Pertumbuhan anak Tunas Remaja sering mengejutkan, karena tiba-tiba
tubuh mereka berubah cepat dan kita tidak lagi bisa mengenali
mereka sebagai anak-anak. Namun demikian di balik tubuh yang
bertumbuh tsb. keadaan kejiwaan mereka masih kekanak-kanakan. Hal
ini sering membingungkan anak Tunas Remaja, karena meskipun mereka
tidak lagi dianggap anak-anak tapi mereka belum bisa diterima
di lingkungan orang dewasa. Marilah kita mengenal mereka lebih
dekat:
A. Ciri Khas Secara Jasmani
Pertumbuhan fisik berkembang sangat pesat, sehingga mengakibatkan
ketidakstabilan. Mereka merasa resah karena hal tersebut, untuk
itu mereka membutuhkan perhatian dan pengertian, serta makanan
yang bergizi.
Berat dan tinggi badan anak perempuan bertambah lebih cepat dari
anak laki-laki. Rata-rata anak perempuan memang memiliki
kedewasaan fisiologis dua tahun lebih cepat dibanding anak
laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan pada usia ini amat peka
akan keadaan fisik mereka. Karena itu, dalam membina hubungan
yang sehat, jangan biarkan mereka (termasuk gurunya) membuat
gurauan/ledekan mengenai keberadaan fisik anak-anak ini.
Sudah mulai mengalami proses kematangan seksual, dimana anak
perempuan mulai mengalami mensturasi. Guru wanita sebaiknya mulai
menyadari hal ini dengan memberikan waktu untuk berbicara secara
pribadi kepada mereka, karena sering mereka malu berbicara tentang
hal ini dengan orang tua mereka sendiri.
Pita suara semakin dewasa, yang menyebabkan suara anak laki-laki
berubah. Besar kemungkinan sebagian anak laki-laki merasa malu
karenanya dan enggan untuk menyanyi. Untuk itu, guru dengan
bijaksana harus menyadari hal ini dan tidak memberi celaan kalau
suara mereka mengganggu dalam paduan suara. Sebaliknya berikan
dorongan pada mereka, tapi bukan dengan paksaan.
Pertumbuhan jasmani yang pesat mengakibatkan gerak-gerik anak
pra-remaja menjadi kurang lincah, misalnya: mudah menumpahkan
sesuatu, kakinya tersandung, dsb. Masa ini dapat menjadi masa
usia dimana mereka seringkali merasa kikuk. Oleh karena itu
guru sebaiknya bersikap sabar dan penuh pengertian pada mereka.
Memasuki masa remaja, anak-anak ini tidak lagi terlalu suka
melakukan berbagai permainan/kegiatan yang menuntut aktivitas
seluruh anggota tubuh mereka (seperti layaknya dilakukan oleh
anak-anak usia pratama dan madya). Mereka sekarang cenderung
menyukai permainan kelompok, permainan yang mempunyai peraturan
tertentu serta menuntut ketrampilan. Ketrampilan, keahlian
serta kemampuan fisik merupakan sesuatu yang amat penting,
terutama bagi anak laki-laki.
B. Ciri Khas Secara Mental
Inilah usia dimana seorang anak memiliki kepekaan intelektual
yang tinggi, suka mengadakan eksplorasi, diliputi perasaan
ingin tahu, dan amat berminat terhadap segala sesuatu yang
terjadi di sekelilingnya. Penting bagi guru untuk merancang
berbagai program/aktivitas menarik yang mampu merangsang daya
pikir serta kreativitas mereka.
Pada usia ini, seorang anak senang berdebat dan mengkritik.
Mungkin kalimat yang diucapkannya kedengaran kurang sopan, namun
demikianlah caranya mencari tahu mengenai dunia sekitarnya. Guru
sebaiknya tidak mudah tersinggung dan marah, melainkan belajar
untuk memahami dan mengenali maksud pertanyaan di balik kalimat
mereka yang mungkin kedengaran sangat tidak sopan atau kasar tsb.
Menuntut segala sesuatu yang logis dan bisa diajak berpikir
secara serius. Tapi, daya pengertian mereka masih terbatas oleh
kurangnya pengalaman hidup. Diskusi terpimpin merupakan aktivitas
yang disukai anak-anak usia pra-remaja. Bila memungkinkan, guru
dapat menghadirkan "tokoh" jemaat dalam diskusi tsb. (misalnya
pendeta, dokter, dosen, pengacara, dsb).
Anak pra-remaja cenderung terlalu mudah mengambil kesimpulan
terhadap suatu hal, juga dalam pengambilan keputusan. Mengingat
pengalaman hidup yang masih sangat terbatas, mereka masih
memerlukan bimbingan dalam banyak hal. Oleh karena itu,
kedekatannya dengan guru/pembimbing Rohani di gereja memainkan
peranan yang sangat penting, khususnya bagi mereka yang sedang
mengalami masa remaja yang penuh konflik dengan orangtua.
Mereka masih suka berimajinasi, tapi kali ini pikiran dan
imajinasinya mendasari berbagai pengharapan dan tujuan yang ada
di dalam hatinya. Seringkali mereka menjalani hidupnya menurut
teladan orang-orang yang dikaguminya, kadang mereka membayangkan
diri mereka menjadi seperti tokoh idolanya tersebut. Usahakan
agar anak-anak usia pra-remaja ini dapat bertemu dengan orang-
orang yang dapat menantangnya pada kehidupan kristen mereka
yang menarik.
Mereka mulai peka melihat dan mengalami ketidaksinambungan yang
mencolok antara kepercayaan dan praktek. Meskipun anak pra-remaja
memiliki pengetahuan tentang benar dan salah, kadang-kadang
kehendak mereka untuk melakukan apa yang benar -- seperti yang
diyakininya, tidak ada. Untuk itu, guru harus acapkali menekankan
pentingnya mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan iman
percaya mereka.
C. Ciri Khas Secara Emosi
Emosinya tidak stabil, sebentar naik, sebentar turun. Suatu saat
mereka merasa sangat senang, tapi tidak lama kemudian mereka
dapat menjadi marah atau sedih. Seringkali mereka tidak dapat
mengendalikan perasaan-perasaannya tersebut. Guru sebaiknya
bertindak sabar dan penuh pengertian dalam membimbing mereka.
Penjelasan dari sudut pandang ilmu psikologi mungkin diperlukan
untuk memberikan "alasan logis" pada mereka mengenai apa yang
tengah terjadi di dalam diri mereka pada usia pra-remaja ini,
tapi pastikan bahwa materi yang disampaikan tidak bertentangan
dengan Firman Tuhan.
Sering berubah dan tak menentu. Ada kalanya mereka bersukaria
dan lincah, tapi ada kalanya juga bermuram durja, bahkan ingin
melarikan diri dari kenyataan hidup yang tidak bisa diterimanya.
Hal ini wajar terjadi dalam diri anak pra-remaja, asal tidak
berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dalam hidupnya, memang anak-anak usia pra-remaja sering mengalami
keresahan, kebimbangan, bahkan tekanan. Mereka memerlukan
bimbingan dari orang dewasa yang dapat mengerti dan memahami
mereka sebagaimana adanya. Mereka membutuhkan kehadiran guru yang
dapat menjadi "teman baik" mereka dalam menghadapi berbagai
pergumulan hidupnya.
D. Ciri Khas Secara Sosial
Boleh dikatakan seorang anak pra-remaja akan melakukan apa saja
untuk memperoleh atau mempertahankan statusnya di dalam sebuah
kelompok. Bilamana seorang anak diombang-ambingkan oleh tekanan
dari teman sebaya, ia perlu sekali mengetahui apa standar Allah
mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Ia perlu diyakinkan
bahwa seluruh kuasa Allah tersedia baginya untuk menolongnya
mengatasi konflik pribadi tsb.
Hubungan antara laki dan perempuan dapat menjurus pada hal-hal
yang kurang sehat, apalagi dengan pengaruh media yang ada saat
ini. Akan lebih ideal bila laki-laki dibimbing oleh guru/
pembimbing pria dan anak wanita dengan guru/pembimbing wanita.
E. Ciri Khas Secara Rohani
Dalam menghadapi pergumulan jiwa seorang anak pra-remaja,
pertahanan yang terbaik adalah melakukan suatu serangan. Jika
mereka diberi kesempatan-kesempatan yang penuh tantangan untuk
aktif bagi Kristus, mereka akan bertumbuh secara rohani.
Tidak seperti usia sebelumnya, mereka saat ini tidak lagi
beribadah karena paksaan orangtua. Mereka sudah mulai memiliki
pendirian dan keputusan sendiri. Oleh karena itu, guru harus
dapat membangkitkan minat mereka terhadap hal-hal rohani dan
menyediakan atmosfir yang menyenangkan dalam persekutuan pra-
remaja, bila tidak, mereka akan segera tertarik pada kelompok
lain di luar gereja yang mungkin dapat menjuruskan mereka ke
hal-hal yang bertentangan dengan iman percayanya.
Mereka membutuhkan contoh konkrit, pengalaman yang nyata, serta
relevansi pengajaran yang diterimanya dari Gereja dalam
kehidupannya sehari-hari. Karena itu, berikanlah ajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan pergumulan mereka, misalnya:
pengenalan diri, emosi dan kehendak, pergaulan yang sehat,
penerimaan diri, dsb.
Memiliki banyak pertanyaan tentang kebenaran, mereka sedang
mencari kebenaran yang sejati. Oleh karena itu, doronglah
mereka untuk berani bertanya dan memberikan pendapat. Berikanlah
bimbingan dengan sabar, dan jangan sekali-kali mengabaikan
pertanyaan mereka (meski terdengar sangat konyol dan sepele bagi
guru). Untuk itu guru harus banyak belajar dan berpengetahuan
untuk dapat menolong mereka dengan bijaksana.
Dapat mengalami kehidupan yang berpusat pada Kristus. Bilamana
demi Kristus, seorang anak secara pribadi memutuskan untuk
melakukan apa yang diketahuinya benar walaupun ia sudah tahu
bahwa konsekuensinya mungkin tidak menyenangkan, maka ia sudah
mulai memasuki proses ke kedewasaan moral dan spiritual.
Teladan hidup orang dewasa amat penting bagi mereka. Tantangan
besar bagi para pembimbing anak pra-remaja adalah menjadikan
dirinya sendiri melaksanakan apa yang telah diajarkannya (walk
the talk), bila tidak, kita sedang mengajarkan pada mereka untuk
menjadi orang yang munafik, yang tidak memiliki integritas iman
di dalam hidupnya.
Tanpa kita sadari, sebagai guru/pembimbing anak pra-remaja, kita
telah memainkan peran yang sangat penting dan menentukan dalam
kehidupan anak-anak itu. Seringkali, anda merupakan mata rantai
penghubung kepada Allah yang paling vital bagi seorang anak
pra-remaja, bahkan, mungkin satu-satunya!
Para orangtua yang sedang mengalami konflik dengan anaknya (bahkan,
yang memiliki hubungan yang cukup harmonis) sangat membutuhkan Anda.
Kesaksian Anda sebagai guru/Pembimbing anak pra-remaja dalam
mengajarkan kebenaran dan iman kristen mempunyai pengaruh yang besar
dalam kehidupan mereka.
Barangkali cuplikan pembicaraan di bawah ini dapat menguatkan Anda
untuk tetap setia dan makin giat melayani anak-anak pra-remaja yang
sudah Tuhan percayakan pada Anda:
Inilah kata seorang anak pra-remaja tentang guru Sekolah Minggunya:
"Saya heran mengapa Ibu Anita (GSM-nya) selalu mengatakan hal-hal
yang sama dengan apa yang Ibu saya katakan, dan saya selalu langsung
menerima apa yang dikatakannya. Tetapi kalau Ibu saya sendiri yang
mengatakannya, sampai 50 kali baru saya mau dengarkan."