Komunikasi yang Efektif


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Coba baca pernyataan berikut ini: "Aku mengasihi kamu."

Apakah arti kata-kata itu bagi Anda? Mungkin bagi beberapa orang kata-kata itu mempunyai arti yang tidak begitu penting. Tapi tahukah Anda, betapa pentingnya kalimat ini jika kita ucapkan pada orang yang kita kasihi. Kata-kata dalam kalimat ini adalah kombinasi kata-kata yang sangat sederhana seperti kata-kata lainnya. Tetapi komitmen dan perasaan yang terkandung di dalamnya dapat mengubah kehidupan. Dalam hal ini, mereka bukan hanya sekedar kata-kata. Mereka sudah menjadi suatu komunikasi.

Komunikasi yang memadai itu penting dalam pengajaran Sekolah Minggu yang efektif. Oleh sebab itu kita harus melakukannya sebaik mungkin dengan meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari faktor kunci ini.

ELEMEN-ELEMEN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Seperti yang telah kita lihat, komunikasi tidak hanya sekedar menggabungkan rangkaian kata-kata. Berikut ini beberapa sisi komunikasi efektif yang sudah diidentifikasikan:

1. Perubahan nada suara.

Jika Anda mendengar saya mengatakan, "Aku sayang kamu," dengan sangat keras, seluruh elemen baru akan ditambahkan ke dalamnya. Perubahan nada suara saya, penekanan yang saya berikan pada kata- kata tertentu, dan emosi yang saya rasakan ketika saya mengucapkan kata-kata itu akan menjadi faktor yang saling berhubungan dalam menyampaikan kalimat tersebut. Dan, tergantung pada konteks dimana saya mengucapkan kata-kata tersebut, perubahan nada suara saya dapat memberikan pengaruh pada arti pentingnya pesan dari kata-kata tersebut bagi pendengarnya.

Saya menulis kata-kata ini ketika saya sedang duduk di sebuah hotel di New Orleans. Pagi tadi, saya mengucapkan selamat tinggal kepada istri saya sebelum berangkat ke sini untuk suatu perjalanan bisnis yang singkat. Ketika saya melangkah keluar, saya mengatakan kepada Elaine bahwa saya menyayanginya. Ketika saya mengucapkan kata-kata tersebut, ada suatu kesedihan dan penyesalan dalam nada suara saya. Saya sudah tahu bahwa saya akan merindukannya, dan saya merasa sedih. Saya ingin meyakinkan Elaine bahwa saya menyayanginya meskipun saya tidak ada di sana untuk mengatakan kepadanya. Perubahan nada suara saya mungkin sudah menyampaikan perasaan saya tersebut.

Sekarang anggaplah saya sudah kembali dari perjalanan saya. Ketika kami saling menyapa di bandar udara dan saling berpelukan, saya akan mengatakan lagi, "Aku sayang kamu." Tetapi sekarang perubahan nada suara saya menyiratkan kebahagiaan yang saya rasakan karena bisa berkumpul kembali dengan istri saya.

Dalam mengajar, perubahan nada suara kita juga mempunyai peranan yang penting. Jika kita mengatakan, "Yesus adalah Tuhan," dengan biasa-biasa saja, nada suara yang datar, maka murid kita pun bisa mendengar dan merasakannya. Mereka tidak akan bisa menggabungkan makna yang sesungguhnya dari pesan ini. Kita harus memperhatikan secara terus-menerus bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan apa yang kita katakan, tetapi bagaimana kita menyampaikannya.

2. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh setiap orang.

Kata-kata yang kita gunakan adalah simbol-simbol; kita mengambilnya untuk mewakili benda-benda dan ide-ide. Dalam komunikasi sehari-hari, setiap manusia memiliki persepsi/konotasi tersendiri terhadap setiap kata yang diucapkan atau didengarkan. Kita harus mengakui fakta ini dalam komunikasi kita sehari-hari. Dalam mengajar, seorang guru pun harus memperhatikan fakta tersebut karena kita membawa pengalaman dan interpretasi pribadi kita dalam kata-kata yang kita gunakan, bahkan seringkali kita menggunakan istilah-istilah yang belum tentu dipahami oleh murid- murid kita.

Contohnya ketika saya mengatakan bahwa Tuhan itu seperti seorang ayah. Pernyataan ini benar jika seorang pendidik juga memiliki anggapan yang akurat terhadap peran seorang ayah dan mengetahui bagaimana seorang ayah itu bertindak. Tuhan seperti seorang ayah. Tetapi bagaimana jika saya mengatakan hal itu kepada seorang anak yang ayahnya pulang dalam keadaan mabuk dan sering memukulinya? Tuhan sebenarnya tidak sama dengan ayah seperti itu. Seperti yang Anda lihat, kita tidak bisa menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya kepada pendengar kita karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menginterpretasikan kata yang sama. Jadi selain mengakui pentingnya dan dampak dari perubahan nada suara, kita juga harus pintar-pintar memilih kata-kata yang dapat dipahami secara universal dan tidak menimbulkan konotasi yang terlalu besar bagi seseorang.

3. Gunakan bahasa tubuh yang baik.

Kapan pun kita berkomunikasi, kita tidak hanya menyampaikan kata-kata atau suara dari kata-kata atau kalimat tersebut. Bahasa tubuh adalah satu istilah yang telah digunakan untuk mengekspresikan suatu bentuk komunikasi yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Telitilah dua orang yang terlibat dalam suatu komunikasi. Biasanya mereka menggunakan gerakan isyarat, sikap tubuh, dan berbagai teknik fisik lainnya untuk menguatkan dan menginterpretasikan kata-kata mereka. Para guru juga menggunakan bahasa tubuh, meskipun beberapa diantara mereka tidak menyadari hal itu.

Seringkali, dengan memperhatikan cara guru Sekolah Minggu memulai kelasnya, seseorang bisa menilai apakah guru tersebut senang berada di kelasnya. Sikap tubuh dan posisi yang dia gunakan ketika mengajar adalah salah satu bagian dari bahasa tubuhnya. Seorang guru yang duduk dalam satu lingkaran bersama dengan murid-muridnya menandakan suatu keinginan untuk berbagi dan berdiskusi bersama-sama dengan murid-muridnya. Sebaliknya, seorang guru yang berdiri di belakang podium, mengenggam erat- erat ujung podium, mengajar muridnya agar duduk dalam barisan yang rapi, mungkin menyampaikan sesuatu yang semuanya berbeda. Dia mungkin akan dirasa sebagai orang yang ingin memegang kendali.

Sebagai kesimpulannya, cara guru dalam berkomunikasi di dalam kelas akan memberikan pengaruh yang penting bagi hasil pengajaran/ pengalaman belajar seorang murid. Melalui ketrampilan kita dalam mengubah nada suara, pemilihan kata-kata yang tepat, dan bahasa tubuh yang baik, seorang guru yang bijaksana akan memodifikasi dan mengembangkan kata-kata yang mereka gunakan untuk mengajar. (Adakalanya, karena saya mengetahui fakta ini, ketika saya kembali dari perjalanan dan menyapa istri saya di bandara, saya akan mengucapkan kembali, "Aku sayang kamu," menggunakan bahasa tubuh dengan cara memeluk Elaine dan menciumnya!)

Seorang guru yang cakap tidak hanya akan mengandalkan seutuhnya kata-kata yang dia gunakan untuk berkomunikasi dengan pendengarnya. Seperti yang kita tekankan pada bagian yang terakhir, mereka juga harus dapat menggabungkan berbagai teknik untuk menguatkan dan mendukung kata-kata yang diucapkan. Teknik ini lebih memberikan penekanan dalam rasa daripada hanya sekedar mendengarkan. Seorang guru yang berbakat mengakui bahwa Tuhan memberi kita panca indera, dan kelima panca indera ini bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Words and Beyond
Judul Buku: 
Make Your Teaching Count!
Pengarang: 
Wesley R. Willis
Halaman: 
57 - 60
Penerbit: 
Victor Books
Kota: 
Illinois
Tahun: 
1986

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar