Masalah yang seringkali dihadapi Sekolah Minggu bukanlah perlu atau
tidak perlu menggunakan kurikulum, melainkan bagaimana caranya
memilih kurikulum yang baik.
A. Ciri-Ciri Kurikulum yang Baik
Memiliki pandangan yang benar tentang Alkitab
Kelemahan yang seringkali terdapat dalam kurikulum pelajaran untuk
anak ialah pelajaran tersebut disusun agar murid memberi respons
dengan "kelakukan baik", tetapi bukan respons yang dituntut oleh
bagian Alkitab yang dipelajarinya tersebut.
Kelemahan lainnya adalah si Penulis mungkin telah terlebih dulu
membuat peraturan mengenai kelakuan baik tertentu, baru kemudian
mencari ayat-ayat atau cerita Alkitab yang "mendukung". Tetapi cara
seperti ini tidaklah tepat. Ajaran yang demikian mengaburkan
pandangan guru dan murid mengenai Allah yang menyatakan diriNya dan
yang menghendaki manusia memberi respons kepadaNya, bukan sekedar
soal mentaati peraturan saja.
Bisa juga terjadi Penulis hanya bertujuan menyampaikan informasi
belaka tentang kisah Alkitab (sejarah, data-data, angka, nama,
tempat, dsb.) tanpa mengharapkan respons dari anak.
Kurikulum yang baik seharusnya mampu menyajikan materi sedemikian
rupa sehingga guru dibantu untuk membawa murid "berhadapan" dengan
Allah serta mengarahkan anak memberi respons yang positif terhadap
berita Firman Tuhan yang disampaikannya.
"Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam
Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab
tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."
(2 Petrus 1:20-21)
Memiliki konsep yang kreatif mengenai soal mengajarkan Alkitab
Kurikulum yang baik disusun untuk meningkatkan pengertian para murid
mengenai isi Alkitab. Dalam kurikulum yang baik, penerapannya
bersifat fleksibel, dimana para murid diajak untuk ikut ambil bagian
sebanyak mungkin dan mereka dibimbing untuk mencari sendiri
implikasi dari kebenaran Alkitab itu untuk kehidupan pribadinya.
Salah satu "tanda" kurikulum yang baik adalah timbulnya kesenangan
belajar secara aktif pada anak.
B. Bagaimana Guru Dapat Menggunakan Kurikulum dengan Efektif?
Sebaik apapun sebuah kurikulum, tidak akan banyak gunanya bila tidak
dimanfaatkan secara benar oleh seorang guru. Sebaliknya, guru yang
kreatif akan dapat memanfaatkan kurikulum atau menyesuaikan bahan-
bahan dari kurikulum tersebut sesuai dengan konteks dan kondisi anak
yang sedang dilayaninya.
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah keberanian
untuk BEBAS bertindak di luar materi kurikulum. Seringkali apa yang
terjadi di dalam kelas (situasi, kondisi anak, lingkungan, dsb.)
berada di luar rencana dan tidak dapat diramalkan sebelumnya (bahkan
oleh Penyusun Kurikulum yang paling kompeten sekali pun), sehingga
guru harus peka akan pimpinan Roh Kudus. Bila perlu, guru dapat
mempersingkat, menambah, atau bahkan meniadakan bagian pelajaran
yang sudah direncanakannya tersebut.
Jadi, untuk dapat menggunakan kurikulum secara efektif, guru harus
mempersiapkan diri dalam beberapa hal di bawah ini:
Pandangan secara keseluruhan mengenai materi
Guru harus menguasai materi keseluruhan secara utuh, sehingga
tahu apa yang sebenarnya diharapkan dari penyampaian materi
tersebut. Hal ini akan sangat membantu saat Guru harus memutuskan
bagian mana yang perlu mengalami perubahan, pemotongan, dsb.
Sasaran akhir yang ingin dicapai
Guru harus jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai dari proses
belajar mengajar yang telah disiapkannya. Sehingga bila terjadi
perubahan di tengah proses tersebut, tujuan akhir tetap dapat
dicapai.
Fleksibel - spontanitas
Guru perlu merasa bebas untuk menyesuaikan dan mengubah
rencananya sebagai tanggapan akan perkembangan yang terjadi di
kelasnya. Yang penting adalah anak dapat dibimbing untuk memberi
respons pada Allah, yang sudah berbicara pada mereka melalui
FirmanNya. Fleksibilitas dan Spontanitas adalah kunci
keberhasilan guru dalam menerapkan kurikulum secara tepat guna di
dalam kelas.
Kurikulum, sebaik apa pun, sebaiknya tetap dipandang sebagai
"penolong" guru dalam menyampaikan pengajaran Firman Tuhan. Setiap
guru hendaknya memiliki pandangan yang sehat terhadap bahan
pelajaran yang disajikan dalam kurikulum: menghargainya sebagai
petunjuk dalam mengajar, memanfaatkannya untuk memperoleh ide-ide
kreatif dalam menyampaikan Firman Tuhan, menggunakan berbagai usulan
metode/pendekatan serta berbagai alat peraga yang disediakan, TAPI
tidak perlu melihatnya sebagai suatu pola yang harus diikuti dengan
ketat.
C. Kesimpulan
Kurikulum yang diterbitkan oleh gereja, lembaga Kristen, maupun
perorangan mana pun, masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan
sendiri. Tidak ada bahan kurikulum yang sempurna. Yang perlu dalam
hal ini adalah fleksibilitas dan kreatifitas Guru Sekolah Minggu
yang memakainya supaya dapat menyesuaikan bahan kurikulum dengan
situasi gereja dan kebutuhan murid. Bila seorang guru terbuka dan
peka akan bimbingan Roh Kudus, maka ia akan menerima inspirasi dan
kuasa ilahi untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung
jawab.