Kalau seorang anak kecil demikian asyiknya mencuci piring, jangan selalu Anda kira ia sedang membuat piring atau gelas benar-benar bersih. Anak itu lebih asyik dengan gelembung atau busa sabun serta gelas-gelasnya yang begitu saja tenggelam dan hilang dalam air. Sama halnya kalau si kecil bekerja dengan pipa selang air. Lebih banyak air yang tersembur-sembur keluar daripada yang menyiram ke tanaman. Si anak kemudian akan berpikir, bagaimana air itu bisa memancar sampai begitu jauh? Apa yang membuatnya demikian? Baginya, hal ini merupakan sesuatu yang perlu diselidiki lebih lanjut. Di lain pihak ia merasa bangga, dengan hanya memencet sebagian dari mulut selangnya, pancaran air jadi semakin deras dan jauh. Dengan kemampuan semacam ini, perasaan anak berkembang. Dan ini sebaiknya kita rangsang lagi dengan mengajaknya melakukan berbagai tugas kecil.
Memang tidak dapat disangkal lagi, bahwa pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan sehari-hari, sangat banyak ragamnya. Dari mulai mencuci pakaian, menyetrika, membersihkan rumah, memasak serta menyediakan makanan sampai mencuci piring, semuanya menyita banyak waktu. Karena itu jika semua pekerjaan ini dikerjakan seorang diri, mungkin akan baru selesai larut malam. Walaupun sudah ditolong dengan adanya alat rumah tangga listrik, tetap saja tugas-tugas rutin ini baru dapat diselesaikan, paling tidak lebih dari delapan jam. Berdasarkan kenyataan ini, masuk akallah jika pekerjaan ini tidak mungkin dapat kita selesaikan sendiri. Tentu akan lain jadinya jika setiap anggota keluarga mau turun tangan untuk membantu meringankan beban Anda semua. Pekerjaan mungkin dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat, dan Anda masih mempunyai waktu untuk beristirahat.
Pada dasarnya hampir semua jenis pekerjaan di dalam rumah dapat dilakukan anak, kecuali tentu saja yang berbahaya. Anda bisa menimbang sendiri pekerjaan apa saja yang boleh dikerjakannya. Kemudian perlu diperhatikan bahwa pemberian tugas ini sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak. Semakin tua usia anak, semakin mampu ia mengerjakan pekerjaan yang lebih sukar. Hal ini berarti anak yang masih kecil sebaiknya jangan diberi tugas yang berbahaya baginya, misalnya untuk anak tiga tahun tugas mencuci piring tidaklah tepat, karena ada kemungkinan piring akan tergelincir dan pecah. Pecahannya bisa melukai, sehingga menjadi cidera. Tugas ini lebih cocok jika diberikan kepada anak yang lebih besar, misalnya 11-12 tahun. Anak sudah mampu lebih berhati-hati dan ia pun sudah lebih trampil.
Pada tahap permulaan, latihan-latihan yang bisa dilakukan anak adalah membereskan alat permainan sesudah mereka puas bermain. Setelah anak agak besar, ia bisa diajarkan jenis pekerjaan yang agak sulit seperti membantu ibu membereskan rumah, misalnya merapikan tempat tidur, menyapu lantai, melap kaca dan lain-lain. Juga ia bisa dibiasakan untuk selalu menyimpan baju kotor langsung ke keranjang cucian.
Menurut para pendidik dan psikolog, banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan memberikan tugas, berupa pekerjaan rumah- tangga kepada anak. Pertama-tama adalah latihan 'mengingat', misalnya saja setiap bangun tidur anak diwajibkan untuk melipat selimut dan membereskan tempat tidur. Atau bisa juga diberi tugas untuk memberi makan binatang peliharaan. Pada mulanya mungkin ia harus diingatkan setiap hari, tetapi lama-kelamaan ia dengan otomatis akan menyelesaikan tugasnya. Di samping itu pemberian tugas kepada anak di samping dapat meringankan beban Anda juga secara tidak langsung menolong anak untuk melatih diri dalam bertanggung jawab dan bergotong-royong.
Pada umumnya anak belum sepenuhnya mengerti bahwa setiap orang itu harus melakukan sesuatu yang ada manfaatnya. Tetapi satu hal yang dituntutnya dari diri sendiri, pekerjaan sekecil apa pun yang sudah dimulainya harus diselesaikannya sendiri. Hal ini hampir-hampir bisa disebut sebagai rasa tanggung jawab akan tugas yang mulai timbul pada seorang anak. Kebebasan seperti yang dialaminya dulu, yang bersifat main-main dan asal sibuk, lambat laun menghilang dan berganti dengan kesungguhan. Artinya anak telah siap untuk melaksanakan tugas-tugas kecilnya atau bekerja dengan bermacam-macam alat dan bahan sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Selanjutnya dalam hal mengatur pembagian kerja, terkadang dijumpai kesulitan. Pekerjaan dalam rumah tangga memang beraneka ragam. Ada yang menarik untuk anak-anak; tetapi banyak juga yang membosankan.
Karena ada pekerjaan yang agak menarik dan ada yang kurang disukai, pembagian tugas perlu dilakukan dengan hati-hati. Kalau pembagian kurang adil, bisa-bisa nanti ada yang menerima tugasnya dengan marah-marah. Agar pembagian tugas dirasa adil, ada orang tua yang memberi tugas secara bergilir. Misalnya minggu ini anak yang tertua tugasnya menyapu halaman. Minggu berikutnya ia bertukaran tugas dengan si adik yang biasanya menyirami tanaman di kebun.
Untuk merangsang anak bekerja, ada orang tua yang memberi upah berupa kue atau uang. Tetapi rasanya lebih baik bila Anda meniru beberapa orang tua lainnya yang berusaha untuk menciptakan suasana bermain. Misalnya dengan mengatakan "Ayo, siapa yang lebih dulu selesai membereskan kamar?" Cara ini kelihatannya lebih berhasil daripada bila orang tua memerintah anak-anak dengan cara yang kaku. Anak-anak yang masih kecil itu belum begitu merasakan "sakitnya" mata melihat ruangan yang tidak rapi, dan juga belum terbiasa dengan pekerjaan semacam itu. Karenanya, orang tua tidak perlu berharap terlalu banyak dari mereka.
Suatu kenyataan, kebanyakan orang tua cenderung untuk melibatkan anak perempuan saja dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Bagaimana pun juga hal ini sangat disayangkan, karena pada kurun usia 2-4 tahun justru dasar rasa tanggung jawab dan penyesuaian diri sedang tumbuh. Bila anak sejak kecil terbiasa dilibatkan dalam pekerjaan rumah tangga, kelak dapat diharapkan ia akan tumbuh jadi orang yang bertanggung jawab dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi. Karena itu, berikan pada anak, baik yang laki-laki maupun perempuan, tugas-tugas kecil yang menjadi tanggung jawabnya sendiri. Anak akan menerimanya dengan wajar dan senang, sedangkan orang tua akan merasa kagum tentang betapa banyaknya hal-hal yang dapat dipelajari anak-anak mereka. Dan yang paling penting dari semuanya adalah penghargaan orang tua atas itikad baik si anak.
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK