Memberikan Bobot dalam Komunikasi


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

NOMOR 1: Anak-anak membutuhkan perhatian, diajak berbicara, kebenaran, kepercayaan, sentuhan, ucapan terima kasih, waktu, pengajaran, dan Trinitas.

Tidaklah mungkin membesarkan anak dengan menggunakan setengah dari waktu kita. Membesarkan anak membutuhkan perhatian, kasih, kepedulian, disiplin, usaha, dan sikap kita yang sepenuh waktu. Terlalu sering kita menyelipkan usaha kita untuk membesarkan anak ke dalam jadwal pekerjaan, rekreasi, pengembangan pribadi, hiburan kita yang terburu-buru dan penuh tekanan, serta aktivitas kita yang tumpang-tindih.

Kita menimbulkan kekacauan dengan mengambil alih tempat anak-anak kita dan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi membesarkan anak. Ya, bagian dari membesarkan anak adalah menyertai mereka dalam kegiatan mereka. Namun, membesarkan anak adalah soal hubungan bukan sekadar lari-lari bersama anak-anak. Seperti apakah hubungan dengan anak yang sehat, bermanfaatkah itu? Dasar untuk melatih anak-anak Anda menurut jalan yang patut baginya, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini.

Sepuluh Latihan Terbaik

  1. Memerhatikan
    Perhatikanlah pakaian, gaya rambut, komunikasi yang tidak lisan, teman-teman, minat, perubahan dalam kebiasaan, temperamen, perasaan, musik, program TV, video game, e-mail, perkataan, sikap, tingkah laku, kenaikan kelas, ke mana mereka pergi, dan sebagainya. Dengan kata lain, perhatikanlah semua.

  2. Berbicara
    Berbicaralah (termasuk banyak mendengarkan) mengenai perasaan, pikiran, pendapat, sukacita, luka batin, hal-hal biasa, seksualitas, keuangan, benar dan salah, dsb.. Tidak ada batasnya. Berbicara yang disertai banyak mendengarkan akan mengomunikasikan kehangatan, kepedulian, minat, keprihatinan, kasih, dan empati.

  3. Kebenaran
    Sampaikanlah kepada anak-anak Anda kebenaran mengenai Allah, moralitas, diri Anda sendiri, dan dunia di sekitar mereka.

  4. Kepercayaan
    Percayailah anak-anak Anda dan bersikaplah konsisten sehingga mereka dapat belajar bagaimana memercayai seseorang dari memercayai Anda.

  5. Kebersamaan
    Biarlah anak Anda mengetahui bahwa Anda "beserta" mereka, bukan "melawan" mereka. Anda dan mereka bukanlah musuh. Sebagai keluarga, Anda bekerja bersama, bukan memisahkan diri.

  6. Sentuhan
    Anak-anak Anda membutuhkan sentuhan jasmani, pelukan, ciuman, dekapan, dan segala macam sentuhan yang tepat.

  7. Ucapan terima kasih
    Suatu sikap yang berterima kasih bermanfaat bagi kedua belah pihak. Katakanlah kepada anak Anda betapa Anda berterima kasih untuk adanya mereka, dan mereka juga akan mulai mengatakan hal yang sama kepada Anda.

  8. Waktu
    Anak-anak membutuhkan Anda. Kehadiran Anda tidak dapat digantikan oleh barang.

  9. Pengajaran
    Anda adalah guru utama bagi anak Anda, bukan sekolah, gereja, klub, tutor, atau pelatih.

  10. Trinitas
    Bagi seorang anak, gambar pertama mengenai Allah dilukis oleh orang tuanya.

Didiklah seorang anak menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu. (Amsal 22:6)

NOMOR 2: Ucapkanlah kehidupan, bukan kematian, kepada anak-anak Anda.

"Maafkan ayah. Ayah tidak benar-benar mau mengatakan itu." Dalih-dalih yang kita kemukakan setelah kita mengucapkan kematian tidak akan menghilangkan kerusakan dari racun yang kita masukkan dalam hati si anak.

Yesus mengingatkan kita bahwa apa yang ada dalam hati kita, kita ucapkan melalui mulut kita. Bila kita tidak bermaksud begitu, jangan mengatakannya. Berpikirlah sebelum Anda berbicara. Pastikanlah bahwa Anda mengucapkan perkataan yang membangun, bukan meruntuhkan hidup seorang anak. Jagalah diri Anda agar tetap menjadi orang yang bertanggung jawab. Selama seminggu, catatlah dalam jurnal harian Anda semua pernyataan positif dan negatif yang Anda ucapkan kepada anak Anda. Apakah yang negatif lebih banyak daripada yang positif?

