Jalinlah hubungan kepedulian dengan semua murid Anda.
Tunjukkan minat Anda pada kehidupan mereka, khususnya masalah
dan pertanyaan mereka. Pastikan bahwa mereka dapat merasakan
kasih Kristus di dalam diri Anda.
Doakan tiap murid secara konsisten.
Berdoalah sungguh-sungguh untuk murid yang sulit diajar. Mungkin
saja, murid itu berpotensi besar untuk pelayanan di masa yang
akan datang. Bila Anda mempelajari kehidupan para pengkhotbah
dan utusan Injil yang melayani dengan efektif, banyak di antara
mereka yang tadinya adalah anak-anak yang berkemauan keras.
Tampaknya, Allah memakai tipe kepribadian ini untuk merintis
ladang baru. Orang-orang seperti ini berani mengambil risiko
untuk melakukan karya besar bagi-Nya. Belajarlah untuk membuat
setiap murid merasa diterima dan dihargai, bukannya merasa
ditolak atau dianggap tidak ada. Komunikasikan kepada murid-
murid Anda mengenai minat, kepedulian, dan perhatian Allah
kepada mereka sebagai seorang individu.
Ajarkan dan hiduplah menurut prinsip struktur otoritas.
Menghormati yang memiliki otoritas. Pahamilah bahwa hidup di
bawah otoritas membawa murid untuk memahami otoritas Allah dalam
hidupnya. Tekankan mengenai hubungan Anda dengan yang memiliki
otoritas, khususnya tanggung jawab Anda untuk hidup sesuai
dengan firman Tuhan dan hidup selaras dengan guru-guru yang
lain.
Kembangkan dan berilah contoh disiplin diri.
Banyak disiplin yang baik "ditangkap" dan bukan "diajarkan" saat
murid mengamati bagaimana Anda memelihara kelas Anda, mengatur
program pelajaran, menangani stres, menjalin hubungan yang
positif dengan orang lain, tetap tenang, dan mampu menangani
masalah dan kekecewaan dengan baik.
Perlakukan orangtua murid Anda sebagai mitra kerja.
Anda tak memiliki pendukung yang lebih baik dibanding orangtua
murid Anda sendiri. Tak ada orang yang lebih tertarik pada
kesejahteraan dan prestasi baik, dan tak ada orang yang lebih
berdedikasi untuk menyaksikan anak mencapai prestasinya selain
orangtuanya. Anda berperan sebagai wakil orangtua; "parentis en
locus" yang artinya menduduki posisi orangtua. Seperti halnya
seorang ibu berkomunikasi dengan seorang ayah, Anda ingin agar
apa yang Anda sampaikan menunjukkan kasih yang besar, perhatian
yang mendalam, kerelaan untuk bekerjasama menyelesaikan masalah,
dan komitmen jangka panjang.
Aturlah kelas dengan teratur sehingga berjalan dengan baik.
Kelas yang teratur menjadi wadah bagi murid untuk "mengikuti
arus" ketika rutinitas dijalankan.
Peliharalah lingkungan fisik.
Misalnya, mengatur sirkulasi udara yang baik, pengaturan suhu
udara ruang kelas, gangguan yang minimal, dan sebagainya.
Usahakan semuanya teratur.
Milikilah tempat untuk menyimpan barang-barang Anda.
Berpeganglah pada jadwal. Buatlah semua materi mudah dibawa.
Jalankanlah dengan lancar satu kegiatan ke kegiatan lain.
Jagalah kebersihan dan kerapian.
Tetapkan cara.
Tetapkan cara yang konstan dan teratur dalam melakukan sesuatu di
dalam kelas: masuk, duduk, menjawab pertanyaan, meletakkan buku,
mengambil pensil, dan sebagainya. Daripada sulit menangani,
tetapkan cara-cara yang teratur sehingga murid mengetahui apa
yang diharapkan dan menyadari bahwa hak semua murid dilindungi.
Hal ini akan menghemat waktu Anda pada masa mendatang dan
menghindari perbantahan di antara murid.
Pengaturan tempat duduk.
Manfaatkan pengaturan tempat duduk sebagai alat yang spesifik
untuk mencapai disiplin yang baik. Anda tidak perlu mengatur
tempat duduk dalam setiap situasi, namun Anda perlu mengontrol
susunan tempat duduk. Sediakan beberapa kursi kosong yang dapat
diduduki oleh murid yang berbeda-beda bila diperlukan.
Tetapkan standar tingkah laku bagi kelas Anda.
Tetapkan dengan jelas, namun buatlah sesedikit mungkin. Murid-
murid yang lama dapat membantu mencatat standar ini. Sebaiknya
Anda sering menyebutkan standar tersebut untuk mengingatkan
murid dan memberi tahu murid baru. Jadikan standar ini sebagai
bagian dari rutinitas kelas. Sebagai contoh, "Terima kasih telah
mengangkat tangan, Susan. Ingat bahwa ini adalah peraturan yang
kita pakai di kelas ini."
Pujilah murid yang menaati peraturan.
Pujilah dengan spesifik. Sebagai contoh, "Kau sudah
memperhatikan dengan baik, John."; "Tidak bicara saat mengambil
pensil sungguh membantu saya, Anne." Bentuk pujian yang lain
dapat berupa senyuman, tepukan lembut di bahu, jabatan tangan,
gambar wajah tersenyum di kertas ujian, stiker, bintang, dan
sebagainya.
Harapkan kesuksesan.
Tentukan sasaran yang realistis namun menantang dan harapkan
kesuksesan. Bila Anda dengan terbuka mengharapkan kesuksesan,
ini akan tampak dalam hampir segala hal yang Anda lakukan. Murid
akan menyadari harapan Anda dan akan berupaya secara mental
ataupun fisik untuk meraih kesuksesan itu.
Datang lebih awal.
Tiba di kelas lebih pagi, merapikan kelas, dan menyalami setiap
anak dengan memanggil namanya di depan pintu. Arahkan mereka
untuk melakukan sesuatu dengan segera, yaitu dengan menugaskan
mereka ke suatu tempat, memberi tugas, ataupun memulai rutinitas
pagi.
Persiapan mengajar.
Persiapkan materi pelajaran sehingga murid mendapat cukup tugas
untuk dikerjakan dalam beberapa periode yang berbeda-beda.
Selalu siapkan beberapa cadangan rencana dan materi pelajaran.
Ingatlah pepatah lama: "Rencanakan pekerjaanmu dan kerjakan
rencanamu." Pada saat yang sama, bersikaplah cukup fleksibel
sehingga bila Anda tidak mampu mencapai apa yang Anda harapkan,
Anda tidak frustrasi. Kadang-kadang, Roh Kudus akan memimpin
Anda untuk memenuhi suatu kebutuhan yang muncul secara tiba-
tiba.
Tunjukkan kepemimpinan.
Jadilah guru yang tegas, dapat menguasai diri, dan mampu
memimpin. Anda adalah guru, dan murid akan memerhatikan petunjuk
Anda. Murid akan cepat melihat ketidaktegasan, ketidakteraturan,
dan sebagainya. Kurangnya persiapan yang baik dan pengarahan
yang jelas "mengundang" masalah tingkah laku murid.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK