Seringkali ada satu bentuk aktivitas menulis yang digunakan secara
berlebihan dalam Sekolah Minggu, sedangkan bentuk aktivitas menulis
yang lainnya jarang sekali digunakan. Aktivitas menulis dalam sebuah
proses belajar mengajar yang biasa digunakan dalam Sekolah Minggu
adalah dengan mengajak anak-anak untuk mendengarkan sebuah cerita,
kemudian lembar kerja dibagikan dan anak-anak diminta untuk menulis
jawaban/menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kerja tersebut.
GSM menggunakan banyak usaha agar ASM dapat menulis jawaban dengan
benar, rapi dan pada tempatnya.
Tapi aktivitas menulis yang kreatif, di satu sisi, menantang anak-
anak untuk memikirkan tentang makna pelajaran yang disampaikan dan
bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menulis puisi,
cerita, jurnal, dan naskah adalah aktivitas-aktivitas yang dapat
melibatkan anak-anak dalam proses belajar. Dengan menggunakan bahan-
bahan yang tidak mahal, guru dapat membangkitkan minat anak-anak
pada pelajaran yang disampaikannya, sekaligus menolong anak-anak
untuk melatih dan membentuk kecakapan mereka dalam berkomunikasi.
Para guru yang menggunakan aktivitas menulis kreatif harus menyadari
kemampuan dan minat anak-anak didik mereka. Misalnya ada anak-anak
yang memiliki minat dan mau berpartisipasi namun tidak bisa menulis
dengan lancar, maka mereka dapat menyatakan idenya di depan kelas
ataupun di depan guru. Aktivitas-aktivitas alternatif perlu
disediakan, khususnya bagi anak-anak yang cenderung memilih
aktivitas drama, musik, ataupun seni.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk aktivitas menulis kreatif:
Kalimat Deskripsi
Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat deskripsi
dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan) yang dipasang di kelas. Untuk me-review, anak-anak
dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan
gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak
dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan
memasangkannya dengan foto binatang-binatang yang tersedia.
Doa
Doa tertulis sebaiknya tidak digunakan untuk menunjukkan kepada
ASM bagaimana cara berkomunikasi dengan Allah. Guru sebaiknya
mendorong anak-anak untuk berdoa secara spontan dan komunikatif.
Meskipun demikian, menuliskan doa dapat menolong anak untuk lebih
mengerti permohonan doa yang disampaikan dan mengatur cara
penyampaian idenya. Menulis doa sekaligus juga dapat menolong
anak-anak untuk mengetahui bagaimana Allah menjawab doa-doa
mereka.
Koran/Majalah
Proyek favorit untuk anak-anak usia Sekolah Dasar adalah membuat
berita (seperti di koran) tentang satu peristiwa dalam sejarah
Alkitab. Guru dapat menyediakan "foto-foto" untuk anak-anak yang
lebih menyukai aktivitas seni. Penulisan laporan yang ringkas dan
tepat membutuhkan seorang reporter untuk menyeleksi peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi, mengetahui peran dari karakter-
karakter yang terlibat, dan menuliskan beritanya sehingga dapat
menampilkan satu edisi "Koran/Majalah Sekolah Minggu".
Untuk lebih memahami jangkauan dan urutan peristiwa yang terjadi
dalam kitab Keluaran, anak-anak dapat membuat berita tentang
tulah-tulah dan bagaimana bangsa Israel bersiap-siap untuk
meninggalkan Mesir. Kolom-kolom yang ada dapat juga diisi
wawancara dengan Firaun dan Musa, misalnya.
Puisi
Beberapa anak suka untuk menulis puisi karena menyukai ritmenya,
sedangkan anak-anak lain enggan untuk membuat puisi apapun
bentuknya. Guru dapat menyediakan berbagai bentuk puisi untuk
menunjukkan kepada anak-anak bahwa membuat puisi itu mudah dan
menyenangkan untuk mengekspresikan perasaan dan ide pikiran.
Untuk mengekspresikan perasaan mereka tentang ciptaan-ciptaan
Allah dalam setiap musim, anak-anak dapat diberi tugas untuk
menuliskan tentang musim-musim tersebut. Lalu mereka dapat
menggabungkan hasil tulisannya dalam sebuah buku dan disharingkan
di kelas.
Drama Pendek
Naskah dibuat untuk melakonkan peristiwa-peristiwa baik yang ada
di Alkitab atau pengalaman-pengalaman sehari-hari yang
mengilustrasikan tentang kebenaran Alkitab. Naskah drama itu
dapat dimainkan oleh anak-anak ataupun boneka. Untuk menulis
naskah drama, seorang penulis harus memiliki pemahaman yang benar
tentang cerita yang akan didramakan dan dapat membayangkan
dirinya dalam peran-peran setiap karakternya.
Sekelompok anak dapat didorong untuk menulis kembali peristiwa-
peristiwa dalam Alkitab dengan mengambil setting kontemporer.
Latihan ini dapat menolong mereka untuk lebih memahami, misalnya
status sosial orang Samaria dalam cerita "Orang Samaria yang Baik
Hati." Setiap orang yang lewat dalam cerita itu dapat digantikan
dengan karakter yang paralel di jaman modern ini.
Jurnal/Diary
Ada dua cara untuk membuat sebuah proyek jurnal (buku harian).
Pertama adalah metode yang digunakan untuk mendorong anak-anak
mengingat tentang pelajaran-pelajaran dari Alkitab yang telah
mereka terima dan bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Metode kedua adalah menuliskan jurnal seolah-olah
dia menjadi "saksi mata" yang juga mengalami peristiwa-peristiwa
yang terjadi Alkitab. Laporan-laporan dari peristiwa di Alkitab
dapat juga ditulis dalam bentuk surat ataupun postcard.
Anak-anak dapat membayangkan, misalnya waktu mereka turut hadir
saat Yesus memberi makan orang banyak. Biarkan mereka menulis di
postcard untuk menceritakan peristiwa itu dan dilengkapi dengan
"gambar peristiwa itu" di sebalik postcard itu.
Aktivitas menulis yang kebanyakan dilakukan anak-anak di Sekolah
Minggu tidak lebih dari aktivitas meniru tulisan yang membosankan
dan membuat kesibukan untuk anak-anak. Anak-anak perlu dilatih untuk
menulis secara kreatif dan bagaimana menggunakan medium ini
(tulisan) untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka tentang
segala sesuatu yang telah mereka pelajari.