Menurut hitungan jari saya, dibutuhkan sekurang-kurangnya sepuluh pernyataan yang positif untuk memperbaiki satu perkataan yang negatif. Apakah perkataan Anda yang mengkritik menguras habis kehidupan dalam diri anak Anda dan membuatnya kosong, kesepian, telantar, dan mengalami luka batin?

Mengucapkan kehidupan ke dalam diri seorang anak dimulai dengan penerimaan dan mendengarkan, serta melimpah dengan peneguhan, membesarkan hati, membangun, mendukung, dan mengucapkan hal-hal yang berarti dalam kehidupan si anak setiap hari. Daripada terus-menerus menyampaikan kritik, cobalah menyampaikan koreksi yang positif dan pujian supaya anak dapat bertumbuh dan menjadi matang.

Kehidupan berbicara mengenai jati diri, penampilan positif, dan potensi seorang anak. Kematian terus-menerus menunjukkan kegagalan, kesalahan dan pikiran, perasaan serta sikap yang menyimpang dari seorang anak. Anda bukanlah pendakwa, hakim, atau jaksa anak Anda. Anda adalah guru, pendukung, pembesar hati, dan orang tua yang saleh bagi anak Anda. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakan, akan memakan buahnya" (Amsal 18:21).

NOMOR 3: Katakanlah saja apa yang Allah Bapa suruh Anda katakan; lakukanlah saja apa yang Allah Bapa suruh Anda lakukan.

"Dari manakah asal perkataan ini?" Pernahkah Anda bertanya-tanya dalam hati di manakah sumber perkataan Anda?

Saya sering kali mendapati diri saya mengatakan kepada anak saya perkataan yang berulang kali diucapkan orang tua saya kepada saya. Beberapa di antaranya positif, namun perkataan lainnya lebih merugikan daripada mendatangkan kebaikan.

Yesus memberikan sebuah teladan yang baik untuk kita ikuti. Ia hanya melakukan dan mengatakan apa yang Bapa suruh Ia lakukan dan katakan.

Dalam seminar-seminar mengenai membesarkan anak yang kami selenggarakan bagi para remaja, kami sering kali memberikan kesempatan kepada orang tua dan orang-orang muda untuk bertanya, "Apakah Allah Bapa menyuruh kamu mengatakan hal itu?" atau "Apakah Allah Bapa menyuruh kamu melakukan hal itu?"

Kita perlu mulai lebih banyak mendengarkan suara Allah dan lebih sedikit mendengarkan suara kita pada masa lampau, kaset-kaset milik orang tua, atau sindiran-sindiran duniawi. Bila firman-Nya makin banyak tertanam dalam diri kita, makin besar kemungkinan bagi firman-Nya untuk keluar dari mulut kita.

Bila kita terlebih dahulu mendengarkan suara Allah, kecil kemungkinannya bagi kita untuk menyebarkan perkataan tolol kepada anak kita yang melukai hati dan menghancurkan semangat. Bila kita mengetahui apa yang Allah ingin kita lakukan, kita akan menghindari tindakan dan reaksi yang muncul dari amarah dan emosi yang tertekan. Bila kita sulit mendengar suara Allah, kita perlu menyediakan lebih banyak waktu bersama Allah -- dengan membaca Alkitab, berdoa, merenungkan firman Allah, melakukan kontemplasi, menyembah, memuji, berdiam diri, dan berdoa syafaat. Tidakkah hebat bila anak-anak kita tahu bahwa kita baru saja bersama Allah sebelum kita berbicara kepada mereka? Tidakkah memesona bila anak-anak kita tahu bahwa sentuhan, ekspresi kata-kata, dan tindakan kita hanyalah kepanjangan dari sentuhan, ekspresi, kata-kata, dan tindakan Allah?

"Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku" (Yohanes 12:50).

Kategori Bahan PEPAK: Pelayanan Anak Umum

Sumber
Judul Artikel: 
Komunikasi
Judul Buku: 
77 Kebenaran yang Hakiki dalam Membesarkan Anak: Dasar yang Saleh untuk Membesarkan Anak
Pengarang: 
Dr. Larry Keefauver
Halaman: 
1 -- 7
Penerbit: 
Media Injil Kerajaan
Kota: 
Semarang

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar