>Saya pikir kunjungan anak masih sangat relevan dengan kondisi >sekarang. Hal ini bisa menyebabkan beberapa hal: >1. Anak yang dikunjungi merasa mendapat perhatian dari GSM dan > membuat anak lebih semangat. >2. Orang tua akan lebih memberikan perhatian dan lebih mendorong > anaknya untuk datang ke SM. >3. (Secara implisit) kita mengatakan pada orang tua ASM, bahwa kita > (yang notabene bukan keluarganya) memperhatikan pertumbuhan > keimanan anaknya. Karena terus terang ada ortu ASM yang kurang > perhatian dan menganggap pertumbuhan iman anak adalah tanggung > jawab GSM dan guru agama di sekolahnya. Hal ini benar terjadi > dan kami ketahui dari angket yang kami (GSM) sebarkan untuk > diisi oleh Ortu ASM. >Inti dari kunjungan, sebenarnya adalah "PERHATIAN". Dari perhatian >bisa berdampak banyak, sebagai contoh adalah 3 hal di atas. >Mengenai mengunjungi ASM yang ortu-nya belum Kristen, saya sendiri >belum pernah menghadapi, tapi pernah ada seorang anak yang baru, >tinggal dengan Kakek-Neneknya (krn kedua ortu-nya dinas ke luar >kota untuk waktu bulanan). Si nenek (yg bukan Kristen) bingung >karena si cucu (yang kedua ortu-nya memang Kristen) minta ke SM. >Akhirnya si nenek dengan segala ketidaktahuannya mengajak si anak >ke Gereja kami. Di luar dugaan, setelah melihat kegiatan ASM di >Gereja kami, tanggapan si nenek akan keberadaan SM sungguh positif. >Dia tidak pernah menghalangi, bahkan mengantar si cucu ke SM setiap >minggu. >Dari cerita di atas, mungkin kunjungan kita ke ASM yang ortu-nya >belum Kristen, bisa jadi akan mendapat tanggapan positif dari ortu. >Selain itu, saya pikir, ini juga suatu jalan untuk bersaksi kepada >keluarga si ASM. > >God Bless, >JONATHAN
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK