukan variasi untuk bisa menarik kembali
perhatian murid-murid Anda.
Bila Anda menyiapkan pelajaran Anda dengan disertai doa, ingatlah tiga tips untuk menarik dan memertahankan perhatian murid Anda ini, yaitu rencana, peka, dan responsif. Jangan biarkan perhatian itu hilang. Segera dapatkan kembali perhatian mereka. Mengajarlah untuk mengubah hidup. Lakukan pembaharuan! (t/Ratri)
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK