Mengajarkan Berdoa untuk Kelas Besar


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Bagi anak kelas besar target sasaran mengajarkan berdoa adalah untuk menjadikan doa sebagai "nafas" hidup anak-anak, supaya anak selalu dapat menghayati kehadiran Tuhan "teman hidup"-nya dalam kesehariannya.

DOA BAGI PERGUMULAN PRIBADI

Anak kelas besar telah tumbuh semakin besar, dengan kesadaran yang luas pada kehidupan, ancaman dan tantangan kehidupan yang menakutkan dirinya. Sekarang ia menyadari hidup tidak seenak yang dibayangkannya, dulu pada masa kecil ia dapat memperoleh semua yang dibutuhkannya relatif mudah, tetapi sekarang apa yang ia butuhkan harus ia upayakan sendiri. Pada masa inilah ia mulai merasakan rasa khawatir, sedih, takut, tertekan, dan lebih rasional dalam menilai sesuatu.

Doa-doa Pergumulan pribadi anak seusia ini, misalnya:

  1. Keberanian anak menerima kenyataan kekurangan dirinya (terutama keberadaan fisiknya), inilah doa penerimaan diri sebagai bagian dari kemampuan dirinya bersyukur atas keberadaan dirinya dan percaya diri. Anak besar dengan lebih kritis membandingkan dirinya, keluarganya dengan diri anak lain dan keluarga anak lain.
  2. Tanggung jawab semakin besar sebagai anak besar (beberapa anak menjadi kakak dari adik-adiknya), ia mulai diberi tugas-tugas oleh orangtua dan lingkungannya. Juga tuntutan sekolah semakin berat, tuntutan lingkungannya semakin besar. Keberhasilan guru menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk kewajibannya akan membuat anak ini tumbuh semakin mantap.
  3. Kesepian seiring dengan makin besar dirinya, ia tidak lagi menjadi pusat perhatian orang. Dulu semasa kecil orang-orang begitu memperhatikannya sekarang tidak lagi, mungkin adik-adiknya yang menjadi pusat perhatian. Rasa kesepian ini bisa tumbuh menjadi sikap iri pada orang lain, jika tidak tumbuh sikap dewasa dalam menerima diri.
  4. Kesedihan, duka akibat kegagalan, kesalahan dan akibat yang ditimbulkannya membuat ia dalam kesulitan. la memerlukan penghiburan, sebab ia mulai malu menangis tidak seperti ketika masih kecil.
  5. Dan berbagai masalah konkret: dalam keluarganya, dalam studinya, menjadi pemikirannya. Beberapa kali saya menemukan anak yang prestasi belajarnya kurang ternyata disebabkan karena pengaruh hubungan kedua orangtua yang tidak harmonis! Hal ini menandakan si anak memperhatikan hubungan kedua orangtuanya.

Salah satu cara mengajarkan anak kelas besar untuk berdoa ialah melalui doa mengenai pergumulan mereka. Kita tidak mengajari mereka tentang sikap dalam berdoa seperti tutup mata, lipat tangan, tunduk kepala, dll. Tetapi disini kita mengajarkan mereka bagaimana menghayati sebuah doa dan mengerti apa arti doa itu sesungguhnya, khususnya mengenai pergumulan mereka. Banyak cara yang dapat digunakan. Jika guru dapat menciptakan suasana indah di mana anak dapat berdoa dalam pergumulan pribadi mereka, maka anak-anak tersebut akan menjadi murid yang sangat senang berdoa dan tahu cara terbaik untuk melepaskan pergumulan mereka.

Karena itulah, penting bagi guru-guru belajar beberapa teknik doa untuk mengajarkan dan membawa anak agar dapat mempergumulkan permasalahannya dengan baik dalam doa, misalnya:

  1. Saat Teduh dan Doa Pribadi

    Guru SM selesai bercerita perlu memberi waktu teduh yang cukup, agar anak-anak memiliki waktu teduh dan kesempatan berdoa secara pribadi. Tentu saja secara rutin hal ini harus dilakukan. Ketika mengajar kelas 6 penulis sangat menekankan waktu teduh ini, hasilnya? Seringkali diakhir acara Sekolah Minggu ada anak meminta didoakan lebih lanjut! Jika guru hendak melakukan hal ini maka guru harus mempersiapkan waktu teduh dengan baik. Siapkan musik instrumen pengiringnya (bisa dengan gitar atau tape), pilih lagu yang sesuai tema dan pilih suasana lagu yang teduh. Kreasi ini dapat dikombinasi dengan doa teduh secara berkelompok, dan diakhir acara mintalah satu anak menutup doa.

  2. Guru Mendoakan Anak Diakhir Pelajaran

    Guru dapat mendoakan beberapa anak pada setiap kali pertemuan SM, aturlah jadwal doa guru, misalnya tiap minggu mendoakan 2 anak, maka dalam 10 minggu 20 anak telah didoakan, aturlah jadwal agar jangan ada anak terlewatkan. Guru dapat mendoakan pada saat teduh tetapi paling baik adalah dengan meminta 2 anak tinggal sejenak di kelas dan guru mengajak bicara kedua anak tersebut sejenak (5-10 menit). Kemudian, tanyakan apa yang sedang menjadi pergumulan mereka? Kemudian guru mendoakan mereka satu persatu sesuai pergumulan mereka. Jika diperlukan (melihat keadaan anak) guru dapat menambah waktu untuk satu anak khusus. Bila mendadak guru mendapatkan seorang anak di kelas kelihatannya lesu dan bermasalah (lihat ekspresi anak tersebut selama mengikuti acara SM), maka jadual urutan doa boleh ditunda, demi memberikan pelayanan khusus pada anak yang mendadak bermasalah ini. Penulis beberapa kali melayani anak semacam ini, mereka di kelas terlihat lesu, ternyata sedang bermasalah.

    Jika memungkinkan, pada saat mendoakan anak, guru dapat meminta anak tersebut berdoa sendiri (jika anak mau), kemudian guru menutupnya dalam doa. Cara ini lebih mengena, karena bagaimana pun yang lebih tahu pergumulan anak tersebut adalah anak itu sendiri!

  3. Doa dalam Sebuah Ruang Doa

    Sesekali Guru dapat membuat ruang doa khusus, cukup dengan bilik kain. Mintalah anak-anak secara bergiliran masuk ke bilik tersebut untuk berdoa. Di dalam bilik tersebut harus ada seorang guru yang sudah menunggu untuk membimbing anak-anak saat berdoa. Jika jumlah anak cukup banyak perlu dibuat beberapa bilik doa. Sementara anak-anak satu per satu didoakan, ada guru yang tetap di kelas untuk melanjutkan acara SM sampai selesai.

  4. Anak Membuat Doanya dalam Sebuah Surat

    Kepada setiap anak dibagikan sebuah kertas surat (kreasikan bentuk dan modelnya sehingga menarik, misalnya, kertas tersebut didesain: dalam bentuk tangan yang sedang berdoa, atau bentuk hati, atau bentuk Alkitab terbuka, dan sebagainya). Berilah waktu teduh kepada anak-anak dan mintalah setiap anak menuliskan pergumulannya dalam surat itu. Di akhir kegiatan guru meminta anak mengumpulkan doa tersebut. Guru perlu membacanya untuk dapat mendoakan setiap anak sesuai pergumulannya. Lebih indah, jika guru bersedia mengirimkan balik surat tersebut, diikuti pesan dari guru "kami selalu mendoakan kamu". Tetapi untuk pergumulan yang sangat pribadi guru perlu membesuk anak-anak itu, dan mengajak mereka berdoa bersama.

  5. Berdoa di Sekitar Salib

    Guru dapat membuat sebuah salib yang ditempatkan di tengah kelas. Bisa salib dari kayu, atau membuat formasi salib dari beberapa lilin yang disusun membentuk formasi salib. Anak-anak diminta menuliskan sebuah surat yang berisi pergumulannya, tekadnya atau apa pun yang ingin ia sampaikan kepada Yesus. Kemudian anak meletakkan surat tersebut di salib, kemudian mereka berdoa di sekitar salib. Teknik ini bertujuan menciptakan suasana teduh, sehingga anak dapat lebih berkonsentrasi dalam berdoa. Akan lebih baik lagi, jika surat-surat tersebut diperiksa guru dan didoakan oleh guru, sehingga menjadi bagian dari doa harian guru untuk anak-anaknya!

  6. Kalender Doa Mingguan

    Jika guru Sekolah Minggu dapat menyusun daftar pergumulan anak- anak di kelasnya, cukup dalam kelompok pergumulan anak saja, misalnya: pekerjaan ayah, ekonomi keluarga, jadwal tes minggu depan, sifat diri, dan sebagainya. Maka guru dapat membuat kalender doa mingguan, dari Senin sampai Minggu, kalender doa ini dibuat tercetak dengan baik (cukup di fotocopy). Setiap anak diminta membuat komitmen untuk setiap hari mendoakan pokok doa tersebut, waktunya bebas sesuai saat teduh anak-anak. Minggu berikutnya (saat SM) dievaluasi apakah kalender doa tersebut sudah dilaksanakan atau belum. Pada saat itu guru dapat membagikan lagi kalender doa buat satu minggu berikutnya.

    Agar tidak repot guru dapat membuat kalender doa bulanan, tetapi kelemahannya adalah, seringkali hal-hal terbaru tidak dapat dimasukkan karena sudah terlanjur tersusun. Padahal banyak hal yang kadang perlu disisipkan secara mendadak pada hari Minggu itu, misalnya: jika ada anak yang sakit, jika ada keluarga anak yang kena musibah, dan sebagainya.

  7. Kunjungan Doa

    Setiap kali guru mengunjungi anak-anak SM, misalnya sakit, atau pembezukan rutin, guru perlu mengakhiri pertemuan dengan berdoa bersama murid tersebut. Jika keluarga anak tersebut ikut dalam perbincangan, jangan lupa melibatkan mereka juga dalam berdoa Kunjungan yang ditutup dengan doa bersama akan mempererat hubungan guru-anak-keluarga anak. Jangan lupa sebelum berdoa tanyakan apa yang ingin dijadikan pokok doa? Seringkali ini yang menjadi pergumulan anak kita. Pengalaman penulis, jika orangtua anak terlibat dalam perbincangan, maka permintaan pokok doa mereka seringkali adalah pergumulan pokok si anak, karena sebagai orangtua mereka lebih dekat dan mengenal keadaan anak tersebut.

MACAM-MACAM KREASI BERDOA

Untuk mengajarkan berdoa kepada anak-anak kelas besar, beberapa contoh kreasi doa berikut ini dapat Anda gunakan.

Kreasi 1: Doakan Teman di Sampingmu
Setiap anak diminta mendoakan satu anak yang duduk di samping kanannya (atau di sebelah kirinya), dengan demikian setiap anak akan mendoakan satu anak di sampingnya, dan ia sendiri akan didoakan oleh teman lainnya. Mintalah kepada setiap anak untuk menjelaskan kepada teman yang akan mendoakan dia, pokok doa apa yang ia ingin didoakan oleh temannya. Setelah itu secara bersamaan guru mengajak anak berdoa dalam hati, mendoakan teman tersebut. Kreasi lain, guru bisa mengajak anak berdoa bersama-sama dengan bersuara. Lebih indah jika anak diajak berdoa bersama sambil bergandengan tangan satu sama lain, sehingga melalui doa rasa persaudaraan di antara anak-anak dapat semakin dipererat.

Kreasi 2: Jaringan Doa!
Guru mengajak anak-anak mendoakan pokok doa tertentu pada sepanjang hari dalam minggu itu. Mintalah anak-anak berdoa pada jam tertentu, doa ini cukup dilakukan di rumah masing-masing. Tujuannya adalah membentuk rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anak-anak melalui dukungan doa. Guru dapat mengajak anak-anak menentukan bersama pokok doa yang akan didoakan pada jam tertentu tersebut. Akan lebih menarik jika pokok-pokok doa tersebut dan jam doa yang disepakati bersama ditulis secara menarik pada sebuah kartu doa yang dirancang menarik, sebagai alat untuk mengingatkan anak-anak.

Kreasi 3: Suasana Doa Dibentuk dengan Dekorasi Tertentu
Suasana doa dapat dibentuk semakin indah, misalnya dengan membuat dekorasi tertentu dalam ruangan kelas. Tujuannya adalah agar tercipta suatu suasana yang khusuk dalam berdoa dan dapat membuat suasana menarik sehingga membuat anak terkesan dan tertarik untuk berdoa lebih sungguh-sungguh. Contoh-contoh dekorasi yang dapat dibuat, misalnya:

  1. Dekorasi sebuah formasi salib terbuat dari lilin-lilin. Anak dapat diajak berdoa bersama-sama mengelilingi salib tersebut.
  2. Dekorasi sebuah hati terbuat dari formasi susunan lilin-lilin, dan anak berdoa duduk melingkar dalam formasi hati tersebut.
  3. Dekorasi sebuah kolam, dan anak diingatkan pada peristiwa Yesus di danau Galilea, lalu anak-anak diajak berdoa bersama di sekeliling kolam.
  4. Dekorasi sebuah taman, anak-anak dapat diingatkan peristiwa Yesus berdoa di taman Getsemani dan anak-anak diajak berdoa bersama.
  5. Ruangan didekorasi dengan banyak lampion.

Dan masih banyak lagi kreasi dekorasi yang dapat di buat, tentu saja harus disesuaikan dengan pokok pelajaran dari cerita minggu tersebut. Dengan dekorasi, membuat suasana doa menjadi lebih indah.

Kreasi 4: Doa dan Selingan Lagu
Guru dapat mengajak anak-anak mendoakan beberapa pokok doa. Diantara perpindahan pokok doa dari satu anak ke anak lainnya, guru dapat mengajak anak menyelingi doa dengan sebuah lagu. Lagu dapat dinyanyikan bersama, atau cukup dinyanyikan oleh singer saja, atau hanya suara tape saja. Dan di akhir doa sebuah lagu dapat dinyanyikan bersama sebagai penutup. Lagu ini akan membuat suasana doa menarik.

Kreasi 5. Kreasi Alat Peraga Doa (lilin, hati, surat, bunga, kartu ayat, dan sebagainya)
Anak-anak dapat diminta berdoa sambil memegang salah satu alat peraga. Misalnya, sebelum berdoa anak-anak diminta menuliskan pokok doanya pada sebuah surat, atau pada sebuah kartu diikatkan pada sebatang lilin, sebuah gambar hati, sekuntum bunga. Atau anak-anak dapat berdoa dengan memegang sebuah kartu ayat yang berisi ayat hafalan yang dapat menguatkan hati anak-anak untuk berdoa.

Kreasi 6: Macam-macam Jenis Isi Doa
Ada bermacam-macam jenis doa, misalnya:

  1. Doa yang berisi suatu pujian akan kebesaran dan kemurahan Tuhan.
  2. Doa yang berisi suatu permintaan kepada Tuhan.
  3. Doa pengucapan syukur.
  4. Doa yang berisi sebuah tekad atau janji (hal yang akan dilakukan).
  5. Doa penyesalan dan memohon pengampunan atas dosa yang dilakukannya.

Kelima macam pokok doa di atas, dapat diajarkan kepada anak, agar anak-anak mudah mengingat kelima macam pokok doa tersebut, caranya adalah dengan masing-masing diwakili oleh satu jari dari kelima jari di tangan kita! Urut mulai dari jari jempol yang mengingatkan tentang pujian, jari telunjuk mengingatkan tentang permintaan, jari tengah mengingatkan tentang pengucapan syukur jari manis mengingatkan sebuah tekad, dan jari kelingking mengingatkan tentang pengampunan dosa.

Kategori Bahan PEPAK: Doa - Musik - Ibadah

Sumber
Judul Buku: 
Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
Pengarang: 
Paulus Lie
Halaman: 
98 - 110
Penerbit: 
Yayasan Andi
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
1999

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar